Menikahi Pria Misterius

Jangan Berbicara Sembarangan



Jangan Berbicara Sembarangan

0Di dalam ruangan, Mo Yaoxiong sedang duduk sambil melihat ponselnya. Dia terkejut ketika pintu kamar tiba-tiba didorong terbuka dengan keras.     
0

Wajah Mo Yaoxiong jadi serius ketika melihat Mo Weiyi masuk, "Weiyi, kenapa kamu tidak mengetuk pintu dulu?"     

"Ayah, apa ayah baik-baik saja?" Mo Weiyi memegang tongkat yang dipakai ayahnya dengan ekspresi khawatir di wajahnya.     

"Ayah baik-baik saja."     

Ada perban di dahi Mo Yaoxiong, sepertinya ayahnya hanya mengalami luka goresan saja.     

Mo Weiyi memeriksa seluruh tubuh ayahnya, akhirnya menghela nafas lega dan duduk di sofa di samping ayahnya, "Apa yang terjadi? Bagaimana kalian bisa kecelakaan?"     

Mo Yaoxiong menjelaskan, "Hari ini ayah kebetulan ada keperluan ke Jalan Shunyang. Bibimu juga ada kelas di sore ini, jadi ayah sekalian mengantarnya bekerja ke sekolah Wellington. Ketika ayah turun dari mobil, tiba-tiba dari samping ada taksi yang lewat dengan kencang, kemudian bibimu mendorong ayah dan mengakibatkan dia terluka parah."     

"Bibi mendorong ayah?" Mo Weiyi mengerutkan kening, "Kenapa dokter mengatakan kalian masih di dalam mobil saat kecelakaan itu? Dia juga bilang Bibi duduk di belakang, bagaimana dia bisa mendorong ayah?"     

Mo Yaoxiong terkejut.     

"Ayah?"     

"Oh." Mo Yaoxiong terbatuk pelan, "Ada di dalam mobil, aku baru saja berkata, ada di dalam mobil."     

"Di dalam mobil?" Mo Weiyi memiringkan wajahnya, "Lalu bagaimana dia mendorongmu?"     

Mo Yaoxiong dengan gugup menjawab, "Hm, kejadiannya sangat cepat, jadi ayah tidak mengingatnya."     

"Benarkah?" Mo Weiyi menatapnya dengan curiga.     

"Entah kenapa aku merasa ada yang tidak beres." Pikir Mo Weiyi dalam hati.     

"Di mana Yebai?" Mo Yaoxiong tiba-tiba bertanya.     

Mo Weiyi segera menjawab, "Xiaobai mengatakan dia masih ada acara sampai malam. Aku sudah memintanya untuk datang ke sini setelah acara selesai."     

Mo Yaoxiong mengangguk dan bertanya lagi, "Apa kamu bisa menjelaskan kepada ayah mengenai berita tentang dirimu di forum gosip?"     

"Apaan sih, Ayah." Mo Weiyi tidak berharap ayahnya menanyakan hal ini. Dia cemberut dan merasa sedikit bersalah, "Aku hanya bosan di rumah sendirian, jadi aku pergi ke Kota Hai untuk menemui Xiaobai."     

"Ternyata." Kata ayahnya dalam hati.     

"Kakimu belum sembuh total, kenapa kamu malah berkeliaran?" Mo Yaoxiong menegurnya.     

"Selain itu, Yebai pergi ke Kota Hai untuk bernegosiasi dengan pengembang lokal dan menyelesaikan masalah di sana. Kalau negosiasinya gagal, ini bisa membahayakan dirimu. Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Apa kamu tidak bisa lebih hati-hati? Jangan terus merepotkan Yebai."     

"Kapan aku pernah merepotkannya?" Kata Mo Weiyi tidak terima.     

Dia memang tidak pernah merepotkan Xiao Yebai, selain pada malam harinya ketika tiba-tiba dia merasakan nyeri perut yang luar biasa.     

"Sebagai seorang istri, seharusnya kamu tidak membuntutinya terus menerus. Sudah berapa kali ayah selalu mengingatkanmu tentang hal ini? Sekarang Xiao Yebai adalah Direktur di perusahaan, banyak urusan yang harus dia kerjakan, dia harus berkonsentrasi memberi keputusan untuk perusahaan setiap waktu."     

"Aku tahu, aku tahu." Mo Weiyi tidak bisa menahan untuk menyela ocehan ayahnya, "Apa ayah tidak bosan menegurku terus. Ayah lebih cerewet dibandingkan dengan kakek."     

Setelah beberapa saat, dia berkata lagi, "Besok adalah festival musim gugur, nanti kamu beritahukan Yebai untuk ikut menjenguk bibimu di rumah sakit."     

"Baiklah." Jawab Mo Weiyi.     

…...     

Keesokan harinya saat Festival Musim Gugur yang dinantikan tiba.     

Bagi Orang Tionghoa, Festival Musim Gugur juga dilambangkan untuk berkumpul kembali dengan orang terkasih.     

Mo Weiyi dan Xiao Yebai bergegas menuju ke rumah sakit dengan mobil pagi-pagi sekali.     

Bukan di Rumah Sakit Nan Gong, tapi mereka menuju ke rumah sakit swasta lainnya.     

Mo Weiyi tidak terlalu mempermasalahkannya, meskipun selama bertahun-tahun keluarga Mo selalu menjadi pelanggan setia Rumah Sakit Nan Gong.     

Ketika mereka sampai di rumah sakit itu, mereka melihat mobil Mo Yaoxiong sudah ada di parkiran.     

Kemudian mereka bertiga masuk ke ruang kamar inap dan melihat bibinya sendirian di dalam kamar. Mo Weiyi bertanya, "Bibi, di mana Yunyao?"     

Xu Jing berkata sambil tersenyum, "Dia pulang dengan pacarnya kemarin."     

Meskipun bibinya terluka, tapi dia terlihat baik-baik saja.     

"Bukankah pacarnya berasal dari Nancheng?"     

"Tidak." Xu Jing berpikir sejenak, "Sepertinya dari Chuancheng."     

"Oh."     

Ketika mereka sedang berbincang, Xiao Yebai keluar untuk menjawab telepon.     

Tak lama berselang, seorang dokter datang bersama dua orang perawat.     

Saat mengukur suhu, salah satu perawat bertanya, "Apa ini putri Anda?"     

Xu Jing berkata dengan tergesa-gesa, "Bukan, dia keponakanku."     

"Oh, saya pikir dia putri Anda, dia sangat cantik."     

Mendengar pujian dari perawat, Mo Weiyi tersenyum.     

Kemudian, perawat lain berbicara lagi, "Dokter Liu baru saja memberitahu kami bahwa suami Anda sangat baik kepada Anda. Dia sangat cemas ketika membawa Anda ke rumah sakit kemarin dan memesan kamar rawat inap VIP terbaik untuk Anda."     

Wajah Xu Jing memucat, "Anda salah paham. Dia saudara ipar saya."     

Ekspresi Mo Yaoxiong juga terlihat tegang, Mo Weiyi segera mengerutkan kening.     

Kedua perawat itu sedikit terkejut. Tapi dokter wanita yang bersama mereka dengan cepat meminta maaf, "Maaf, perawat kami suka bergosip dan tidak bisa menjaga mulut mereka. Tolong Jangan marah."     

Xu Jing berkata dengan wajah serius, "Kemarin saya juga sudah pernah menjelaskan. Apakah kalian tidak mendengarnya?"     

"Maafkan saya."     

"Saya benar-benar minta maaf."     

"Saya juga hanya mendengar dari apa yang dikatakan orang lain."     

Ketiga petugas medis itu hanya bisa terus meminta maaf.     

"Kalian tidak boleh berbicara sembarangan." Mo Weiyi sangat marah. Setelah dia mengatakan itu, dia menatap Mo Yaoxiong dengan wajah dingin, "Ayah, aku sudah mengatakan sebelumnya bahwa rumah sakit swasta semacam ini tidak bisa diandalkan. Kenapa ayah membiarkan bibi dirawat di sini? Perawat di sini suka bergosip. Aku rasa ini bukan rumah sakit, tapi pasar."     

Xu Jing menundukkan kepalanya, wajahnya memerah sekaligus pucat bergantian.     

"Sudahlah. Tolong kalian keluar." Mo Yaoxiong memberi perintah dan ketiga tenaga medis itu bergegas pergi dengan peralatan mereka.     

Ketika Xiao Yebai kembali ke kamar, dia mendengar Mo Yaoxiong sedang mencoba menjelaskan, "Kemarin bibimu banyak mengeluarkan darah, aku sangat khawatir, jadi aku sedikit cemas dan berteriak pada dokter, mungkin mereka salah paham karena ayah merasa bertanggung jawab atas kecelakaan mobil itu."     

"Kakak ipar, jangan katakan itu, lukaku tidak serius." Xu Jing memandang Mo Weiyi dengan hati-hati, kemudian dia berbicara dengan nada menyanjung, "Yiyi, jangan marah, ini semua salah bibi. Ayahmu sudah berbaik hati mengantarkan bibi ke sekolah, tapi ternyata malah seperti ini. Kedepannya bibi tidak akan merepotkan ayahmu lagi. Kamu jangan marah ya."     

Mendengar perkataan bibinya yang tulus, Mo Weiyi juga tidak mengatakan apa-apa lagi.     

Itu hanya gosip yang dibuat oleh para perawat itu.     

Dia menganggap ini hanyalah sebuah kejadian kecil.     

...     

Setengah jam kemudian Mo Weiyi berdiri, "Ayah, bibi, kami pulang dulu."     

Kebetulan hari ini Xiao Yebai libur beberapa hari, jadi Mo Weiyi memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan suaminya hanya berduaan saja.     

Mo Yaoxiong mengangguk, "Jangan lupa pulanglah lebih awal untuk makan malam."     

"Baiklah."     

Setelah pasangan muda itu pergi, suasana ruangan menjadi hening untuk beberapa saat.     

Setelah waktu yang lama Mo Yaoxiong yang berbicara lebih dulu, "Kenapa kamu tidak mengatakan pada Dokter Yu bahwa kamu telah menyelamatkanku."     

Xu Jing mengangkat kepalanya, "Kakak ipar, saat itu aku tidak berpikir panjang dan langsung menyelamatkanmu. Kamu sudah berbaik hati mengantarkanku ke sekolah, jadi aku tidak ingin kamu sampai terluka. Jika sampai terjadi sesuatu padamu, aku pasti akan merasa berdosa."     

Mo Yaoxiong menatapnya dengan tatapan tajam, "Tapi kenapa kamu menyembunyikannya?"     

Xu Jing berkata, "Aku tidak ingin kamu merasa berhutang budi padaku karena ini."     

"Bagaimana mungkin?" Mo Yaoxiong menghela nafas, "Xu Xian, kamu sudah seperti adik perempuanku sendiri, dan sekarang kamu sendirian, sudah sewajarnya aku menjagamu sebagaimana mestinya."     

Xu Jing menggelengkan kepalanya, "Kakak ipar, aku menghargai kebaikanmu, tapi aku tidak ingin melukai perasaan Yiyi. Tadi juga kamu sudah melihat sendiri ekspresi wajahnya."     

"Kamu berpikir terlalu berlebihan. Dia memang sudah seperti itu dari dulu sejak kematian ibunya. Aku sudah terbiasa dengan kelakuannya. Kakeknya dan juga Xiao Yebai terlalu memanjakannya, karena itu sifatnya semakin menjadi-jadi."     

Sejak kecelakaan yang dialami ibunya beberapa tahun lalu, Mo Weiyi jadi terus memperhatikan perilaku ayahnya. Setiap kali dia melihat ayahnya dekat dengan wanita lain, dia menjadi sangat gugup dan sering diam-diam menggunakan segala cara untuk menjauhkan wanita-wanita itu. Sejak dia menikah dengan Xiao Yebai dan pindah ke rumahnya sendiri, perlahan-lahan kebiasaan itu mulai menghilang.     

Mo Yaoxiong tahu bahwa sifat Mo Weiyi itu adalah warisan dari ibunya. Tapi Xu Jing adalah adik kandung Xu Xian, ibunya. Dia tidak mungkin salah paham.     

Karena itu, Mo Yaoxiong merasa bahwa Xu Jing terlalu berpikir berlebihan.     

Xu Jing, seorang wanita yang memiliki perasaan lembut, dia selalu memikirkan perasaan orang lain dalam melakukan apapun.     

"Kamu berpikir berlebihan." Mo Yaoxiong berkata lagi, "Weiyi, dia terlalu banyak waktu luang, dia tidak suka belajar, apalagi sekarang kakinya terluka. Setelah kondisi kakinya membaik, aku akan menyuruh Xiao Yebai mengajaknya bekerja di perusahaan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.