Menikahi Pria Misterius

Berlutut Minta Maaf



Berlutut Minta Maaf

0Ji Jie masuk ke kantor Direktur Huo dengan gemetar.     
0

Huo Jingshen sedang duduk dengan raut wajah yang muram, keningnya berkerut, seperti sedang memikirkan sesuatu.     

Akhirnya, Huo Jingshen berkata, "Istriku sedang marah."     

"Hah?" Ji Jie terkejut.     

"Astaga!" Ji Jie berpikir wajah bosnya terlihat muram karena Huo Yuan Group sedang mengalami kebangkrutan dan dia akan dipecat.     

"Hubungan kami sedang tidak baik." Kata Huo Jingsheng, "Apa kau punya saran?"     

Pikiran Ji Jie kembali. Akhirnya dia paham.     

"Ternyata Direktur Huo sedang bertengkar dengan istrinya sampai bibirnya digigit, dan dia malu mengakuinya di depan karyawan lain pada saat di lantai satu tadi."     

Dia segera berkata, "Direktur Huo, wanita sangat menyukai tas. Ada yang mengatakan tas bisa menyembuhkan luka hati wanita."     

"Dia tidak menyukainya."     

Ji Jie segera berkata, "Kalau begitu coba anda beli perhiasan berlian untuk istri anda. Berlian adalah sahabat wanita. Kalau tidak, bagaimana dengan pakaian, sepatu, atau kosmetik. Kebanyakan wanita menyukai itu."     

"Dia tidak menyukai barang-barang itu."     

Beberapa waktu yang lalu, Neneknya membeli banyak pakaian, tas dan sepatu untuk Su Wanwan, tapi Huo Jingshen melihat istrinya tidak terlalu menyukainya.     

Mungkin karena usianya yang masih muda, jadi dia tidak terlalu tertarik dengan barang-barang semacam itu.     

Bahkan saat dia mengenakan kalung giok seharga lebih dari dua puluh juta yuan kepadanya tadi pagi, Su Wanwan sama sekali tidak tersentuh, dia malah menyatakan perang dingin.     

Ji Jie kembali berkata, "Ternyata istri Anda masih polos."     

Laĺu, dia memikirkan ide lain, "Wanita menyukai binatang kecil, kenapa anda tidak... memberi istri Anda anak anjing yang lucu?"     

"Dia paling takut pada anjing."     

Ji Ji terdiam.     

"Astaga!"     

"Istrinya tidak suka perhiasan."     

"Istrinya tidak suka kosmetik, pakaian dan sebagainya."     

"Dia juga paling takut anjing."     

"Nyonya Huo memang wanita yang lain daripada yang lain. Ada jurus terakhir.."     

"Direktur Huo, bagaimana kalau Anda berlutut minta maaf?"     

Huo Jingshen menyipitkan matanya dengan dingin dan menatap Ji Jie dengan tatapan tajam sampai membuatnya cegukan.     

Bagaimana mungkin seorang pria dewasa yang bermartabat dan memiliki harga diri yang tinggi seperti Direktur Huo mau berlutut minta maaf.     

Detik berikutnya.     

"Ji Jie, kembali ke ruanganmu, lalu cari cara untuk meminta maaf kepada seorang wanita," Huo Jingshen berkata dengan tidak sabar, "Kemudian ketik informasi yang kau dapat di PPT."     

Setelah berbicara, dia segera mengeluarkan perintah, "Serahkan kepadaku setelah jam kerja. Sekarang kembalilah ke ruanganmu."     

Ji Jie masih terkejut.     

"Diketik?"     

"Mencari informasi cara meminta maaf?"     

"Bahkan dia minta dibuatkan dalam bentuk PPT!"     

"Supaya Anda tidak perlu susah-susah menulis, kan?"     

Huo Jingshen memandang Ji Jie dan bertanya dengan serius, "Kenapa kamu belum juga keluar?"     

"…Baik."     

…...     

Sementara Ji Jie sedang duduk di ruangannya memeras otak untuk membuat PPT, Su Wanwan juga sedang memeras otaknya untuk menjawab pertanyaan di ruang ujian.     

Hari ini Su Wanwan ujian teori mengemudi tahap 4. Setelah dia lulus ujian ini, dia sudah bisa mendapatkan Surat Izin Mengemudi miliknya sendiri.     

Tapi dia tidak bisa mengerjakan ujian dengan bersemangat karena masih kesal dengan Chu Jingyi.     

Setelah menyelesaikan ujian itu, Su Wanwan yang sedang bosan mulai mengendarai mobil mengelilingi sekitar sekolah. Tak lama kemudian, dia menerima telepon dari Mo Weiyi.     

Putri kecil itu baru saja pulang dari Kota Hai kemarin lusa dan berkata bahwa dia membawakan hadiah untuknya.     

…...     

Setengah jam kemudian, di Vila Li Shui Wan     

Mo Weiyi sedang melakukan perawatan kuku di sebuah ruangan.     

Bibi Zhou yang menemani Mo Weiyi menyerahkan sebuah kotak yang diikat dengan pita merah muda kepada Su Wanwan.     

"Apa ini?" Su Wanwan mengerutkan kening.     

Mo Weiyi tersenyum, "Barang yang berguna untukmu dan Direktur Huo. Barang ini bisa mempererat hubungan kalian sebagai suami istri."     

Su Wanwan langsung membuangnya ketika mendengar itu, "Apa semacam pakaian dalam erotis? Aku tidak mau!"     

"Tidak, tidak, itu jelas bukan pakaian seksi." Mo Weiyi buru-buru menahannya, lalu mengganti topik pembicaraan, "Ada apa dengan kakimu? Apa kau terluka?"     

Su Wanwan melihat ke arah kakinya.     

Itu adalah luka yang dia dapatkan ketika memanjat tembok tadi malam, tembok itu memiliki cukup banyak pecahan kaca di atasnya, dan dia hampir saja terjatuh jika tidak hati-hati.     

Untung hari ini Su Wanwan memakai celana jeans, jadi Mo Weiyi tidak melihat seluruh luka di kakinya, hanya melihatkan dua plester yang terpasang di pergelangan kakinya.     

"Tidak apa-apa, hanya luka goresan."     

Mo Weiyi mengangguk, "Wanwan, ayo perawatan kuku denganku, aku baru saja memulai."     

"Aku tidak mau."     

"Ayolah, kebetulan kau ada di sini. Aku ingin mempercantik dirimu untuk Direktur Huo di Festival Musim Gugur besok."     

Su Wanwan sebenarnya ingin memberitahunya bahwa dalam beberapa hari kedepan, dia akan tinggal di asrama sekolah.     

Tapi dia tahu kalau Mo Weiyi bermulut besar. "Sudahlah."     

…...     

Selama dua jam melakukan perawatan kuku, Su Wanwan sampai ketiduran beberapa kali.     

Dia benar-benar mengagumi Mo Weiyi dalam hal mempercantik diri.     

Misalnya, saat menata rambut, Mo Weiyi bisa duduk menata rambutnya sepanjang hari tanpa makan, minum, atau beranjak dari kursi.     

Belum lagi perawatan tubuh sehari-hari dari ujung rambut hingga ujung kaki, berbagai persiapan sebelum keluar, memilih pakaian, perhiasan dan lainnya...     

Setiap hari gadis ini selalu pergi ke spa, mandi uap, pijat dan berbagai perawatan lainnya.     

Bagaimanapun, dia adalah seorang tuan putri, dia sudah dimanjakan sejak kecil.     

Setelah Su Wanwan pergi, Mo Weiyi juga berdiri dan pulang ke rumahnya.     

Siapa yang mengira ketika dia masuk halaman Vila Keluarga Mo, dia melihat dokter keluarga bergegas keluar dari vila.     

"Dokter Yu, bukankah kakek sudah sehat?"     

"Bukan." Dokter Yu berkata, "Tuan Mo yang terluka."     

"Ayahku terluka? Apa yang terjadi? Apa lukanya serius?"     

"Eh, tidak terlalu serius, hanya saja..." Dokter Yu ragu-ragu.     

"Sebenarnya apa yang terjadi? Cepat katakan!"     

Dokter Yu tidak punya pilihan selain mengatakan, "Nyonya Xu yang terluka lebih parah dan dia masih di rumah sakit."     

"Bibiku? Bagaimana dia bisa terluka?"     

Dr. Yu berkata dengan jujur, "Saat Tuan Mo dan Nyonya Xu bepergian dengan mobil, Nyonya Xu sedang duduk di kursi kanan belakang, dan tiba-tiba sebuah mobil tiba-tiba menabrak dari seberang jalan, sehingga Nyonya Xu mengalami patah tulang di bagian tangan kanannya."     

Tanpa pikir panjang Mo Weiyi bergegas masuk ke dalam rumah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.