Menikahi Pria Misterius

Nyonya Huo



Nyonya Huo

0Karena mereka sudah pernah datang ke salon ini, jadi manajer salon mengantar mereka masuk ke ruangan VIP.     
0

Su Wanwan mulai dilayani dengan baik dari keramas, menata rambut, merawat kulit hingga merias wajah.     

Su Wanwan melihat penampilannya di cermin dan merasa puas.     

"Bagus."     

Dia hampir tidak mengenali dirinya sendiri dalam riasan di wajahnya ini.     

"Tuan Huo, riasannya sudah selesai, bagaimana menurut Anda?" Tanya ​​Penata rias yang menangani Su Wanwan.     

Huo Jingshen datang dan berdiri di belakangnya.     

Su Wanwan melihatnya dari cermin.     

Rambut Huo Jingshen sudah selesai ditata.     

Merias seorang pria lebih simpel dibandingkan dengan mendandani wanita. Hanya dengan mengenakan kemeja putih dengan jas hitam di bagian luar, dia sudah terlihat tampan dan elegan.     

"Riasannya terlalu tebal." Kata Huo Jingshen.     

Ekspresi wajah Su Wanwan berubah serius, "Apa maksudmu?"     

Huo Jingshen tersenyum lalu meletakkan tangan di bahu istrinya, "Aku lebih suka melihat istriku tanpa riasan sama sekali, terlihat lebih cantik."     

Su Wanwan terlihat kesal dan segera bertanya, "Maksudmu aku tidak cantik dengan dandananku sekarang ini?"     

Kenyataannya Su Wanwan memang memiliki kecantikan yang natural, itulah kenapa dia terlihat lebih cantik tanpa riasan apa pun.     

Dan kebanyakan pria menyukai wanita yang tidak menggunakan riasan di wajahnya.     

Karena wanita yang tidak memakai riasan di wajahnya justru memberi daya tarik sendiri bagi pria. Itulah titik lemah seorang pria.     

Tentu saja Su Wanwan tidak memahami maksud Huo Jingshen. Ketika penata rias hendak menghapus riasannya, Su Wanwan menahannya, "Tidak perlu."     

Su Wanwan memelototi Huo Jingshen sambil berkata, "Riasan ini sudah bagus, jangan dihapus."     

Huo Jingshen masih dipelototi oleh istrinya sendiri tanpa rasa bersalah.     

Entah kenapa dia merasa istrinya tidak mempedulikannya?     

Proses berikutnya adalah memilih gaun, perhiasan dan sepatu.     

Seorang asisten masuk dengan membawa beberapa kotak.     

Setelah dibuka, di dalamnya ada berbagai ada gaun, sepatu kristal hak tinggi dan satu set perhiasan mutiara.     

Su Wanwan memperhatikan gaun itu.     

Gaun berwarna kuning angsa muda dengan lapisan kain tile yang memancarkan kilauan di bawah cahaya lampu dan didesain agar wanita yang memakainya terlihat semakin anggun.     

"Nyonya Huo, gaun ini telah disesuaikan dengan ukuran Anda. Warnanya sangat cocok dengan riasan anda hari ini. Gayanya sederhana dan elegan, sangat cocok untuk acara pesta ulang tahun."     

Tapi Su Wanwan bertanya, "Apa ada gaun lain? Warna yang lebih cerah."     

"Ada beberapa." Penata gaya itu mengangguk dengan tergesa-gesa, "Direktur Huo sudah memilih beberapa stel gaun yang dibuat khusus untuk Anda, tapi gaun ini yang paling cocok dengan riasan Anda."     

"Aku ingin memakai gaun warna merah, apa kamu memilikinya?"     

"Ada, tapi..."     

"Kalau begitu aku ingin gaun warna merah."     

Huo Jingshen dan penata gaya langsung terhenyak sesaat.     

Sedetik kemudian, Huo Jingshen berbicara lagi, "Turuti permintaan Nyonya Huo."     

Baru pada saat itulah, Nyonya Huo tersenyum puas.     

"Bagaimanapun, hari ini adalah pesta ulang tahun Tuan Chu. Sebagai seorang cucu, pasti Chu Jingyi juga hadir di pesta itu."     

Hal pertama yang pasti bisa membuat saingan cinta merasa terkalahkan adalah dari penampilan, oleh karena itu hari ini dia harus menang dari segi penampilan.     

**     

Jam menunjukan pukul tujuh malam.     

Begitu Huo Jingshen membawa Su Wanwan ke ruang perjamuan, dia langsung menarik perhatian banyak orang.     

Alasan pertama orang-orang terkejut adalah karena ini pertama kalinya Huo Jingshen menghadiri acara publik semacam ini sejak dia kembali ke Cina, dan dia hadir bersama istrinya yang misterius.     

Alasan kedua adalah penampilan Su Wanwan hari ini sangat mempesona. Dia mengenakan setelan rok lipit berwarna merah. Warna merah itu cocok dengannya. Dia terlihat anggun dalam balutan atasan yang elastis dan menunjukkan tubuh serta bawahan rok lipit dan ikat pinggang kecil.     

Kulit Su Wanwan seputih salju, wajahnya yang cantik dengan riasan halus sangat cocok dengan busana merah yang dia kenakan, ditambah dengan tahi lalat sebagai pemanis.     

Penampilan Su Wanwan yang cantik dengan kulit putihnya membuatnya lebih percaya diri bersanding di samping suaminya.     

Penampilan sepasang suami istri yang tampan dan cantik ini menarik perhatian semua tamu yang hadir.     

Xing Siqing yang sedang berbicara dengan saudara perempuannya tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka, raut wajahnya langsung berubah.     

"Si jalang sialan!"     

Hari ini adalah pesta ulang tahun Tuan Chu. Siapa yang tidak tahu bahwa keluarga Chu adalah keluarga terpelajar yang terkenal di Kota Nan. Tamu hari ini bukan hanya dihadiri oleh kerabat dan teman dari beberapa keluarga besar, tapi juga selebritas dan tamu terhormat dari dunia sastra dan akademisi.     

Para tamu wanita yang hadir di tempat ini berasal dari kalangan atas yang sangat menjunjung tinggi kesopanan, kesederhanaan dan pengendalian diri. Gaun yang dikenakan harus simpel tapi elegan dan bermartabat.     

Sedangkan Su Wanwan justru memakai busana merah dan menebar senyuman. "Dia pasti hanya ingin pamer!"     

"Siqing, bukankah mereka kakak dan kakak iparmu?" Tanya seorang teman.     

"Apa dia kira dengan berdandan seperti itu, dia bisa berubah menjadi wanita dari kalangan atas? Apalagi dia tidak pintar memilih busana yang cocok untuk pesta ini." Xing Siqing menggertakkan giginya, "Busana yang dia gunakan seperti seorang pelacur, dan dia menebar senyuman, sungguh dia memalukan keluarga Huo!"     

Setelah dia berbicara, suasana di ruang perjamuan menjadi sunyi.     

Xing Siqing memalingkan wajahnya dan melihat keberadaan Chu Jingyi yang berdiri di depan sofa dan menatapnya.     

Dia melihat ternyata Chu Jingyi juga mengenakan gaun berwarna merah.     

Wajah Xing Siqing langsung memucat karena ketakutan, dan dia langsung berdiri, "Jing… Kak Jingyi, maafkan aku, aku bukan sedang membicarakanmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.