Menikahi Pria Misterius

Diserang Wanita



Diserang Wanita

0"Kenapa?" Xu Rui bertanya dengan geram.     
0

"Aku..." Qu Yunyao menggertakkan giginya dan setelah waktu yang lama, dia berkata, "Kalau kamu menemuinya sekarang, bukankah justru bisa menggagalkan rencana yang sudah kita buat?"     

Xu Rui terdiam.     

Tapi rupanya, Qu Yunyao berhasil membujuk pacarnya itu.     

Qu Yunyao melanjutkan ucapannya, "Kakak sepupuku tiba-tiba datang. Untuk berjaga-jaga, kita harus pergi besok pagi."     

"Kenapa?"     

"Kakak sepupuku akan curiga. Jika dia tahu bahwa kita juga tinggal di hotel ini, dia akan curiga. Lebih baik kita pulang ke Kota Nan dulu, dan kalau kakak iparku sudah pulang ke Kota Nan, barulah aku akan mencarinya untuk negosiasi masalah investasi film dengannya."     

Xu Rui menatapnya lama, lalu mulai berkata, "Yaoyao, aku tidak ingin kamu mengorbankan dirimu seperti ini."     

"Jadi, apa kamu membenciku sekarang?" Qu Yunyao segera bertanya balik.     

"Aku tidak membencimu."     

Qu Yunyao melepaskan tangannya, "Xu Rui, aku melakukan semua ini demi dirimu, dan demi masa depan kita, jika bukan untuk keberhasilan film yang kau buat, apa mungkin aku akan mengambil resiko seperti ini? Jika saja kamu menjawab telepon tadi malam dan pergi menjemputku, apa hal itu akan terjadi padaku? Apa kamu tahu bahwa tadi malam adalah pengalaman pertamaku, tapi sekaligus pengalaman paling buruk bagiku. Sebenarnya setelah filmmu berhasil rilis, aku berencana memberikan diriku kepadamu. Tapi sekarang aku…"     

Qu Yunyao menundukkan kepalanya, dan mulai terdengar isak tangis, dia terlihat sungguh terluka.     

Xu Rui buru-buru menjelaskan kepadanya, "Yaoyao, saat kamu menghubungiku, aku sedang mandi. Dan saat aku menelponmu kembali, kamu tidak bisa dihubungi..."     

"Jadi kamu hanya tidur di kamarmu dengan tenang? Apa kamu tidak mengkhawatirkan pacarmu sama sekali?" Qu Yunyao memotongnya dan bertanya dengan tajam dengan matanya merah.     

Xu Rui langsung merasa malu, dia menundukkan kepalanya, "Yaoyao, ini semua salahku."     

Qu Yunyao menyela lagi, "Jika kamu pikir aku kotor, aku tidak layak untukmu, aku juga tidak tahu harus berkata apa lagi. Kita putus saja."     

"Bukan itu maksudku." Xu Rui melangkah maju dan memeluk Qu Yunyao, "Yaoyao, aku merasa kasihan padamu, aku merasa sangat bersalah, maafkan aku, ini semua salahku."     

"Jangan katakan itu." Qu Yunyao menutup bibirnya, tapi diam-diam menghela nafas lega dalam hatinya.     

Apa yang dia inginkan adalah rasa bersalah dari Xu Rui.     

Dia ingin Xu Rui beranggapan kejadian yang menimpanya adalah kesalahannya, sehingga pria ini akan merasa berhutang budi kepadanya.     

"Kamu sudah menyadari bahwa aku melakukan semua ini untukmu, bagiku itu sudah cukup. Xu Rui, aku mencintaimu."     

Xu Rui tersentuh dan semakin memeluknya erat-erat sambil berkata, "Yaoyao, aku juga mencintaimu."     

....     

Keesokan harinya.     

Pagi-pagi sekali Rong An menerima telepon dan langsung bergegas ke kamar rawat inap rumah sakit.     

Mo Wei masih tidur.     

Di luar kamar, ekspresi Xiao Yebai terlihat dingin, "Jangan memberinya es krim lagi."     

Rong An menunduk, "Baik tuan, ini salah saya."     

Sebenarnya, dia juga tidak berdaya, dia tidak bisa menolak permintaan tuan putri.     

Setelah Xiao Yebai pergi, tak lama kemudian Mo Weiyi bangun.     

Nyeri datang bulan yang dia rasakan sebenarnya bisa disembuhkan dengan obat, ini semua gara-gara kemarin malam dia terus berguling-guling.     

Rasa sakit itu jadi menjalar ke sekujur tubuh Mo Weiyi, dia tidak bisa bangun dari tempat tidur sama sekali.     

Dia beristirahat dan menginap di rumah sakit dan menunggu sampai Xiao Yebai menyelesaikan pekerjaannya, kemudian suaminya akan menjemputnya untuk kembali ke hotel.     

Saat memasuki lobi, Mo Weiyi tiba-tiba bertanya, "Apa Yun Yao dan pacarnya juga tinggal di sini?"     

"Mereka sudah kembali ke Kota Nan."     

"Cepat sekali?" Mo Weiyi mengerutkan kening, "Mengapa dia tidak berpamitan?"     

"Tiba-tiba datang, juga tiba-tiba pergi, Qu Yunyao benar-benar tidak tahu sopan santun!"     

Ketika pintu lift terbuka, terlihat seseorang yang sangat familiar keluar.     

"Direktur Xiao, Nona Mo." Zhang Dechang mengangguk dan membungkuk.     

Mo Weiyi membalas dengan senyuman.     

Kemudian mereka masuk ke dalam lift, begitu pintu lift ditutup dia menutup mulutnya dan berkata sambil tersenyum, "Xiaobai, apa kamu melihat Manajer Zhang tadi? Apa dia baru diserang oleh wanita?"     

"Kemeja putih itu tidak akan bisa menutupi bekas luka di lehernya."     

"Memang wanita lebih pintar dalam hal ini, dengan menutupi bekas luka dengan memakai syal di lehernya."     

Mo Weiyi tiba-tiba teringat dengan kejadian kemarin lalu menarik syal sutra di lehernya.     

Dia dan Xiao Yebai berhubungan intim terlalu bersemangat, tidak heran perutnya sampai nyeri hebat.      

Xiao Yebai menatap bekas luka di leher Mo Weiyi.     

…...     

Gara-gara datang bulan yang tiba-tiba Mo Weiyi tidak bisa menikmati liburannya.     

Selain itu Xiao Yebai juga sangat sibuk mengurus permasalahan antara cabang perusahaan di kota ini dan pengembang lokal     

Selama beberapa hari perjalanan bisnisnya, dia disibukkan dengan rapat, diskusi, dan mediasi.     

Mo Wei sadar diri dan tidak mengganggunya.     

Ketika siang hari, dia berjalan-jalan di sekitar hotel, lalu pulang di malam hari dia makan malam dengan Xiao Yebai, kemudian hanya tinggal di kamar hotel dan menonton TV.     

Itu menjadi rutinitasnya sampai mereka kembali ke Kota Nan.     

Tak disangka ketika siang hari tiba-tiba Xiao Yebai tiba-tiba kembali ke hotel.     

Mo Weiyi baru saja tidur siang dan sangat terkejut melihat pria itu, "Xiaobai, apakah pekerjaanmu sudah selesai?"     

"Iya." Xiao Yebai membuka ikatan dasinya, lalu membuka kancing manset perak halus di kemejanya dan menggulung lengan bajunya beberapa kali.     

"Kalau begitu apa kamu bisa mengajakku jalan-jalan?" Mo Weiyi sudah memiliki beberapa pilihan tempat wisata di beberapa tempat, dia segera berdiri dan mengambil buku tempat wisata di sampingnya, "Aku ingin pergi ke Taman Venus dan Nanhai walking street, aku juga ingin melihat dunia bawah laut, tapi hanya buka setengah hari... Lupakan saja, ayo pergi ke taman hiburan."     

Xiao Yebai tertegun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.