Menikahi Pria Misterius

Xiaobai, Jangan Pergi!



Xiaobai, Jangan Pergi!

0Saat Mo Weiyi bangun, dia menyadari bahwa dirinya sudah berada di kamar rawat inap rumah sakit.     
0

Ada infus yang menancap di tangan kirinya dan sudah habis setengah botol, tapi dia masih merasa badannya lemas.     

Saat dia menoleh, dia melihat Xiao Yebai sedang tertidur di sofa.     

Penampilan Xiao Yebai terlihat berantakan karena mereka baru saja terburu-buru berangkat ke rumah sakit, rambut pria itu acak-acakan, keningnya berkerut dan janggut kecilnya mulai bermunculan.     

Penampilan Xiao Yebai benar-benar lusuh, tapi tidak mengurangi ketampanannya.     

Lalu seolah ada kontak batin di antara mereka, pria itu terbangun dan langsung bertanya, "Kamu sudah bangun?"     

Mo Weiwei menyentuh perutnya dan berkata, "Xiaobai, aku ..."     

"Kamu sedang datang bulan."     

"Hah?" Mo Weiyi tercengang.     

"Datang bulan?"     

Xiao Yebai bertanya, "Kenapa kamu tidak tahu kalau kamu sakit karena datang bulan?"     

Tadi malam mereka menyetir dengan ugal-ugalan ke rumah sakit, tapi Mo Weiyi memang merasa sakit di perutnya yang sampai membuatnya pingsan, dan ternyata sakit itu hanya karena dia sedang datang bulan.     

Dan tadi dokter sampai menasehati Xiao Yebai agar mereka tidak berhubungan intim terlalu sering.     

Mo Weiyi menatapnya, perasaannya bercampur aduk antara bahagia dan kecewa.     

"Aku... apa sakit itu benar-benar karena datang bulan?"     

"Iya." Xiao Yebai mendekat dan melirik ke perutnya, "Apa masih sakit?"     

Mo Weiyi masih mengeluhkan rasa sakitnya "Iya, sakit sekali."     

Xiao Yebai langsung mengernyit.     

Mo Weiyi menyentuh wajah suaminya yang saat ini berada di dekatnya dengan tangan yang tidak ditusuk jarum infus dan berkata dengan suara lembut, "Xiaobai, tolong belai perutku."     

Mo weiyi memiliki mata yang indah, jernih dan bersih, tidak ada noda sedikitpun di mata itu.     

Mungkin karena perutnya masih terasa sakit, Mo Weiyi masih meneteskan sedikit air mata dari ujung matanya, pipinya pucat dan suaranya lembut meminta Xiao Yebai membelai perutnya.     

Xiao Yebai duduk di samping ranjangnya dan mulai membelai perut Mo Weiyi, "Begini?"     

Mo Weiyi tersenyum, dia menegakan badannya dan bersandar ke pelukan suaminya, "Oh iya, dulu kamu juga pernah membelai perutku. Apa kamu lupa?"     

Xiao Yebai tidak menanggapinya.     

Kejadian itu sudah lama sekali, saat Mo Weiyi masih SMA, ada suatu masa ketika sekolah tiba-tiba mengadakan latihan militer, di hari kedua pelatihan dia merintih kesakitan karena datang bulan.     

Pada saat itu Mo Yaoxiong sedang dalam perjalanan bisnis. Sedangkan Mo Weiyi menangis begitu keras di telepon dan dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sampai akhirnya dia memutuskan pergi menjemputnya pulang.     

Malam itu sama seperti hari ini, Mo Weiyi memintanya untuk mengelus perutnya.     

Akibatnya, hampir saja terjadi sesuatu...     

Sejak saat itu, keluarga Mo secara khusus menunjuk seorang dokter untuk mengobati masalah datang bulannya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, periode datang bulannya sudah teratur, tapi kali ini entah kenapa tiba-tiba datang bulannya terlambat cukup lama dan perutnya terasa nyeri yang tidak tertahankan.     

"Apa karena kemarin malam kita terlalu bersemangat ketika melakukan hal itu?" Pikir Mo Weiyi.     

"Xiaobai." Mo Weiyi memanggil dengan lembut.     

"Apa?"     

Mo Weiyi yang berada di pelukan Xiao Yebai bisa mendengar suara nafas pria itu yang tak asing baginya. Mo Weiyi merasa senang mendengar suaranya yang lembut     

Mo Weiyi berkata, "Sepertinya sakit datang bulanku parah karena aku makan es krim kemarin siang."     

Sesampainya di Kota Hai, dia meminta Rong An membeli sekotak besar es krim setelah turun dari pesawat karena merasa kepanasan.     

"Jika tahu bakal seperti ini, aku tidak akan memakannya."     

"Iya." Xiao Yebai menjawab, paling tidak dia sudah tahu penyebabnya.     

"Jangan beritahu Kakek dan Ayah tentang ini." Mo Weiyi menambahkan, "Aku tidak ingin mereka khawatir."     

"Baiklah."     

Setelah kelelahan sepanjang malam, Mo Weiyi bersandar di lengan suaminya yang kokoh itu.     

Xiao Yebai selalu bisa membuatnya merasa nyaman, Mo Weiyi sampai kembali mengantuk.     

Akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menguap, "Xiaobai, aku mengantuk."     

Xiao Yebai melirik jam di meja samping tempat tidur.     

Jam menunjukkan pukul dua dini hari.     

"Apa perutmu masih sakit?" Tanya Xiao Yebai.     

"Jauh lebih baik."     

Xiao Yebai menarik selimut tipis untuk menutupi tubuh Mo Weiyi, "Tidurlah."     

Setelah itu Xiao Yebai sudah akan kembali ke sofa, tapu ujung pakaiannya ditarik, Mo Weiyi merengek, "Xiaobai, jangan pergi."     

"Aku akan tidur di sofa."     

"Tidak, aku ingin kamu menemaniku di sini." Mo Weiyi mencengkram ujung kemejanya dengan erat, wajahnya terlihat memelas.     

Xiao Yebai tahu gadis ini tidak berani tidur sendirian. Setelah berpikir sejenak, dia menjawab, "Baiklah."     

Mo Weiyi kembali memeluk Xiao Yebai, dan dengan nada centil berkata, "Kamu harus menemaniku sampai aku tertidur ya."     

"Baiklah."     

Mo Weiyi menutup matanya dengan perasaan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.