Menikahi Pria Misterius

Menyerang!



Menyerang!

0Nyonya Huo menunduk, "Wow, ini jam tangan terkenal, harganya kira-kira sekitar satu juta yuan."     
0

"Sekitar satu juta, mahal sekali?" Kakek Chu tersenyum senang, tapi dia tetap memaki anak itu, "Bocah bau ini, karena tahu ulang tahunku akan tiba, jadi dia mengirimiku hadiah, ya bisa dibilang dia memang sedikit berbakti."     

Kakek Huo mendengus, lalu dia mengambil koran dengan dingin dan segera membaca.     

"Nyonya, ikan crucian ini mau dibuat sup atau direbus saja?" Tanya seorang pelayan dari dalam dapur.     

Nyonya Huo segera menjawab, "Dibuat sup, dibuat sup."     

"Apa kalian akan kedatangan tamu?" Tanya Kakek Chu.     

"Tidak ada, hanya Ah Shen dan menantu perempuanku yang akan datang ke sini untuk makan malam."     

"Ah Shen-mu cepat sekali mendapatkan istri?" Pak Tua Chu terkejut sekaligus iri, "Kalau begitu aku harus bertemu dengannya. Aku belum pernah melihatnya."     

"Sebentar lagi mereka sampai, cucu menantuku ini sangatlah cantik!"     

**     

Di kursi penumpang, seluruh tubuh cucu menantu yang cantik itu sedang gemetar. Huo Jingshen datang untuk menjemputnya di kampus, tapi dia tidak hanya membawa Fu Ziyang, dia juga membawa Ko.     

Meskipun Ko dan Fu Ziyang duduk di kursi belakang, tapi… Su Wanwan tetap saja ketakutan. Tubuhnya gemetar, dan dia sangat was was karena takut kalau Ko akan menghampirinya dengan kasar, seperti saat itu di bandara.     

"Ko tidak menggigit, jangan takut." Huo Jingshen mengulurkan satu tangannya untuk mengelus kepala Su Wanwan, setelah menenangkan Su Wanwan dia segera mengendarai mobilnya dan pergi.     

Su Wanwan terdiam. Bahkan, dia tidak berani bergerak sama sekali. Fu Ziyang tahu kalau bibi kecilnya itu sangat takut pada anjing, jadi dia terus melingkarkan tangannya di leher Ko untuk mencegahnya membuat kekacauan. Tidak disangka...     

Mungkin karena sudah lama mereka tidak membawa Ko ke luar, jadi saat mobil baru saja melaju beberapa menit dan melewati papan reklame besar di tengah kota….     

Mata Ko berbinar ketika melihat wanita cantik dan seksi di sebuah papan reklame yang besar, lalu dia membuka mulutnya dan melolong dengan penuh semangat, "Auuu!"     

"Ahhhhhhhhh!" Su Wanwan sangat ketakutan lalu dia segera memeluk tubuh Huo Jingshen.     

Mustang hitam segera berhenti di pinggir jalan.     

"Sayang, kamu ini… sedang menyerangku?"     

Su Wanwan memeluk leher Huo Jingshen, hampir seluruh tubuh Su Wanwan naik ke atas Huo Jingshen, dan kedua cakar kecilnya masih terus mencengkramnya.     

Karena mobil mereka berhenti, Ko jadi bisa melihat papan reklame di luar dengan lebih jelas, anjing itu langsung melolong lebih girang lagi, "Auuuuu, Auuuu, Auuuuu."     

Lolongan itu keras tapi juga seperti memiliki ritme.     

Mobil itu sekarang penuh dengan teriakan dan lolongan yang saling bersahutan karena saat ini Su Wanwan juga ikut teriak.     

Akhirnya, Huo Jingshen berkata dengan kesal, "Ko, kalau kamu melolong lagi, keluar saja dari mobil dan pulang sendiri."     

Ko terdiam.     

Melihat ekspresi serius pemiliknya, Ko langsung merintih dan membenamkan kepalanya ke dalam pelukan Fu Ziyang. Dia meminta untuk dihibur.     

Tangan kecil Fu Ziyang menyentuh kepala anjing itu, lalu berkata dengan suara lembut dan serius, "Ko yang baik, ayo diam."     

Ko tidak berani untuk melolong lagi.     

Kalau tidak, dia akan menjadi anjing pertama di kota Nan yang ditendang keluar dari mobil dan disuruh pulang sendiri ke rumah oleh pemiliknya.     

Huo Jingshen juga menepuk-nepuk lengan gadis kecil itu, "Sudah, tidak apa-apa, Ko terlalu bernafsu saat melihat wanita cantik."     

Mendengar hal ini, Ko merasa tidak senang.     

Ada pepatah mengatakan kalau anjing akan mengikuti sifat pemiliknya! "Bukannya aku bernafsu karena kamu yang mengajarinya!" Mungkin seperti itu pikiran Ko saat ini.     

Tapi Ko tidak berani memprotes, dia hanya bisa mengibaskan ekornya dengan tidak puas.     

Su Wanwan kembali tenang dengan perlahan, tapi dia masih tidak berani mengangkat kepalanya, dan berkata dengan suara pelan, "Aku masih takut."     

Gadis kecil ini biasanya sangat garang dan pemberani, dia tidak takut pada siapapun, dan selalu berani menghadapi apapun. Tapi sekarang, tubuhnya gemetar, bahkan Su Wanwan juga mengatakan pada Huo Jingshen kalau dia ketakutan...     

Hati Huo Jingshen melunak dalam sekejap. Dia menyentuh kepala kecil istrinya dan berkata dengan suara lembut, "Jangan takut, jangan takut. Anak baik, ada suamimu di sini."     

"Bibi." Fu Ziyang juga ikut berbicara, "Ko sebenarnya anjing yang baik, dia tidak akan menggigit, jadi Bibi jangan takut, aku akan menahannya."     

Huo Jingshen mengusap punggung Su Wanwan, "Lihat, anak berusia lima tahun ini saja lebih berani darimu."     

Su Wanwan terdiam. Dia juga tidak ingin menjadi pengecut seperti ini. Tapi ketika masih kecil, dia pernah digigit anjing, dan anjing ganas itu mengejarnya di sepanjang jalan. Traumanya benar-benar dalam.     

Sejak saat itu, begitu dia melihat seekor anjing, Su Wanwan merasa sangat ketakutan. Bahkan dengan seekor anjing kecil pun dia tetap sangat takut, apalagi dengan seekor anjing yang seperti serigala besar dan berbulu hitam seperti Ko ini, yang sekali melolong rasanya bisa sampai mengguncang bumi, dan membuat langit runtuh…     

"Aku akan menyetel musik, kamu jangan melihat ke belakang, dan kalau kamu takut tarik saja lenganku."     

Tubuh Su Wanwan masih kaku dan menempel di lengan Huo Jingshen untuk beberapa saat, dan setelah mendengar kata-kata Huo Jingshen tadi, Su Wanwan langsung mengangguk.     

Huo Jingshen melepaskan Su Wanwan, lalu dia menyetel musik di dalam mobil.     

Sepanjang jalan, Su Wanwan benar-benar bersandar erat di samping Huo Jingshen. Kedua tangannya melingkar di lengan kanan Huo Jingshen, tubuhnya tegang, dan terlihat sangat tidak nyaman.     

Sesampainya di kompleks militer, mobil itu segera berhenti, Su Wanwan segera melepaskan pegangannya, lalu berbalik untuk membuka pintu mobil, kemudian dia dengan cepat melompat turun dan berlari ke dalam rumah.     

Huo Jingshen terdiam.     

"Dasar tidak tahu berterima kasih."     

Huo Jingshen merasa seperti baru saja dibuang setelah selesai dipakai.     

....     

"Wanwan sudah datang."     

"Halo Nenek, halo Kakek." Setelah Su Wanwan menyapa mereka dan langsung menundukkan kepalanya, kemudian melepaskan sepatunya. Tidak disangka...     

"Kakek Chu, cepatlah, lihat cucu menantuku."     

Su Wanwan segera mengangkat kepalanya.     

Seorang lelaki tua kecil muncul dan langsung melihat ke arahnya.     

Orang tua dari keluarga Chu ini mengenakan kemeja hitam panjang, badannya tinggi, kurus, dan anggun. Dia memiliki janggut setengah putih, dan dia berpakaian seperti pendongeng.     

"Wanwan, ini Kakek Chu."     

"Halo, Kakek Chu." Su Wanwan segera menyapanya dengan manis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.