Menikahi Pria Misterius

Membunuh 1000 Musuh, Tapi Juga Kehilangan 800 Pasukannya



Membunuh 1000 Musuh, Tapi Juga Kehilangan 800 Pasukannya

0"Apakah ini cucu perempuan tertua dari keluarga Su?" Kata Kakek Chu sambil memelintir janggutnya, "Aku ingat terakhir kali kita bertemu, dia masih sangat kecil. Bagaimana mungkin dia tumbuh sebesar ini dalam sekejap?"     
0

Kakek Chu menatap Su Wanwan, dan semakin lama dia menatap Su Wanwan, dia semakin merasa iri.     

"Gadis kecil itu memiliki mata yang cerah, giginya putih, pakaian bagus, dan karakternya terlihat baik. Dia terlihat seperti pelacur genit yang dibawa pulang oleh cucu keluarga ini. Menjijikan."     

Lalu muncul Huo Jingshen masuk ke dalam rumah sambil membawa Fu Ziyang.     

Begitu dia melihat Fu Ziyang, Kakek Chu menjadi semakin iri dan benci, dia kemudian berbicara dengan suara yang terdengar sinis, "Kenapa... semua anak cepat sekali tumbuh besar?"     

Di kompleks ini, keluarga Huo dan keluarga Chu memiliki hubungan yang sangat dekat. Mereka memiliki banyak cucu dan mereka juga sudah tua, tapi cucu-cucu mereka banyak yang belum berkeluarga. Oleh karena itu, mereka sering dibicarakan oleh para tetangga. Kedua tetua keluarga ini juga suka membanding-bandingkan.     

Awalnya Kakek Chu datang ke tempat ini ingin membuat kakek Huo iri dengan memamerkan jam tangan pemberian cucunya, tapi sekarang malah Kakek Chu yang iri.     

Sama seperti pepatah "Membunuh 1000 musuh, tapi juga kehilangan 800 pasukannya".     

"Ini bukan putra Ah Shen." Nyonya Huo menjelaskan sambil tersenyum, "Ini adalah anak temannya. Dia bersekolah di kota Nan dan tinggal di rumah keluarga Ah Shen."     

"Oh seperti itu." Kakek Chu pelan-pelan merasa lega, tapi…     

"Kenapa anak ini mirip sekali dengan Ah Shen?"     

Kakek Huo, yang berada di sampingnya, tidak pernah mengatakan sepatah kata pun, dia hanya menatap Fu Ziyang dan mengerutkan alisnya.     

Nyonya Huo menjelaskan kembali, "Tentu saja karena mereka berdua terlihat tampan!"     

"Oh, seperti itu, hahahahah…." Kata Kakek Chu sambil tertawa, lalu dia berbicara dalam hati, "tampan? Apakah keluarga kalian memiliki cucu yang setampan A Huang? Ada tidak, ada tidak?"     

"Xiuhuang akan segera datang," kata Huo Jingshen tiba-tiba.     

Mendengar hal ini, Kakek Chu langsung mendengus dan berkata, "Bawa saja dia pergi! Cucuku yang satu itu tidak berbakti pada orang tua, kerjaannya hanya pergi-pergi tidak jelas. Dia suka menggoda wanita. Dia tidak pernah mendapatkan gadis dari keluarga yang baik. Semua wanita itu dari kalangan selebritis, model dan bintang… bagaimana bisa dia mengandalkan wanita seperti itu?"     

"Tentu saja itu tidak baik, wanita-wanita seperti itu tidak dapat diandalkan!" Kata Nyonya Huo, lalu dia menambahkan. "Kalau kamu mau mencari menantu perempuan, kamu harus mencari seseorang seperti Wanwan. Dia adalah seorang mahasiswa, dan dia sangat cantik. Ah Shenku memiliki selera yang bagus. Mereka jatuh cinta pada pandangan pertama, hahaha."     

Su Wanwan terdiam.     

"Huh." Kakek Chu terlihat sangat kesal, "Ah Huang dan Ah Shen kan sudah bermain bersama sejak mereka kecil, tapi kenapa ada celah besar dalam memilih seorang wanita?"     

Su Wanwan terdiam lagi.     

Nyonya Huo tidak bisa berhenti tertawa ketika mendengar cucunya mendapat pujian, "Jangan khawatir, bukankah Xiuhuang lebih muda dari Ah Shen?"     

"Muda apanya, dia hanya lebih muda dua bulan dari Ah Shen! Sebentar lagi dia akan berumur 30 tahun!"     

"Kakek Chu, atur lagi beberapa kencan buta untuk Chu Xiuhuang." Huo Jingshen memberi saran dengan serius, "Dia kurang berpengalaman dan wanita yang dia pilih tidak dapat diandalkan, jadi lebih baik kalau keluarganya membantu mencarikan wanita untuknya."     

"Apa yang dikatakan Ah Shen benar." Kata Nyonya Huo setuju, "Seperti Nuanyang, umurnya hampir 29 tahun dan belum pernah berpacaran. Wajahnya selalu memerah saat bertemu dengan wanita, dan dia tidak bisa berbicara dengan baik… jadi aku membantu memperkenalkannya dengan teman-temanku yang juga mempunyai cucu, jadi bisa tahu latar belakangnya juga."     

Tidak disangka Tuan Chu semakin kesal, "Hal ini bahkan membuatku lebih kesal! Beberapa hari yang lalu, ada cucu dari temanku yang baru pulang dari kuliah di luar negeri. Dia gadis yang baik. Xiuhuang pun setuju untuk berkencan dengannya. Pada kencan pertamanya, dia menyuruh orang untuk reservasi ruangan pribadi di sebuah restoran. Lalu, tiba-tiba temanku meneleponku dan memarahiku! Aku merasa sangat malu! Coba beritahu padaku, kejahatan apa yang pernah dilakukan keluarga Chu kami? Sampai bisa menghasilkan cucu brengsek seperti ini? Tidak bisa kubiarkan, aku harus segera menghubunginya. Bocah sialan ini benar-benar membuatku kesal... "     

Semakin Kakek Chu berbicara, dia semakin merasa marah, lalu dia berbalik dan mengucapkan selamat tinggal.     

Ketika pria tua itu pergi, Huo Jingshen tiba-tiba tertawa.     

Su Wanwan terdiam.     

Apa orang ini baru saja balas dendam pada Chu Xiuhuang?     

Benar-benar berat menjadi teman Chu Xiuhuang, Kakek Chu Xiuhuang ini juga benar-benar memiliki pemikiran yang sempit, dia suka membalas dendam…     

"Ah Shen." Suara serius Tuan Huo tiba-tiba terdengar, "Ayo ikut denganku ke ruang kerja."     

"Orang tua sialan, ini sudah hampir jam 6, kita sudah mau makan malam dan kamu masih mau membicarakan tentang urusan pekerjaan?" Kata Nyonya Huo.     

Lalu Nyonya Huo menatap suaminya, "Ayo makan dulu."     

Huo Jingshen mengangkat alisnya dan bangkit berdiri, "Nenek, Wanwan dan Ziyang makan malam dulu saja. Ziyang, ini nenek buyut."     

"Halo, Nenek buyut." Fu Ziyang membuka mulut kecilnya dan menyapa dengan patuh, lalu dia menatap ke Kakek Huo, "Halo, Kakek buyut."     

"Baiklah, baiklah, ayo kita makan malam, nenek buyut akan memberimu makanan yang enak." Nyonya Huo tersenyum dan memegang tangan kecilnya, "Wanwan, ayo kamu juga, kita makan dulu."     

"Baiklah."     

...     

Fu Ziyang adalah anak yang tampan, wajahnya yang kecil berbentuk oval, suaranya lembut, dia baru berumur lima tahun tapi dia tidak pilih-pilih makanan, dia adalah anak yang sangat sopan.     

Tidak lama kemudian, Kakek Huo dan Huo Jingshen masuk.     

Setelah duduk, Kakek Huo melihat ke arah Fu Ziyang yang sedang duduk sambil makan dengan patuh, Kakek Huo tidak bergerak untuk beberapa saat.     

"Kakek, kakek kenapa?"     

Kakek Huo kembali tersadar dan segera mengambil sumpit.     

"Apa yang kamu pikirkan?" Nyonya Huo berkata sambil tersenyum, "Cepat ambil amplop merahnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.