Menikahi Pria Misterius

Anak Anjing



Anak Anjing

0Mata Su Wanwan berbinar. Dia akan mendapatkan amplop merah lagi. Kakek dan nenek dari keluarga Huo memang sangat baik.      2

Kemudian, dia melihat Kakek Huo yang berdiri dan keluar dari ruang makan, tapi tak lama kemudian Kakek Huo segera kembali sambil memegang amplop merah tebal di tangannya dan meletakkannya di depan Fu Ziyang.     

Huo Jingshen mengangkat alisnya, "Ziyang, ayo bilang terima kasih sama kakek buyut."     

Fu Ziyang membuka mulut kecilnya, "Terima kasih, Kakek buyut."     

"Anak baik." Kakek Huo memandang anak kecil yang bijaksana itu. Kondisi yang langka melihat kakek Huo yang keras itu tiba-tiba berubah menjadi lembut, wajahnya terlihat cerah, dan bahkan dia juga tersenyum. Sudut matanya terlihat sedikit basah.     

"Suamiku." Nyonya Huo tampak terkejut, "Kamu kenapa?"     

Huo Jingshen terbatuk.     

Tuan Huo menghela nafas dan berkata dengan hangat, "Ayo makan."     

Su Wanwan tidak terlalu memperhatikan pria tua itu, dia hanya makan dengan menundukkan kepalanya. Ia merasa sangat malu. Tadi Su Wanwan mengira kalau dia akan mendapatkan amplop merah lagi, tapi ternyata amplop merah itu untuk Fu Ziyang. Dia berharap terlalu tinggi. Untungnya tadi Su Wanwan tidak mengulurkan tangannya untuk mengambil amplop merah itu.     

*     

*     

Setelah selesai makan malam, tv ruang tamu dinyalakan untuk memutar program anak-anak.     

"Ziyang, kartun apa yang kamu suka, kakek buyut akan membantumu menyesuaikan."     

Fu Ziyang masih duduk di sana, wajahnya yang lembut tidak berekspresi. Sudah lama dia tidak menonton acara anak terbelakang seperti itu, kan?     

Tapi melihat tatapan hangat lelaki tua itu, dia segera menjawab, "Kartun ini saja. Terima kasih, Kakek buyut."     

"Kamu benar-benar anak baik."     

Nyonya Huo duduk di samping dan menyentuh lengan cucunya, lalu dia mengedipkan mata memberi isyarat, "Lihat Kakekmu, dia sangat menyukai anak-anak, lebih baik kamu segera memberikan cicit pada kami, ya?"     

Huo Jingshen menatap neneknya, lalu tiba-tiba dia berteriak, "Ko."     

Ko yang sedang berbaring di balkon luar, segera berlari masuk, dia menggelengkan kepalanya di sekitar kaki wanita tua itu dan berjalan kesana kemari.     

Lalu, Huo Jingshen berkata lagi, "Nenek, Su Wanwan sekarang masih kuliah, belum saat yang tepat untuk mempunyai anak, jadi sekarang kami hanya mampu membesarkan anak anjing dulu."     

Nyonya Huo terdiam.     

"Lalu?"     

"Nenek, kamu bisa memperlakukan Ko sebagai cicitmu." Huo Jingshen berkata dengan ekspresi yang sama.     

Nyonya Huo terdiam lagi.     

*     

*     

Setelah menonton satu episode kartun, Huo Jingshen segera berdiri, "Nenek, kami pulang dulu ya."     

"Cepat sekali, ini baru jam delapan malam."     

"Besok Ziyang harus sekolah." Huo Jingshen mengerutkan bibir tipisnya lalu melirik Su Wanwan yang duduk di sampingnya dan menambahkan, "Tidur lebih awal dan bangun pagi, sangat baik untuk kesehatan."     

Fu Ziyang masih anak-anak, dia masih dalam masa pertumbuhan, memang benar dia harus tidur lebih awal dan bangun lebih awal, jadi Nyonya Huo tidak merasa keberatan.     

Lagi pula, dibutuhkan lebih dari setengah jam untuk sampai ke vila dari kediaman Nyonya Huo.     

Mendengar pemiliknya mengatakan kalau mereka akan pulang, Ko segera berdiri di balkon, tepat saat dia memasukkan kepalanya ke pintu ruang tamu, Su Wanwan langsung berteriak.     

"Su Wanwan kan sangat takut pada anjing, jadi biarkan Ko tinggal di sini saja." Nyonya Huo memberi saran.     

"Benar, benar!" Su Wanwan menarik Huo Jingshen, "Ayo pergi, ayo pergi."     

Ko terdiam.     

"Kenapa kalian memperlakukan anjing seperti ini!"     

Tapi Ko tidak bisa protes, dan ketiga orang itu benar-benar pergi begitu saja.     

Ko menatap Nyonya Huo, dan hanya bisa melolong sedih...     

"Wanying, ayo ikut ke ruang kerja, ada yang ingin kukatakan padamu."     

Nyonya Huo masih tidak paham, tapi saat melihat wajah serius suaminya, dia langsung mengikuti Kakek Huo ke ruang kerja.     

Ko berdiri sendirian di balkon, dia merasa ini adalah pertama kalinya sejak dia datang ke Cina, kehidupannya menjadi sesulit ini. Di rumah, Ko merasa tidak dipedulikan dan di tempat ini pun dia lebih tidak dipedulikan lagi.     

*     

*     

Setengah jam kemudian, Vila Royal Court.     

Ketika mereka sampai di rumah, Su Wanwan langsung berlari ke atas dan masuk ke dalam kamar tidur, tidak disangka suaminya juga ikut masuk dan kemudian menutup pintu.     

Suara "klik" itu seperti semacam bahasa rahasia, yang membuat bulu kuduk Su Wanwan berdiri.     

"Apa yang kamu lakukan, aku... aku masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan."     

"Hal apa?" Suara Huo Jingshen terdengar berat.     

Su Wanwan menurunkan bahunya dan menjawab dengan jujur, "Menulis refleksi diri."     

Dekannya bilang kalau tugas itu harus dikumpulkan besok, 3.000 kata, sedangkan Su Wanwan belum menulis sepatah kata pun.     

Mendengar kata-kata "refleksi diri", wajah Huo Jingshen langsung terlihat serius, "Apa kamu membuat kesalahan di kampus lagi?"     

"Ini bukan salahku!" Su Wanwan merasa sangat marah. "Saat kamu mengantarku ke sekolah, teman lamaku di SMA melihat kita. Dia kira aku adalah simpanan om-om tua dan dia juga selalu mencari masalah denganku. Kemarin, aku sangat marah padanya jadi aku memukulnya, kemudian dekan kampus meminta kami untuk menulis refleksi diri sebanyak 3000 kata."     

Huo Jingshen terdiam. Tulang alisnya sedikit berkedut, setelah beberapa saat, Huo Jingshen akhirnya bertanya, "Bagaimana kamu memukulnya?"     

Su Wanwan tadinya berpikir kalau lebih baik dia terus terang pada Huo Jingshen saat dia di kampus, tapi ternyata tidak perlu.     

"Aku memukulnya habis-habisan."     

Huo Jingshen terdiam lagi.     

"Lebih baik kamu membantuku menulis!"     

Mata Su Wanwan tiba-tiba berbinar dan dia berkata lagi, "Tugas bahasa Inggris yang kamu bantu waktu itu dipuji oleh dosenku, dia bilang isinya sangat bagus!"     

Huo Jingshen menyipitkan mata hitamnya, "Kamu kecanduan, 'kan?"     

"Gadis ini, apakah dia sedang menyanjung?"     

Wajah Su Wanwan membeku, "Jangan ganggu aku kalau kamu tidak mau membantu aku untuk menulis."     

Setelah selesai berbicara, Su Wanwan mencoba mendorong Huo Jingshen, tapi dengan cepat dia ditarik kembali.     

"Tulis, tulis, tulis, setelah kita selesai melakukannya, suamimu akan membantumu menulis."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.