Menikahi Pria Misterius

Orang Ini Sudah Banyak Berubah!



Orang Ini Sudah Banyak Berubah!

0Keesokan Paginya.     1

"Apalagi yang mau kamu lakukan?" Su Wanwan yang masih mengantuk di tarik oleh Huo Jingshen.     

Huo Jingshen segera bertanya, "Sayangku, apakah pagi ini kamu ada kelas?"     

"Ya, iya, lah!" Su Wanwan langsung mencakarnya dengan marah.     

Huo Jingshen menyipitkan mata hitamnya seperti memberi tanda bahaya, "Kamu tidak berbohong, 'kan?"     

"Aku! Tidak! Berbohong!" Jawab Su Wanwan sambil menggertakan giginya.     

Kalau bukan karena kelas bahasa Inggris Li Mochou pagi ini, Su Wanwan benar-benar ingin bolos ke kelas "Ahhhhhh…."     

"Oh iya, aku kan memintamu untuk menulis refleksi diri!" Tiba-tiba Su Wanwan teringat hal yang paling penting ini, "Kamu tidak lupa, kan?"     

Huo Jingshen terdiam.     

Dia memang lupa.     

Tapi….     

"Sudah selesai aku tulis. Sesampainnya di kantor, aku akan langsung mengirimkannya padamu." Ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali, lalu dia menambahkan, "Dan tolong kirimkan jadwal pelajaranmu juga."     

Su Wanwan terdiam.     

"Mengirimkan jadwal pelajaranku?"     

"Jadi kamu bisa melakukan hal brutal padaku sesuai jadwal?"     

"Huh!"     

"Tunggu sampai aku berubah menjadi babi, baru aku akan mengirimkannya padamu!"     

*     

*     

Hari ini Huo Jingshen sampai di kantor jam sembilan kurang karena dia harus mengantar Su Wanwan dulu ke kampus. Sebagai CEO, dia selalu datang ke kantor lebih awal di pagi hari, sehingga membuat kelompok Huoyuan sangat ketakutan.     

Saat sedang menunggu lift eksklusif, ada sekelompok eksekutif dan karyawan dengan jas dan sepatu yang juga berdiri di depan lift tanpa ekspresi, mereka terlihat gugup dan ketakutan sama seperti orang yang sedang berjalan di atas lapisan es yang tipis.     

Akhirnya, lift untuk CEO tiba, dan Huo Jingshen segera masuk ke dalam lift.     

Hari ini Huo Jingshen mengenakan setelan hitam dari butik kelas atas, di dalamnya ada kemeja putih yang bersih tak bernoda, dia juga memakai dasi berwarna biru tua yang rapi dan keren, pria itu terlihat seperti sedang sangat bersemangat.     

Dia mengangguk sedikit dan akhirnya pintu lift tertutup. Orang-orang di lift segera menjadi heboh, "Akhir-akhir ini ada apa dengan Tuan Huo ini?"     

"Setiap hari sebelum jam 9 pagi dia sudah sampai di kantor, pusing sekali!"     

"Apa dia mau memperbaiki suasana kantor lagi?"     

"Bukannya dia baru saja memberhentikan karyawan dalam jumlah yang besar?"     

"Bagaimana lagi, orang ini sudah banyak berubah!"     

"Ini menyedihkan….."     

*     

*     

Lantai 50.     

Huo Jingshen keluar dari lift.     

Saat melewati ruangan sekretaris, pria jangkung itu tiba-tiba berhenti.     

"Selamat Pagi, Tuan Huo." Ji Jie segera berdiri dan menyapa dengan penuh hormat.     

Huo Jingshen mengangkat alisnya dengan tampan, lalu membuka bibir tipisnya, "Tolong tulis refleksi diri sebanyak 3.000 kata dan kirimkan ke emailku dalam satu jam."     

"Ah? Menulis… refleksi diri?"     

Huo Jingshen mengangguk dengan sungguh-sungguh, "Akhir-akhir ini kamu malas bekerja."     

Ji Jie segera menjawab, "Tuan Huo, maaf saya salah, seharusnya saya tidak makan ayam selama jam kerja." Jawab Ji Jie yang sebenarnya hanya melanggar peraturan dalam satu menit.     

Huo Jingshen menatap Ji Jie dan menyipitkan mata hitamnya.     

"Makan ayam?"     

"Makan ayam di kantor pagi-pagi?"     

Wajah tampannya tiba-tiba berubah menjadi lebih muram, "4.000 kata, setelah selesai menulis, kamu langsung kirimkan ke e-mailku."     

Setelah selesai berbicara, Huo Jingshen segera berbalik dan pergi.     

Ji Jie buru-buru mengambil ponselnya. Dia sebenarnya sedang bermain gim di ponselnya. Karena barusan Huo Jingshen tiba-tiba datang. Dia tidak bisa melihat layarnya lagi. Sampai ketika membuka layar itu, karakter gim yang dia mainkan sudah mendarat di suatu tempat, dan kini layar ponselnyanya sudah kembali hitam... karakter gim itu sudah mati.     

"Sialan, apakah Tuan Huo memang selalu menatap dengan tatapan yang tajam?"     

"Bagaimana bisa Tuan Huo melihatnya bermain game dari pintu yang begitu jauh dari mejanya?"     

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Ji Jie berbalik, "Katakan, siapa yang memberitahu rahasiaku!"     

Para sekretaris wanita saling memandang dengan cemas.     

*     

*     

Universitas Nan.     

Su Wanwan berjalan masuk ke dalam kelas, dia baru saja duduk tiba-tiba… "Su Wanwan." Seorang gadis gemuk datang dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu bisa menari?"     

"Kenapa?"     

"Kampus akan segera mengadakan pesta orientasi dan kelas kita akan menampilkan dua pertunjukan, kamu..."     

"Aku tidak mau berpartisipasi," Su Wanwan langsung menjawab, tidak disangka...     

"Tidak bisa, Lin Qiao bilang kalau kamu adalah murid baru, jadi kamu harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelas."     

Su Wanwan terdiam.     

"Ternyata ini ulah Lin Qiao, si jalang kecil itu!"     

"Apa kerjaan Lin Qiao setiap hari hanya mencari masalah denganku?"     

"Kalau kamu tidak bisa menari, kamu bisa melakukan hal yang lain, tapi ada terlalu banyak yang akan menampilkan paduan suara kecil, aku khawatir kita tidak akan punya waktu untuk berlatih dan menghafal lirik..."     

Tepat saat itu juga ponsel Su Wanwan berdering, lalu Su Wanwan berbicara dengan tergesa-gesa, "Baiklah, kalian yang putuskan saja, tapi jangan terlalu berat."     

"Oke, namaku Zhao Qianer. Aku adalah anggota komite kelas yang bertanggung jawab untuk urusan umum, setelah selesai kelas kamu tinggal sebentar untuk mendiskusikan hal ini, ya."     

"...Baiklah." Jawab Su Wanwan tidak berdaya.     

Setelah Zhao Qianer pergi, Su Wanwan segera mengambil ponselnya. Ternyata pesan wechat dari Mo Weiyi.     

[Wanwan, nanti sore kita bertemu di kampus, ya.]     

*     

*     

Teluk Lishui, kediaman Mo Weiyi.     

Mo Weiyi meletakkan ponselnya, di atas sofa ruang tamu.     

Tiba-tiba terdengar suara dari pelayannya, "Putri, saya naik ke atas dulu untuk membersihkan kamar."     

"Tunggu sebentar."     

Bibi Jiang berbalik.     

Mo Weiyi mengibaskan rambut ikalnya, dan sweater putih rajutannya yang longgar dan rok panjang oranye yang dia kenakan membuatnya terlihat malas, tapi tetap manis, "Hari ini kamu tidak perlu bersih-bersih, temani saja aku ke kampus sore ini."     

Bibi Jiang mengangguk, "Baik Putri."     

Setelah beberapa saat, Xiao Yebai berjalan menuruni tangga.     

Tubuhnya tinggi dan ramping, Xiao Yebai mengenakan setelan hitam yang rapi, dia mengenakan kacamatanya, wajahnya tampan tapi dingin, seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin dan misterius.     

Tapi, kecuali Mo Weiyi.     

"Xiaobai." Suara lembut Mo Weiyi terdengar genit, "Kemarilah dan bantu gendong istrimu untuk sarapan."     

Xiao Yebai menghampiri Mo Weiyi dan segera menggendongnya, lalu dia bertanya dengan suara jernih dan berat, "Apa yang kamu lakukan pagi-pagi seperti ini?"     

"Menemanimu sarapan!"     

Xiao Yebai terdiam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.