Menikahi Pria Misterius

Mual



Mual

0Chu Xiuhuang jelas-jelas sengaja mengirimkan jam tangan ini, tidak ada gunanya juga meneleponnya, dan dia juga bahkan suka mengolok-oloknya.     
0

Pria itu banyak bicara. Mo Weiyi tidak bisa bicara serius dengannya     

Keterlaluan, ini lah penyebabnya Mo Weiyi memutuskan pertunangannya dulu dengan Chu Xiuhuang.     

Pria ini terobsesi, mengejar dan suka menguntit Mo Weiyi.     

 "Bagaimana ini?"     

Tiba-tiba Rong An masuk dari luar, "Putri, informasinya sudah dikirim ke wechat Anda.     

Mo Weiyi langsung mengambil ponsel dan dengan cepat dan mengklik aplikasi wechat, "Bibi Jiang, sudah berapa lama anda bekerja disini ?"     

Bibi Jiang melihat kearah Mo Weiyi, meskipun menurutnya pertanyaan ini agak aneh, namun ia tetap menjawabnya "sudah dua tahun, Putri."     

"Selama dua tahun ini, bagaimana aku memperlakukanmu ?" tanya Mo weiyi.     

Bibi Jiang berkata dengan tergesa-gesa "Putri sangat baik kepadaku."     

Kalau begitu, "Bibi Jiang, bagaimana pendapatmu tentangku?"     

Melihat ekspresi Mo Weiyi, Bibi Jiang merasa sedikit tidak nyaman.     

Namun, dia benar-benar tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya bisa pasrah dan terus menjawab "Putri Anda adalah orang yang sangat baik dan Anda juga sangat baik kepada para pelayan."     

"Benarkah?"Mo Weiyi menatapnya, wajah kecilnya yang menawan seolah acuh tak acuh. Dia sebenarnya sangat mempercayai Bibi Jiang.     

Villa ini sangat besar, selain sopir masih ada beberapa pelayan perempuan yang datang pada siang hari untuk bekerja. Tapi hanya Bibi Jiang yang direkrut khusus olehnya.     

Dia ingat ketika dia baru saja menikah dan pindah ke villa ini, yang bertugas untuk membuat makanan para pekerja bangun waktu itu adalah Bibi Jiang. Ia melihat Bibi Jiang cekatan dan mudah berbaur. Masakannya juga sangat enak. Lalu saat itu Mo Weiyi langsung menanyakan kepada Bibi Jiang apakah dia setuju untuk tinggal dan bekerja untuknya.     

Dalam dua tahun terakhir Mo Weiyi merasa tidak pernah memerlakukannya buruk dalam hal gaji. Karena ia tahu kalau kondisi perekonomian keluarga Bibi Jiang yang tidak baik, jadi Mo Weiyi memberikan gaji yang lebih tinggi.     

Biasanya kalau Mo Weiyi mempunyai makanan, pakaian, atau benda yang dia sudah bosan dan masih bisa digunakan, dia akan langsung memberikannya pada Bibi Jiang. Bahkan saat tahun baru Imlek, kalau Bibi Jiang meminta cuti pun Mo weiyi langsung mengizinkannya.     

Tapi sekarang Mo Weiyi tersadar kalau kepercayaan yang dia berikan selama ini sia-sia.     

Perasaan seperti ini sama seperti sedang memakan sebuah apel. Terasa segar dan manis, tetapi setelah dimakan dengan gigitan yang besar, dia menemukan kalau ada setengah serangga di setengan bagian apel yang tersisa..     

Mual!     

Mo Weiyi menggertakan jarinya, berkata. "Baiklah, kamu boleh pulang kerja."     

Bibi Jiang terkejut.     

Namun putri kecil ini memang mempunyai sifat yang kekanak-kanakan. Emosinya berubah-ubah, sulit untuk ditebak.     

 Bibi Jiang pun mengangguk, "Kalau begitu saya pulang dulu."     

Mo Weiyi tidak menjawab sama sekali.     

Setelah Bibi Jiang berkemas dan pergi, ruang tamu masih terasa sunyi.     

Setelah beberapa saat, Mo Weiyi akhirnya berkata, " Rong An, apakah benar Bibi Jiang yang telah mengambil anting-antingku ?"     

Rong An menjawab dengan tegas " Putri, Anda bisa membaca informasinya."     

"Tapi kenapa dia masih bisa menyangkalnya?" tanya Mo Weiyi     

Menurut data yang ditemukan, pacar Li Feifei, Guo Xingyu adalah putra Bibi Jiang. Dia baru saja lulus dan bekerja sebagai pegawai di sebuah perusahaan asing di Kota Nan. Gaji setiap bulannya hanya 10 ribu yuan. Dengan gaji segitu, tentu dia tidak mampu membeli sepasang anting-anting itu. Dan Bibi Jiang juga kebetulan bekerja disini.     

"Sama seperti pemilik toko bunga tadi, dia tidak mau mengaku kalau dialah yang menyuruh anak itu untuk menipuku, bahkan satpam di sana juga tidak mendukungku. Dan akhirnya aku harus kehilangan uang."     

Meskipun dia telah menghancurkan toko bunganya, Mo Weiyi masih merasa sangat marah.Tidak masalah kalau dia harus kehilangan uang 200 ribu yuan. Mo Weiyi sama sekali tidak peduli dengan uang sebanyak itu, tapi....     

Dia masih kesal...     

Mo Weiyi menjadi sangat marah saat teringat tentang masalah di toko bunga tadi.     

"Putri" Rong An memberi saran pada Mo Weiyi, "saya bisa menggeledah rumah Bibi Jiang, jika dia juga mencuri barang barang lain pasti ada beberapa barang yang disembunyikan di rumah."     

"Bagaimana kalau sebenarnya Bibi Jiang hanya mengambil sepasang anting itu ?" tanya Mo Weiyi     

"Kalau begitu kita bisa mencopot lengannya atau mematahkan kakinya dan kalau dia masih tidak mau mengaku, kita bisa membawa putranya ke kantor polisi."     

"Lupakan saja." Jawab Mo Weiyi, kepala Mo Weiyi terasa sakit. "Tolong panggilkan kurir untukku, aku mau mengirim jam tangan ini." Ucap Mo Weiyi.     

 "Baiklah." Rong An mengambil ponsel dan ketika ia hendak pergi.     

Mo Weiyi menghentikannya dan berkata " Oh iya, jangan beritahu Xiao Bai tentang semua ini."     

Rong An melihat kearah Mo Weiyi.     

"Aku bisa menanganinya sendiri" ucap Putri     

 " Baiklah.." ucap Rong An     

**     

Malam hari.     

Di komplek militer keluarga Huo.     

Nyonya Huo berjalan keluar dari dapur sembari bersenandung     

"Suamiku, jangan membaca buku terus. Ah Shen dan Wanwan sebentar lagi akan datang dan juga akan ada seorang anak yang ikut datang, sudahkah kamu menyiapkan amplop merah?"     

Kakek Huo mengerutkan kening dengan kesal, "Itu kan bukan anakmu! Ngapain kamu sibuk sepanjang hari?"     

"Kamu masih belum paham juga? Bersikap baiklah kepada anak itu, biar Huo Jingshen dan Su Wanwan meliha dan membuat mereka berpikir kalau kita sebagai orangtua sangat menyukai anak-anak sehingga mereka tidak khawatir kalau anak mereka tidak akan diurus, aku akan merasa sangat senang, kalau bisa segera mengendong cicitku sendiri....."     

Mendengar hal ini, wajah tua kakek Huo terlihat sangat kesal.     

Pikiran macam apa yang dipikirkan istrinya ini.     

Apakah istrinya pikir cucu menantunya bodoh? Dan tidak bisa mencium kejanggalan yang istrinya sarankan tadi?     

"Kakek Huo, apakah semua orang ada di rumah?" Tiba-tiba terdengara suara keras dari pintu." Nyonya Huo segera berbalik. "Kakek Chu, angin apa yang membawamu kemari?"     

Kakek Chu tertawa, dan sesampainya di depan mereka, Kakek Chu menggoyankan tangan kirinya dengan anggun, "Bukan apa-apa, Ini karena cucuku, Ah Huang. Baru saja ada orang yang mengirimkan jam tangan ke rumahku, tolong bantu lihat jam ini, kira-kira harganya berapa ya?"     

Begitu mendengar kalimat ini, wajah Kakek Huo terlihat semakin kesal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.