Menikahi Pria Misterius

Berpura-Pura Baik



Berpura-Pura Baik

0Setengah jam kemudian. Kantor Urusan Akademik Kampus.     
0

"Sebenarnya ada apa?" Tanya Dekan Universitas yang terlihat serius.     

Setiap hari Senin, semua murid wajib datang ke kampus untuk mengikuti upacara pengibaran bendera, tapi setelah upacara selesai, dia malah dipanggil karena sebuah perkelahian. Dan yang berkelahi adalah dua murid perempuan.     

"Sangat konyol!" Kata dekan itu dalam hati.     

"Kalian adalah mahasiswa yang sekarang sudah berada di tahun ketiga, kalian juga berusia dua puluh tahun, sudah cukup dewasa, dan kalian masih berani berkelahi di kampus? Apakah kalian tidak malu?"     

Lin Qiao buru-buru menjawab, "Dekan, Su Wanwan dulu yang memukulku."     

Dekan itu terlalu malas untuk mendengarkan omong kosong seperti ini, lalu dia segera berkata, "Saat kalian berdua kembali, kalian harus menulis tentang refleksi diri kalian masing-masing, minimal 3.000 kata! Dan nilai kalian juga akan dikurangi 100!"     

Su Wanwan tetap diam, namun Lin Qiao yang tidak terima langsung protes, "Kenapa menghukumku, jelas-jelas Su Wanwan yang memukulku, dia juga merobek bajuku. Aku mau yang menanggung semuanya!"     

Dekan itu mengerutkan kening, "Pasti ada alasan dibalik dia menamparmu. Kalau tidak ada apa-apa, dia pasti tidak akan memukulmu!"     

Lin Qiao berkata, "Dia tidak tahu malu, dia merayu pacarku!"     

"Pacarmu?" Su Wanwan mengejek, "Apa kamu yakin, kalau dia bukan mantan pacarmu?"     

Wajah Lin Qiao yang memerah berubah menjadi pucat, "Sekarang diantara kami sedang ada masalah, dan kamu mengambil kesempatan untuk berhubungan dengannya!"     

Su Wanwan mencibir, "Aku ingat terakhir kali aku pernah memberitahumu kalau aku tidak tertarik pada barang bekas! Apa kamu tuli? Atau kamu sebenarnya adalah seekor ikan, yang hanya memiliki ingatan selama tujuh detik?"     

"Aku tidak peduli!" Lin Qiao menatap dekan itu, "Dekan, kalau memang aku harus menulis refleksi diri dan dikurangi nilainya, maka Su Wanwan harus dihukum lebih berat lagi, karena kesalahannya lebih banyak daripada kesalahanku!"     

Wajah dekan itu terlihat semakin kesal ketika mendengar seorang mahasiswa yang mengaturnya.     

Lalu Su Yunrong yang berada di samping berkata, "Lagi pula, berkelahi di kampus itu tidak baik! Hari ini klub universitas sedang merekrut mahasiswa baru, dan semua mahasiswa baru juga hadir di sini, bukankah dampaknya akan sangat buruk!"     

"Profesor Su adalah bibi Su Wanwan, tentu saja akan membela keponakannyna!" Lin Qiao memprotes lagi.     

Tiba-tiba "Brakkk", dekan itu akhirnya tidak bisa menahan emosinya dan menggebrak meja, "Ada apa denganmu, kenapa kau sangat keras kepala! Cepat panggil orang tuamu untuk datang ke sini!"     

Wajah Lin Qiao langsung terlihat ketakutan mendengar kalau orang tuanya akan dipanggil.     

Lin Qiao bukanlah penduduk asli kota Nan. Dia masuk ke Universitas Nan melalui jalur bakat sastra dan seni. Kedua orang tuanya sangat bangga padanya. Tidak mungkin dia meminta orang tuanya datang jauh-jauh ke kota Nan karena masalah pertengkaran ini…     

Tapi dia juga tidak mau melepaskan pacarnya.     

"Kamu juga!" Dekan itu menunjuk ke arah Su Wanwan, "Lain kali kalau kamu berani membuat masalah di kampus, aku akan memanggil orang tuamu!"     

Su Wanwan terdiam.     

**     

Setelah meninggalkan Kantor Urusan Akademik, Tiba-tiba Su Yunrong menghentikan langkahnya, "Lin Qiao, kamu bisa pergi dulu. Su Wanwan, kamu tetap tinggal dulu."     

Lin Qiao mendengus dan segera pergi.     

Su Wanwan berdiri di koridor, wajah kecilnya terlihat dingin dan penuh waspada, "Ada masalah apa lagi, Profesor Su?"     

"Sikap macam apa ini?" Su Yunrong mengerutkan keningnya, "Aku ini bibimu, begitukah caramu berbicara dengan orang yang lebih tua?"     

Su Wanwan menatapnya, "Aku rasa tidak ada yang salah dengan sikapku, apakah Anda bukan Profesor Su? Apakah aku salah kalau aku memanggil Anda Profesor Su? Bukannya tadi Anda terlihat berwibawa, dan adil di depan semua orang? Oh, karena sekarang tidak ada orang lain, jadi Anda tidak bisa berpura-pura baik lagi kan?"     

"Kamu..." Su Yunrong mengepalkan tangannya erat-erat, lalu dia mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap tenang dan jangan sampai terbawa emosi.     

Setelah mengambil napas dalam-dalam, Su Yunrong segera berkata, "Besok adalah ulang tahun kakekmu, dia secara khusus memintaku datang ke kampus untuk menemuimu, dia menyuruhmu dan suamimu untuk datang untuk acara makan malam di rumah."     

"Aku tidak akan datang."     

Su Yunrong terkejut, "Kenapa?"     

"Karena aku tidak ingin datang."     

Su Yunrong menghela nafas, "Apa kamu tidak mau datang karena Yanyan? Aku sudah mendengar dari Yuntang, mereka hanya salah paham denganmu. Hari ini, Yanyan dan Yuyun sedang menjalani prosedur perceraian. Yanyan sudah membayar semua kesalahannya. Kamu tidak boleh seperti itu, bagaimanapun kalian adalah keluarga, kamu benar-benar kurang bijaksana…."     

"Memangnya kenapa aku harus bijaksana?" Su Wanwan menyela dengan dingin, "Saat Su Yanyan kehilangan anaknya, semua orang mengira aku sengaja mendorongnya, kenapa saat itu tidak ada yang menganggapku sebagai keluarga mereka? Kenapa tidak ada yang percaya dan membelaku? Kenapa aku selalu disalahkan? Kenapa setiap terjadi sesuatu, kalian selalu mencurigaiku? Aku diperlakukan tidak adil. Sekarang kalian sudah tahu kalau kejadian waktu itu adalah kesalah pahaman. Sekarang Yanyan sudah diusir oleh keluarga Yuyun, lalu kalian bisa seenaknya lagi padaku? Atau kalian pikir aku gila? Oh, bukankah Anda tidak menyukaiku dan tidak ingin melihatku lagi? Kenapa waktu itu Anda meninggalkanku di keluarga Su? Sejak Anda meninggalkanku, kenapa Anda tidak pernah memperlakukanku sebagai putri kandung keluarga Su?"     

Su Yunrong tidak pernah menyangka kalau reaksi Su Wanwan akan menjadi seperti ini. Dalam beberapa saat, Su Yunrong agak tercengang. Rasa perih di matanya membuat Su Wanwan membalikan tubuhnya dengan cepat.     

Su Wanwan menegakkan punggungnya, lalu berkata dengan suara yang tegas dan terdengar dingin, "Beri tahu kakek kalau aku tidak akan kembali ke rumah itu. Tidak peduli apakah aku sedang dalam keadaan baik ataupun buruk, hidup ataupun mati, aku tidak akan pernah kembali."     

Setelah selesai berbicara, Su Wanwan segera pergi.     

**     

Rumah Keluarga Su, di kamar lantai dua.     

Su Yanyan masih menangis sejak dia kembali dari Biro Urusan Sipil.     

"Bu, aku tidak mau pergi ke Korea Selatan, aku ingin tinggal di kota Nan. Aku kan sudah diterima di universitas itu, kenapa aku masih harus dikirim ke Korea Selatan untuk kuliah, huhuhu…."     

Jiang Yi menghela napas tidak berdaya.     

Tapi, masalahnya sudah sampai pada tahap ini, apalagi yang bisa dia lakukan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.