Menikahi Pria Misterius

Disobek Jalang Kecil Itu



Disobek Jalang Kecil Itu

0"Kenapa tidak tertarik? Bagaimana kalau kamu coba dulu? Apa kamu pernah melihat film "Ghost", Sam dan Mu Li membuat pot keramik bersama di film itu, lalu mereka diiringi dengan melodi yang indah, benar-benar romantis. Cinta memang sangatlah indah... di dalam klub seni keramik kami juga ada banyak laki-laki tampan. Hei Nona cantik… jangan pergi."     
0

Su Wanwan buru-buru pergi karena merasa canggung.     

Hari ini, klub dari universitas sedang merekrut mahasiswa baru. Mahasiswa baru yang berwajah cantik dan cerah, akan disambut hangat dengan para pria di klub itu.     

Tapi sayangnya Su Wanwan sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal itu, seperti keramik, merangkai bunga, mengukir bambu, catur, drama...     

Jika bukan karena nilai sks, Su Wanwan terlalu malas untuk bergabung dengan klub semacam ini.     

Akhirnya, Su Wanwan sampai di meja rekrutmen klub e-sports.     

"Halo, Nona cantik, apa kamu ingin bergabung dengan klub e-sports kami?" Tanya seorang senior berkacamata yang menyambutnya dengan hangat.     

Su Wanwan bertanya, "Ketentuannya bagaimana?"     

"Apa kamu suka bermain game? Kamu bermain game di komputer atau game di ponsel?"     

"Aku bermain game di ponsel." Jawab Su Wanwan dengan cepat, "Honor of Kings, PUBG, QQ Speed, aku main semuanya, dan aku selalu berada di peringkat tiga besar, aku ini pemain hebat!"     

"Wow, boleh juga nona, ada banyak cabang di klub kami, silahkan lihat dulu cabang mana yang paling kamu minati, lalu isi formulirnya." Setelah selesai berbicara, senior itu mulai berteriak, "Shuhao, Jiang Shuhao!"     

Kelopak mata Su Wanwan melebar. Laki-laki yang sedang duduk dan menulis di belakang langsung mengangkat kepalanya. Benar, itu adalah Jiang Shuhao.     

"Gadis ini ingin bergabung dengan klub game ponsel kita, jadi tolong dibantu..."     

"Tidak perlu." Su Wanwan memotongnya, "Aku tidak ingin bergabung."     

"Hah?" Senior itu terkejut.     

Su Wanwan berbalik dan langsung pergi.     

"Su Wanwan." Jiang Shuhao mengejarnya dan langsung menghadangnya, "Kenapa kamu tidak jadi bergabung dengan klub kami? Apa karena aku?"     

Su Wanwan merasa kelopak matanya melonjak lebih kuat lagi, lalu dia berkata dengan spontan, "Bukan."     

"Kalau begitu kenapa? Apa kamu takut Lin Qiao akan salah paham?"     

Tanpa menunggu Su Wanwan menjawab, dia langsung meneruskan, "Kamu tidak perlu khawatir, Lin Qiao dan aku sudah putus."     

Su Wanwan sedikit terkejut.     

"Sudah putus? Secepat ini? Perasaan kalian rapuh sekali? Kalian sudah saling mengenal begitu lama, apa karena kejadian di kelas hari itu…"     

"Klub e-sports sebenarnya cukup menyenangkan, terutama di cabang game Honor of Kings. Kami mengadakan kegiatan klub setiap minggu, seperti bermain bersama, nongkrong di tempat makan untuk membangun kekompakan, dan terkadang 5V5 dengan pemain profesional. Kompetisi Honor of Kings juga akan segera dimulai bulan depan, aku yang akan mengatur semuanya." Jiang Shuhao berkata sambil tersenyum tipis, "Bagaimana? Tertarik untuk bergabung dengan cabang Honor of Kings?"     

Su Wanwan terdiam.     

"Bagaimana ini? Kedengarannya sangat menarik!"     

Su Wanwan membayangkan dirinya bisa makan, main, dan juga mendapat nilai tambahan. Kebetulan sekali dia juga jago dalam bermain…     

"Su Wanwan!"     

Suara wanita yang familiar tiba-tiba terdengar di belakangnya. Su Wanwan berbalik dan melihat Lin Qiao mendekatinya dengan agresif. Saat Lin Qiao mendekat, dia langsung mengangkat tangannya dan sudah akan memukul Su Wanwan. Tapi tangan itu dihentikan dengan cepat oleh Jiang Shuhao.     

Kejadian itu malah membuat Lin Qiao semakin marah. Dia menatap Jiang Shuhao, kemudian menatap ke arah Su Wanwan lagi, "Dasar jalang, beraninya kamu merayu pacarku di depan banyak orang! Tak tahu malu! Hei Jalang, apa pria tua sebanyak itu masih belum cukup? Dasar pelacur sialan!"     

Kata-katanya terdengar sangat kasar, Su Wanwan tidak tahan lagi, kemudian Su Wanwan mengangkat tangannya dan menampar Lin Qiao.     

"Ah!" Suara jeritan dan tamparan keras terdengar secara bersamaan.     

Suasana yang bising, seketika menjadi hening.     

Lin Qiao menutupi wajahnya di depan banyak orang, rasa sakit itu disertai rasa marah dan malu yang luar biasa. Ia tidak terima ditampar di depan umum, jadi dia menggertakkan gigi lalu mengangkat kakinya dan menendang Su Wanwan. Tempat itu seketika menjadi kacau.     

Kedua mahasiswi tersebut benar-benar berkelahi di depan umum, orang-orang di sekitar menyaksikan keributan itu. Tidak ada yang melerai mereka, sampai tiba-tiba terdengar teguran yang keras, "Apa yang kalian lakukan!"     

"Dosen datang!"     

"Dia Profesor Su!"     

"Profesor Su ada di sini..."     

Tangan Lin Qiao dicengkeram oleh Jiang Shuhao, dan Su Wanwan memanfaatkan situasi itu untuk menendang kaki Lin Qiao. Akibatnya, teguran itu terdengar semakin keras, "Su Wanwan! Kamu masih berani menendangnya!"     

Su Wanwan menarik kakinya dan menatap Su Yunrong yang berdiri di sampingnya. Dia mengenakan jas berwarna gelap dengan seluruh rambut yang terurai di belakang, Su Yunrong mengenakan kacamata dan pakaian profesor seperti biasa, dia tampak kuno dan terlihat serius.     

"Ini adalah kampus! Kalian berdua kan perempuan, masa baru saja selesai upacara bendera kalian malah berkelahi? Apa kalian tidak malu berkelahi di depan semua orang?"     

"Profesor, Su Wanwan yang memukulku terlebih dulu, dia juga merobek seragamku!" Kata Lin Qiao sambil menunjukan seragamnya. Dua kancing seragamnya hilang, hanya tersisa benang terjuntai dan kemeja putih di dalamnya juga terlihat kusut karena ditarik kasar. Belum lagi rambutnya yang jadi berantakan, serta ada bekas tamparan merah dan air mata di pipinya.     

Su Yunrong langsung menatap Su Wanwan, "Ada apa denganmu? Hanya dalam beberapa hari semester baru dimulai? Dan kamu sudah merundung teman sekelasmu?"     

"Merundung?"     

Su Wanwan menatapnya dan tertawa kesal, "Anda belum tahu jelas tapi langsung percaya padanya? Bibi, apa ini sikap seorang dosen?"     

Panggilan bibi barusan tidak hanya membuat wajah Su Yunrong terkejut, tetapi teman-teman kelasnya pun juga ikut terkejut.     

"Profesor Su ternyata Bibi Su Wanwan?" Mahasiswa lain yang menyaksikan hanya berani bertanya dalam kepala mereka.     

"Apakah ini memang suatu kebetulan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.