Menikahi Pria Misterius

Tuan dan Anjingnya



Tuan dan Anjingnya

0"Kan bukan saudara kandung," jawab Mo Weiyi dengan santai.     
0

Jawaban putrinya ini membuat Mo Yaoxiong sedikit terkejut. Namun bukan itu yang dia maksud.     

Xu Jing di sampingnya juga ikut tercengang.     

"Aku dan Weiyi akan pergi ke rumah sakit." Suara berat pria yang sedang diperebutkan tiba-tiba terdengar.     

Mo Yaoxiong menjawab, "Untuk apa kalian ke rumah sakit?"     

Xiao Yebai menjawab dengan nada yang acuh tak acuh sambil memegang cangkir kopinya, "Zhiwei akan kembali ke Kota Tong besok."     

"Jadi begitu."     

"Karena dia besok mau pergi, jadi sebagai saudara kalian mau mengunjunginya di rumah sakit?" Setelah Mo Yaoxiong selesai berbicara, dia menatap putrinya, "Ingatlah saat di rumah sakit kamu harus berbicara dengan baik dan jangan cepat marah, ya?"     

Saat ini Mo Weiyi sama sekali tidak peduli padanya.     

"Ayah macam apa ini, berbicara seperti ini di depan banyak orang, hmmm."     

Kemudian Mo Weiyi hanya mengambil susu kedelai dan meminumnya, seolah-olah dia tidak mendengar apapun.     

Mo Yaoxiong mengerutkan keningnya, tapi beberapa detik sebelum dia akan berbicara...     

"Jadi?" Suara Xiao Yebai terdengar lagi, "Tunggu sebentar, aku akan meminta Rong An untuk membantu memeriksa laptop Nona Qu."     

"Rong An?"     

"Pengawal Mo Weiyi?"     

Qu Yunyao mengerutkan keningnya, "Tapi, laptopku sepertinya kena virus, agak rumit, dan naskahnya sangat penting..."     

"Dia hanya seorang pengawal dengan tubuh yang kekar dan pikiran yang polos, apa yang bisa dia lakukan?"     

Xiao Yebai terlihat cemberut tapi bulu matanya yang turun menutupi semua emosinya.     

Mo Yaoxiong berkata, "Boleh juga meminta Rong An untuk memeriksanya, kalau Yebai tidak mengatakan itu, aku hampir lupa kalau Rong An adalah murid terbaik yang lulus dari Departemen Ilmu Komputer. Pasti hal yang mudah untuk memperbaiki laptop. Jangan khawatir, Yunyao."     

Qu Yunyao terdiam. "Kebetulan sekali?"     

"Pengawal biasa itu ternyata murid top yang lulus dari departemen ilmu komputer?"     

Tapi sekarang, karena Mo Yaoxiong berkata begitu, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.     

**     

Setelah selesai makan, Qu Yunyao menuju ke Vila barat dengan pengawal yang memakai setelan hitam.     

Mereka berhenti di ruang tamu.     

"Tunggu sebentar, aku ambil dulu laptopnya di kamar." Kata Qu Yunyao yang langsung masuk ke kamar kemudian keluar dengan membawa laptop miliknya.     

Qu Yunyao melihat pengawal itu yang sedang memeriksa laptopnya dengan serius, lalu dia mulai bertanya, "Bisa diperbaiki?"     

"Hmm." Hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Rong An     

"Naskah di dalamnya sangat penting, jangan sampai hilang." kata Qu Yunyao     

"Hmm."     

"Coba kamu lihat dulu. Kalau memang tidak bisa, coba minta kakak ipar untuk memeriksanya?"     

"Hmm."      

Qu Yunyao terdiam. "Orang ini bisu atau tuli?"     

"Apa dia hanya bisa mengatakan satu kata itu saja?"     

Kemudian, terdengar suara keyboard yang retak, Qu Yunyao tidak bisa menahan diri untuk berkata lagi, "Hati-hati, kalau kamu sampai menghilangkan naskahku, kamu akan kupecat!"     

Rong An berhenti. Dia mengangkat kepalanya dan menatap gadis itu dengan sepasang matanya tenang.     

Qu Yunyao terkejut. "Tatapan apa ini?"     

Detik berikutnya… "Selain sang putri, tidak ada yang bisa memecatku, apalagi kamu."     

Qu Yunyao melotot karena terkejut, "Kamu…."     

Dan setelah pria itu mengatakan hal itu, dia kembali menundukkan kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya.     

Qu Yunyao masih berdiri di sana sedang menggigit bibirnya karena marah, tangannya terkepal erat.     

"Memang ya, tuan dan anjingnya sama saja!"     

"Dia hanya pengawal keluarga Mo, beraninya dia memperlakukanku seperti ini?"     

Sebelum ada kejadian lagi...     

"Sudah selesai kuperbaiki." Kata Rong An, lalu dia segera berdiri.     

Qu Yunyao terkejut. "Cepat sekali?"     

Kemudian dia segera menghampiri laptopnya, lalu membungkuk dan memeriksa.     

Ternyata memang benar, laptopnya sudah selesai diperbaiki dan naskahnya tidak hilang.     

Saat dia mengangkat kepalanya lagi, dia baru sadar kalau hanya tinggal dia sendirian di ruang tamu itu.     

"Pengawal itu…"     

"Pergi begitu saja?"     

"Benar-benar tidak sopan!"     

**     

Di dalam mobil tiba-tiba ponsel Xiao Yebai berdering.     

Xiao Yebai melirik layar ponselnya dan menjawab panggilan itu, "Rong An."     

Mo Weiyi, yang sedang duduk di kursi penumpang, langsung melihat ke arahnya.     

"Tuan Xiao, laptop Nona Qu memang rusak. Pasti terkena virus saat membuka halaman web tertentu."     

"Baiklah."     

Setelah menutup telepon, serangkaian pertanyaan muncul di kepala Mo Weiyi, "Ada apa Xiaobai? Kenapa Rong An mencarimu? Apa Qu Yunyao membuat masalah lagi? Atau ada masalah di rumah?"     

"Tidak ada apa-apa." Jawab Xiao Yebai yang tetap melihat ke depan, "Aku menyuruhnya untuk datang ke rumah sakit, dan mengantarmu kembali ke rumah."     

"...Oh."     

**     

Empat puluh menit kemudian, di rumah sakit.     

Mo Weiyi membuka pintu kamar pasien dan melihat Xiao Zhiwei sedang bersandar di ranjang. Seluruh ruangan itu kosong, bahkan Xiao Depeng dan Zhang Liya pun tidak ada di sana.     

"Kakak!"     

Xiao Zhiwei buru-buru duduk, matanya hanya tertuju pada Xiao Yebai untuk sementara waktu, dan kemudian dia menatap Mo Weiyi, "Nona Mo."     

Mo Weiwei mengenakan gaun panjang berwarna krem ​​​dengan syal berumbai​​. Rambut ikalnya terlihat halus dan bergelombang. Dia terlihat sangat cantik, elok, dan menawan.     

Setelah masuk dan duduk di sofa, Mo Weiyi menatap Xiao Zhiwei dan berkata, "Bukankah kamu mau meminta maaf padaku? Cepat, katakan saja."     

Rasa malu dengan cepat melintas di wajah Xiao Zhiwei.     

Di bawah selimut, tangannya yang gugup dan lemas tiba-tiba terasa kaku dan akhirnya dia berkata, "Maaf, semua masalah kemarin adalah kesalahanku. Aku harap Nona Mo berbesar hati untuk memaafkanku."     

Tangan kecil Mo Weiyi memainkan rambut ikalnya, "Kamu adalah adik Xiaobai, dan aku adalah kakak iparmu. Karena kamu sudah mengakui kesalahanmu, kamu tidak perlu khawatir lagi, karena aku sudah memaafkanmu."     

Setelah mengatakan hal ini, Mo Weiyi memberikan senyuman yang tulus dan cerah.     

Xiao Zhiwei terdiam.     

Dia sangat membenci penampilan Mo Weiyi yang selalu merasa benar dan congkak. Sepertinya setiap orang harus lebih rendah darinya, dan sikap bicaranya yang selalu sombong, suka memerintah, dan agresif...     

"Benar-benar angkuh!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.