Menikahi Pria Misterius

Perangkap Tersembunyi



Perangkap Tersembunyi

0"Ini, bubur yang kamu mau, akhirnya aku bisa membelinya setelah mengantri lama. "     
0

Xiao Zhiwei tersenyum, "Terima kasih."     

Song Quan meletakkan bubur dan duduk di sofa tanpa berbicara.     

Xiao Zhiwei sudah mengamati ekspresi Song Quan sejak dia masuk ke bangsal. Sambil mengeluarkan bubur dari dalam plastik, Xiao Zhiwei bertanya, "Kamu kenapa?"     

Song Quan terdiam.     

"Dilihat dari sikapmu yang terlihat sedang gelisah, sepertinya kamu baru bertemu dengan wanita cantik?" Tanya Xiao Zhiwei.     

Mendengar hal ini, Song Quan langsung tertawa, "Kamu benar-benar teman baikku, tanpa aku harus mengatakan apa-apa, kamu sudah paham."     

"Kamu benar-benar baru bertemu wanita cantik?" Kata Xiao Zhiwei. Lalu dia mencibir lagi, "Aku sudah tahu sejak aku pertama kali bertemu denganmu, bajingan, sampai kapanpun kamu tidak akan bisa mengubah kebiasaan burukmu. Melihat wanita cantik sedikit, kamu langsung membeku, padahal kamu tidak tahu sama sekali siapa wanita itu."     

"Hey, wanita yang kulihat kali ini berbeda." Song Quan menggosokkan jari ke dagunya. Dia menyipitkan matanya sambil berusaha mengingat, "Gadis ini berbeda dari gadis manapun yang pernah kulihat sebelumnya. Ckckck, penampilannya, temperamennya, pakaiannya benar-benar terlihat seperti wanita dari keluarga kaya, kulitnya sangat bagus, dan dia terlihat sangat cantik..."     

"Meskipun badannya sedikit kurus, tapi secara keseluruhan wanita itu sangat cantik dan murni." Song Quan kemudian membayangkan bagaimana jadinya kalau dia bisa tidur dengannya selama satu malam…     

"Seperti apa, cepat katakan padaku."     

Song Quan merasa kesal karena mimpi indahnya diganggu, "Kalau aku bilang pun kamu pasti tidak mengenalnya."     

"Meskipun aku tidak tahu, tapi aku kan sudah lama dirawat di rumah sakit ini, dan aku sudah sangat akrab dengan perawat-perawat di sini. Kalau kamu memberitahuku, aku akan membantumu menanyakan pada perawat, siapa tahu mereka kenal orang itu. Bagaimana?"      

Setelah mendengar perkataan Xiao Zhiwei, Song Quan buru-buru berkata, "Wanita itu sangat tinggi, dia mengenakan rok putih dan syal, rambutnya sangat panjang..."     

"Oh aku tahu, apa dia bersama seorang pria di sebelahnya?"     

"Aku tidak terlalu memperhatikan."     

Saat itu matanya hanya tertuju kepada wanita itu….     

Song Quan buru-buru bertanya, "Apa kamu benar-benar mengenal wanita ini?"     

Xiao Zhiwei mengangguk, "Aku baru saja ngobrol dengan beberapa perawat, mereka mengatakan kalau ada seorang wanita cantik di sebelah, dan tampaknya dia adalah murid populer dari Universitas Nan..."     

"Wanita populer?" Mata Song Quan terlihat penuh nafsu, "Tidak heran wanita yang sangat cantik ini, ternyata adalah wanita populer di kampusnya."     

"Ayolah, dia pasti anak baik-baik. Tidak seperti aku, yang bisa ditipu olehmu hanya dengan beberapa kata." Xiao Zhiwei sengaja menghancurkan angan-angannya. "Coba lihat dirimu sendiri, bajingan sepertimu tidak akan bisa mendapatkan yang kamu mau, jangan halusinasi, wanita itu tidak mungkin mau melirikmu, kalian sudah pasti berada di jalan yang berbeda."     

"Aku hanya memikirkannya, apa tidak boleh?" Song Quan memelototinya dengan marah.     

"Ya sudah pikirkan saja. Besok aku akan kembali ke kota Tong. Jangan cari aku kalau kamu dipukuli nantinya."     

"Sudahlah, cepat makan makananmu!" Setelah selesai berbicara, Song Quan mengeluarkan ponselnya, lalu menundukkan kepalanya dan mulai bekerja.     

Xiao Zhiwei menyantap buburnya perlahan sambil melihat tatapan kotor dari pria itu, ekspresi puas pelan-pelan muncul di wajahnya.     

Song Quan adalah gangster kecil di kota Nan. Dia memang tidak punya otak, tapi dia kenal banyak penjahat dan gangster lokal. Terkadang dia akan mengikuti beberapa anak orang kaya dan membuat masalah di mana-mana.     

Dulu, Xiao Zhiwei mau berpacaran dengan Song Quan untuk beberapa saat karena dia sedang putus asa, dan dia juga sudah menolak berbagai macam pria.     

Tapi Song Quan terlalu haus wanita, dan Xiao Zhiwei bukanlah tipe wanita cantik, bisa dikatakan dia adalah tipe wanita yang membosankan. Jadi, wajar kalau mereka berdua akhirnya putus.     

Setelah putus, Xiao Zhiwei dikirim oleh keluarga Mo ke Los Angeles untuk melanjutkan studi. Dalam empat tahun terakhir, keduanya tidak pernah bertemu. Sampai dua hari yang lalu, saat Xiao Zhiwei berjalan-jalan di taman bawah, tiba-tiba mereka bertemu lagi.     

Terkadang, takdir bisa begitu ajaib.     

Dan orang seperti Song Quan ini, bagaimana mungkin Xiao Zhiwei tidak akan memanfaatkannya?     

Xiao Zhiwei sangat memahami Song Quan. Pria ini sangat bejat, dia adalah tipe pria yang sangat haus wanita. Song Quan selalu memikirkan wanita cantik. Mo Weiyi yang bersih dan cantik benar-benar adalah tipe kesukaan Song Quan.     

Tubuhnya sekarang sudah hancur, dan dia akan dibawa kembali ke kota Tong untuk menikah dengan pria yang tidak dia cintai, sementara Mo Wei dapat memiliki kelancaran dalam cinta dan kehidupannya.     

"Putri kecil, ini saatnya kau mengalami penderitaan dari dunia ini."     

**     

Setelah akhir pekan, minggu yang baru telah tiba.     

Setiap Senin pagi, Universitas Nan akan melakukan upacara pengibaran bendera, dan semua murid harus berkumpul di lapangan jam delapan pagi.     

Hari ini adalah upacara pengibaran bendera pertama sejak semester baru dimulai, Su Wanwan tidak mau terlambat.     

Setelah sarapan, supir keluarga Huo membawa Fu Ziyang ke sekolah Wellington, sedangkan Su Wanwan diantar oleh Huo Jingshen ke Universitas Nan.     

Sesampainya di gerbang kampus, Su Wanwan melihat ke arah jam, sudah jam 07:50.     

Bingo!     

Su Wanwan segera membuka sabuk pengamannya, "Aku pergi dulu."     

Baru saja ia menyentuh pintu…     

"Tunggu sebentar." Tiba-tiba terdengar suara berat pria itu, nadanya sedikit tidak puas, "Itu saja?"     

Su Wanwan menoleh dengan ekspresi bingung, "Apa lagi?"     

Huo Jingshen menatap Su Wanwan, lalu mengangkat alisnya, "Goodbye kiss."     

Su Wanwan terdiam.     

Melihat dia tidak bereaksi, Huo Jingshen berbicara lagi, "Cium suamimu dulu, baru boleh pergi."     

Su Wanwan terbatuk, lalu dia melihat ke arah depan, ke arah belakang, kiri dan kanan.     

Huo Jingshen terdiam.     

Lalu, Su Wanwan berkata, "Kita sedang di gerbang kampus, di sini ada banyak orang. Bagaimana kalau ada teman sekelasku yang melihat?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.