Menikahi Pria Misterius

Tidak Memiliki Niat Yang Baik



Tidak Memiliki Niat Yang Baik

0Tapi…     
0

Tadi Xiao Yebai mengatakan kalau Mo Weiyi sama sekali tidak mengetahui semua hal yang Xiao Zhiwei lakukan.     

"Kenapa bisa begitu?" Xiao Zhiwei menjadi penasaran.     

"Mo Weiyi sangat membenciku, tapi kenapa kakak tidak memberi tahu kepadanya kalau semua masalah di rumah sakit adalah perbuatanku?"     

Xiao Zhiwei tidak merasa kalau Xiao Yebai sedang melindunginya, malah sebaliknya, "Apa dia sebenarnya sedang melindungi Mo Weiyi?"     

"Mungkin karena…"     

Tapi akhirnya Xiao Zhiwei tidak mau menyelidiki lebih lanjut.     

Setelah mengambil napas dalam-dalam, dia kembali mengambil ponselnya dan menekan sebuah nomor telepon.     

*     

*     

*     

Sekitar satu jam kemudian.     

Pukul 10:30 malam, di dalam ruang belajar yang tenang, notifikasi WeChat dari ponsel Xiao Yebai berbunyi.     

Xiao Yebai mengangkat ponselnya dan melirik, dia kemudian mematikan komputer lalu bangkit dan berjalan ke kamar sebelah.     

Xiao Yebai membuka pintu kamar itu.     

Dari tempat tidur besar yang bergaya klasik itu, Mo Weiyi mengangkat jari telunjuknya dan memberi isyarat dengan suara "Sshh."     

Di samping Mo Weiyi, ada Nyonya Xu yang sudah tertidur.     

Xiao Yebai berjalan mendekat dan mengangkat Mo Weiyi dari tempat tidur yang besar itu.     

"Tolong bantu nenek untuk mematikan lampu kamar," Kata Mo Weiyi lembut.     

Setelah mematikan lampu dan menutup pintu, Xiao Yebai pergi meninggalkan kamar itu dengan menggendong Mo Weiyi.     

Sesampainya di kamar lantai atas, Xiao Yebai menurunkan Mo Weiyi di sofa, tapi ketika Xiao Yebai hendak pergi…     

"Xiao Bai, aku baru saja menerima telepon dari adikmu."     

Pria itu berhenti.     

Selama bertahun-tahun nomor telepon Mo Weiyi tidak pernah berubah. Tentu saja hal itu tidak terlalu mengejutkan, kalau Xiao Zhiwei mengetahui nomor telepon Mo Weiyi.     

Xiao Yebai berbalik, matanya terlihat sedikit menyipit di balik lensa kacamata yang ia gunakan, "Untuk apa dia mencarimu?"     

"Katanya, lusa dia akan kembali ke kota Tong dengan paman dan bibimu, jadi besok dia ingin aku pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengannya dan dia juga ingin meminta maaf padaku." Mo Weiyi memiringkan wajahnya dan menatap Xiao Yebai dengan tatapan tajam, wajahnya terlihat menawan, "Menurutmu, dia tidak bersungguh-sungguh, kan? Sebenarnya dia tidak memiliki niat yang baik, kan?"     

Xiao Yebai menggerakkan sudut bibirnya, "Kalau begitu, kamu tidak perlu pergi ke sana."     

"Mana bisa?" kata Mo Weiyi menolak, "Dia kan sudah mengundangku untuk datang, bagaimana bisa aku tidak datang? Kalau aku tidak datang, aku akan terlihat seperti pengecut yang takut dengannya."     

Xiao Yebai terdiam.     

"Aku bilang pada Xiao Zhiwei kalau kamu akan menemaniku." Kata Mo Weiyi sambil tersenyum manis. "Lagipula aku juga berharap dia bisa lebih sadar kalau kamu adalah suamiku, dan dia hanyalah sebatas adik perempuanmu. Dalam hal ini, adik ipar tidak bisa mengalahkan kakak ipar.     

"Besok sore aku ada acara." Kata Xiao Yebai dengan nada yang jelas menolak.     

Mo Weiyi mengerutkan keningnya, "Kalau begitu... kita pergi ke rumah sakit di pagi hari! Lagipula besok nenek akan pulang ke rumah, dan aku juga tidak mau tinggal di sini bersama bibi dan yang lainnya. Jadi besok pagi kita pergi ke rumah sakit terlebih dahulu untuk menemui adikmu, setelah itu, kamu antar aku pulang ke Teluk Lishui, dan kamu bisa pergi ke acaramu, bagaimana?"     

Putri kecil ini biasanya tidak mudah berubah pikiran.     

Xiao Yebai menatap Mo Weiyi kemudian melepas kacamatanya dan meletakkannya di atas meja, "Aku mau mandi dulu."     

"Oke."     

Saat pria itu berjalan masuk ke dalam kamar mandi, Mo Weiyi tiba-tiba bangkit dari sofa.     

Karena besok dia akan bertemu dengan saingannya, maka dia bertekad untuk terlihat lebih cantik.     

Mo Weiyi pergi ke lemari pakaian dan membuka lemari itu.     

Tapi… Mo Weiyi merasa tidak puas saat melihat pakaian-pakaian yang tergantung di lemari itu.     

Sejak Mo Weiyi menikah, dia sangat jarang kembali ke tempat ini, jadi dia tidak memiliki banyak pakaian di sini, apalagi perhiasan.     

Selain itu, musim baru saja berganti, semua pakaian yang baru dibeli dikirim ke rumahnya di Teluk Lishui.     

Mo Weiyi menghabiskan waktunya untuk memilih pakaian sampai akhirnya dia memilih gaun berwarna merah muda kastanye, sepertinya gaun itu akan terlihat cocok dengan warna kulitnya.     

Gaun ini dibeli pada musim semi tahun ini, meskipun badannya tidak banyak berubah, tapi di beberapa tempat… terlihat ada sedikit peningkatan. Jadi dia harus tetap mencobanya gaun itu terlebih dahulu.     

Saat Xiao Yebai keluar dari kamar mandi, dia melihat Mo Weiyi sedang berdiri di depan lemari.     

Mo Weiyi memunggungi dirinya sendiri di bawah cahaya lampu kamar itu.     

Dia memang terlihat seperti seorang putri. Sejak kecil putri kecil ini sudah dirawat dengan hati-hati, setiap hari dia sangat menjaga tubuhnya.     

Saat kecil, Mo Weiyi belajar balet dan tarian tradisional. Meskipun dia tidak belajar dengan baik, tapi tubuhnya menjadi tinggi dan ramping. Kedua kakinya pun juga lurus dan indah.     

"Xiaobai." Mo Weiyi berbalik dan menatap suaminya, "Tadinya aku mau memakai gaun merah muda ini, tapi ternyata sekarang agak sempit. Apa kamu bisa membantuku memilih gaun yang lain? Bagaimana dengan gaun krem ​​ini?"     

Dia membentangkan gaun krem ​​panjang itu sambil menunjukkannya pada Xiao Yebai.     

Xiao Yebai berjalan ke arah Mo Weiyi, saat ini dia tidak menggunakan kacamata, mata Xiao Yebai terlihat gelap dan dalam, "Kamu memilih pakaian untuk apa?"     

Mo Weiyi tersenyum dan berkata dengan bangga, "Aku membeli pakaian ini saat memasuki musim semi di tahun ini. Tapi sekarang baju ini sudah tidak muat. Besok aku akan menemui adikmu. Tentu saja aku harus berdandan sedikit lebih cantik. Aku tidak mau membuatmu malu."     

"Ohh." Jawab Xiao Yebai.     

Mo Weiyi tidak bisa menahan senyumnya.     

"Bagaimana?"     

Mo Weiyi merasa Xiaobai... seperti goblin dari cerita "Perjalanan Ke Barat", yang tidak bisa menyentuh gunung Tang Sanzang!     

Sebenarnya, selain kemiripan sifatnya yang pendiam, dalam aspek lain, Xiaobai dan Biksu Tang juga memiliki banyak persamaan.     

Xiaobai biasanya memang terlihat tenang seperti biksu Tang. Tapi dia juga bisa terlihat seperti Biksu Hua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.