Menikahi Pria Misterius

Menjaga Mo Weiyi



Menjaga Mo Weiyi

0Xiao Yebai terdiam.     
0

"Hehe." Setelah mengatakan hal itu kepada suaminya, Mo Weiyi yang sekarang sedang merasa hatinya berbunga-bunga langsung membenamkan wajahnya di lengan pria itu lagi dan berkata dengan genit, "Sudah kamu pergi saja dulu, aku mau menemani nenek mengobrol, setelah itu aku akan kembali dan menemanimu tidur."     

Pria itu mengangkat alisnya, dia bergumam, lalu pergi dengan kaki panjangnya.     

**     

Kamar Nyonya Xu berada di lantai pertama vila dekat sudut selatan.     

Vila ini bergaya Amerika klasik. Vila ini dulu adalah tempat tinggal Xiao Yebai saat dia pertama kali datang ke keluarga Mo. Setiap Xiao Yebai dan Mo Weiyi berkunjung ke rumah kakeknya, mereka juga akan tinggal di vila ini.     

Setelah mengantar Mo Weiyi ke kamar neneknya, Xiao Yebai langsung pergi ke ruang kerja di sebelah untuk menangani beberapa urusan perusahaan.     

Tidak lama kemudian, ponsel Xiao Yebai berdering.     

Xiao Yebai mengerutkan kening ketika melihat nama di layar ponselnya, lalu menekan tombol jawab.     

"Kak." Terdengar suara Xiao Zhiwei dari dalam ponsel, "Ini aku."     

"Ada apa?" Suara Xiao Yebai terdengar acuh tak acuh.     

"Kak besok kan akhir pekan, bisakah kamu datang ke rumah sakit untuk menjengukku?"     

Karena takut Xiao Yebai tidak setuju dengan permintaannya, Xiao Zhiwei segera menambahkan, "Beberapa hari ini cederaku mulai pulih. Jadi kak, setelah aku memikirkan semuanya, akhirnya aku menemukan jawabannya, semua masalah yang lalu adalah kesalahanku sendiri. Jadi aku ingin meminta maaf kepada kakak secara langsung, bagaimana, apakah bisa?"     

"Tidak perlu." Suara Xiao Yebai masih terdengar acuh tak acuh, ada rasa dingin yang tak terkira.     

"Tapi kak, orang tuaku mengatakan kalau lusa mereka akan membawaku kembali ke Kota Tong, dan kali ini aku tidak tahu apakah aku punya kesempatan untuk bertemu denganmu lagi di masa depan..." Suara Xiao Zhiwei terdengar serak, "Kakak, aku benar-benar ingin melihatmu lagi, apa tidak boleh?"     

"Xiao Zhiwei." Suara pria itu terdengar kesal, "Karena kamu sudah memutuskan untuk kembali, maka jalani saja kehidupanmu yang baru dengan lebih baik lagi."     

"Kakak." Xiao Zhiwei akhirnya menangis, "Tapi kakak harus tahu, sebenarnya aku sama sekali tidak ingin kembali ke kota itu, aku terpaksa! Ayah dan ibuku pasti akan memaksaku menikahi seseorang! Di mata mereka, putrinya adalah sampah yang tidak berguna. Mereka hanya ingin mendapatkan uang mahar hasil pernikahanku. Menurutmu apakah mereka akan peduli dengan perasaanku? Akankah mereka peduli dengan hidup dan matiku? Bukannya kakak tahu tentang hal ini?"     

Xiao Yebai terdiam.     

Suasana percakapan itu menjadi hening dan terasa dingin.     

Setelah tangisan Xiao Zhiwei pecah, dia kembali berkata, "Aku mengaku kalau saat itu semuanya adalah kesalahanku. Seharusnya aku tidak memprovokasi Nona Mo, apalagi membiarkan anak kecil itu turun untuk menakuti Nona Mo... Jadi kali ini, aku tidak punya wajah untuk meminta bantuan lagi padamu. Saat aku kembali, tidak peduli hidup ataupun mati, aku tidak akan mengganggumu lagi, tapi... Aku benar-benar ingin melihatmu untuk terakhir kalinya, apa tidak boleh? Kalau kakak khawatir, kakak juga bisa membawa Nona Mo. Aku juga ingin meminta maaf padanya."     

"Dia tidak tahu masalah ini."     

"….." Xiao Zhiwei terdiam mendengar hal itu.     

Xiao Yebai mengetuk meja hitam di depannya dua kali dengan jari-jarinya yang ramping, lalu berkata, "Aku tutup teleponnya."     

"Tunggu sebentar." Xiao Zhiwei buru-buru memotongnya, "Kalau begitu aku akan meminta maaf kepadanya untuk semua kesalahanku di masa lalu, boleh?"     

Xiao Zhiwei sudah merendahkan dirinya dan memohon, tapi yang dia dapatkan hanyalah penolakan kejam dari pria itu.     

"Sudah kubilang tidak perlu, sudahlah aku tutup teleponnya."     

**     

Di dalam kamar rumah sakit.     

Xiao Zhiwei melihat layar ponselnya yang berangsur-angsur menjadi gelap, tangannya menjadi pucat karena dia memegang ponselnya dengan sangat erat, mukanya terlihat sangat kesal, Xiao Zhiwei merasa dirinya hampir gila.     

Pada saat Xiao Zhiwei kembali ke negaranya, dia langsung membeli obat aborsi setelah turun dari pesawat. Saat obatnya bereaksi, dia langsung menelpon Xiao Yebai.     

Xiao Zhiwei mengira Xiao Yebai akan selalu menemaninya di rumah sakit, tapi ternyata sebelum dirinya keluar dari ruang operasi, Xiao Yebai sudah meninggalkannya.     

Dia tahu kalau hari itu adalah hari ulang tahun pernikahan Xiao Yebai dan Mo Weiyi.     

Benar-benar hari yang sangat ironis.     

Empat tahun yang lalu, Xiao Zhiwei diantar ke bandara oleh pengawal keluarga Mo karena dia akan melanjutkan sekolahnya di Kanada.     

Xiao Zhiwei juga tahu kalau keluarga Mo mengirimnya ke Kanada karena Mo Wei sangat membenci dirinya.     

Lagi pula, sejak kecil, Xiao Zhiwei adalah satu-satunya wanita yang paling dekat dengan Xiao Yebai. Karena mereka masih satu keluarga, mereka berdua pernah tinggal di bawah satu atap yang sama, pergi ke sekolah bersama, pulang sekolah bersama-sama, makan bersama, mengerjakan pekerjaan rumah bersama, dan tidur bersama…     

Selama empat tahun di Kanada, Xiao Zhiwei mencoba segala cara untuk menghubungi orang-orang di negaranya dan dia sangat ingin kembali ke Cina, tapi Mo Yaoxiong menolaknya.     

Demi kebahagiaan putrinya, Weiyi, Mo Yaoxiong bahkan tidak segan-segan mengirim orang yang tidak bersalah ke negara lain.     

Xiao Zhiwei membenci Mo Yaoxiong, tapi dia lebih membenci Mo Weiyi.     

Jadi setelah dia bisa kembali ke Cina, Xiao Zhiwei mencoba yang terbaik untuk membuat Mo Weiyi kesal.     

Sejak kecil, wanita ini telah dibesarkan seperti seorang putri. Mo Weiyi sangat egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri, dia sombong dan memiliki temperamen yang keras. Terutama ketika berurusan dengan Xiao Yebai, dia sama sekali tidak tahan dengan provokasi apapun.     

Saat dia dirawat di rumah sakit karena aborsi itu, dia terpaksa mengambil berbagai resiko, serta menjatuhkan tubuhnya sendiri dengan sengaja. Xiao Zhiwei rela membuat tubuhnya mengalami berbagai kondisi buruk.     

Sampai dokternya memberitahu kalau rahimnya rusak parah dan dia tidak bisa lagi memiliki anak di masa depan...     

Tapi Xiao Zhiwei sama sekali tidak menyesal.     

Karena sebenarnya dia memang tidak menginginkan anak itu, jadi tidak ada bedanya kalau rahimnya rusak. Lagi pula Xiao Zhiwei tidak mendapatkan pria yang dia sukai. Dia juga tidak mau melahirkan anak dari pria lain, dan anak yang dia gugurkan hanyalah alat baginya agar dia bisa kembali ke Cina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.