Menikahi Pria Misterius

Kamu Tetaplah Suamiku



Kamu Tetaplah Suamiku

0"Benarkah?" Qu Yunyao tetap tersenyum manis walau dirinya sedang dikritik, "Mungkin aku terlalu gugup karena ingin menunjukan permainan yang terbaik untuk kakak ipar, jadi kegugupanku mempengaruhi permainanku tadi."     
0

"Bermain piano dan melakukan sesuatu yang lain adalah hal yang sama." Xiao Yebai menjelaskan lebih lanjut, "Jangan membidik terlalu tinggi, apalagi berangan-angan. Kamu harus melihat posisimu dengan jelas."     

"Baiklah, aku paham maksud kakak ipar." Qu Yunyao berbicara dengan suara lembut, "Seperti beberapa orang, mereka terlahir sebagai putri, dicintai oleh ribuan orang, dan menikmati semua kemuliaan dan kekayaan. Tetapi beberapa orang hanya bisa menjadi bebek jelek, dan belum tentu bisa berubah menjadi angsa putih."     

"Bagus kalau kamu sudah mengerti." Jawab Xiao Yebai datar.     

"Tapi kak, meskipun kelahiran seseorang tidak dapat diubah, kita dapat mengandalkan kesempatan dan kerja keras untuk mengubah masa depan. Sama seperti kakak ipar, kalau bukan karena keluarga Mo yang mengadopsi dan mengirim kakak ipar ke Amerika untuk melanjutkan studi, lalu menikahkanmu dengan kak Yiyi, aku rasa sekarang kakak ipar pasti sedang bekerja keras di daerah kecil itu, dan aku juga khawatir kakak ipar tidak tahu apa-apa tentang piano?"     

Seketika ruangan itu menjadi hening.     

"Juga, tadi saat aku pergi ke kamar mandi, aku ternyata berjalan ke arah yang salah, dan… menemukan kakak ipar yang sedang menelepon." Qu Yunyao terlihat polos, "Kakak ipar, sebenarnya apa yang sedang kamu cari?"     

Xiao Yebai menatapnya dengan ekspresi tenang dan alis terlihat acuh tak acuh.     

Dari awal hingga akhir, tidak peduli apapun yang Qu Yunyao katakan, Xiao Yebai tetap tidak menunjukkan perubahan emosi sama sekali.     

Ekspresi Xiao Yebai tampak seperti laut dalam di malam yang sunyi, sehingga orang lain      

tidak bisa melihat atau menebak apa yang dia pikirkan.     

"Kakak ipar." Kembali terdengar suara Qu Yunyao yang lembut, "Sebenarnya, apa kakak pernah merasa kalau kita berdua sangat mirip. Aku juga mau seperti kakak ipar, yang mendapatkan bantuan dari orang lain sehingga bisa bangkit seperti sekarang dan bisa meninggalkan kehidupan yang lama. Jadi kak, bisakah kakak ipar membantuku?"     

Mata hitam Xiao Yebai sedikit menyipit, dan akhirnya dia berkata, "Apa yang bisa aku bantu?"     

Mendengar nada pria itu yang melunak, Qu Yunyao mencibir dalam hatinya dan berkata dengan cepat, "Aku tahu kalau kakak ipar adalah presiden eksekutif Mo Shi, dan keputusan ada di tangan kakak ipar. Jadi aku bertanya-tanya apakah kakak ipar mempunyai rencana untuk berinvestasi pada film? Baru-baru ini, sebuah film sedang mencari investor, dan sutradaranya adalah..."     

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dari luar.     

Qu Yunyao segera berbalik, "Kak Yiyi, kamu datang kemari?"     

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Mo Weiyi berdiri di depan pintu dengan tongkatnya, matanya dengan tajam menatap mereka berdua.     

Dilihat dari posisi mereka, Xiao Yebai sedang duduk di sofa, sementara Qu Yunyao berdiri di depannya. Meskipun ada jarak, tapi tetap saja… "Terlihat agak intim."     

Di dalam ruangan itu hanya ada mereka berdua, seorang gadis yang mencurigakan, dan Xiao Bai yang sangat tampan.     

Wajah Mo Weiyi terlihat kesal karena apa yang baru saja dia pikirkan, hatinya menjadi gelisah.     

"Ada nada yang tidak bisa ku mainkan dengan baik, jadi aku meminta pendapat kakak ipar." Qu Yunyao menjelaskan.     

"Oh." Mo Weiyi mengedipkan mata kucingnya, "Apakah kalian sudah selesai? Nenek bilang dia ingin beristirahat."     

"Sudah hampir selesai." Qu Yunyao menjawab sambil tersenyum, "Terima kasih kak Yiyi, kalau suatu hari aku butuh bantuan, apakah aku bisa meminta kakak ipar untuk membantuku lagi?"     

Mo Weiwei menatapnya, "Kakak iparmu sangat sibuk. Karena kamu sangat membutuhkan bimbingan, bagaimana kalau besok aku meminta seseorang untuk mencarikan guru piano untukmu?"     

"Benarkah?" Mata Qu Yunyao berbinar, dia terlihat sangat senang dan bersemangat, "Wow, terima kasih, kak Yiyi."     

Mo Weiyi terdiam.     

Keraguan di hatinya segera menghilang.     

"Sudahlah." Sepupunya ini hanya satu tahun lebih muda dari Mo Weiyi. "Lagi pula aku dengar Qu Yunyao belum pernah berpacaran, dan setiap hari dia hanya berlatih piano dan belajar. Jangan-jangan di dalam hatinya, dia tidak bisa membedakan perempuan dan pria."     

"Xiao Bai, ayo temani aku mengantar nenek beristirahat."     

Xiao Yebai segera bangkit dan berjalan menghampirinya.     

Mo Weiyi yang sedang berdiri di depan pintu langsung mengangkat tangan kirinya dan menunggu Xiao Yebai untuk menuntunnya.     

Mo Weiyi terkejut karena suaminya langsung menggendongnya alih-alih menuntunnya berjalan. Mo Weiyi pun langsung melingkarkan tangan ke leher Xiaobai dengan spontan karena tidak siap.     

"Aku menggendongmu agar kita bisa lebih cepat sampai," kata Xiao Yebai, lalu pergi sambil menggendongnya.     

Qu Yunyao berdiri sambil melihat punggung kedua orang itu yang perlahan-lahan menghilang, senyum di wajahnya pun semakin dalam.     

**     

"Xiaobai."     

Di koridor, Mo Weiyi yang berada di gendongan suaminya langsung bertanya, "Apa sepupuku sangat pintar?"     

"Apa maksudmu?"     

"Sejak kecil, dia mahir dalam bermain piano, catur, kaligrafi, dan melukis, bahkan prestasi akademiknya juga sangat baik." Mo Weiyi mengernyitkan hidung kecilnya dan berbisik, "Dulu, ibuku sering menyuruhnya untuk mengajariku."     

"Benarkah?"     

"Iya." Mo Weiyi mengangguk, suaranya terdengar pelan, "Kalian berdua kan sejak kecil adalah murid-murid yang unggul dalam karakter dan akademik, apa kalian tadi memiliki banyak topik untuk dibicarakan bersama?"     

Xiao Yebai menghentikan langkahnya.     

Lalu, Xiao Yebai menurunkan bulu matanya dan menatap gadis muda yang ada di gendongannya.     

Mo Weiyi juga menatapnya dengan sepasang mata kucing yang indah dan bulat. Wajahnya cerah, rambut ikalnya yang pirang tergerai di lengan dan dadanya, rambutnya lembut dan tebal.     

"Topiknya tidak sebanyak saat aku sedang berbicara denganmu." Xiao Yebai berkata dengan ringan.     

"..." Mo Weiyi tercengang.     

Meskipun nada suara Xiao Yebai datar dan ekspresinya hampir tidak berubah, tapi Mo Weiyi tiba-tiba merasa kehangatan di hatinya, rasanya ada gelembung merah muda yang terus bermunculan.     

Mo Weiyi tidak bisa menahan senyumnya.     

Tapi kemudian Mo Weiyi membuat wajahnya terlihat tegas dan sengaja mengeraskan suaranya saat bicara, "Hei! Bahkan kalau kamu memiliki topik yang banyak dengan wanita lain, kamu tetap akan menjadi suamiku. Kamu akan selalu menjadi suamiku selama-lamanya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.