Menikahi Pria Misterius

Tidak Enak Didengar



Tidak Enak Didengar

0Mo Weiyi tentu merasa sangat senang ketika ia dipuji seperti itu. Lalu dia meraih lengan Xiao Yebai dan tersenyum senang.     
0

"Huh." Qu Yunyao menghela nafas, "Aku iri pada orang-orang yang memiliki bakat musik yang tinggi. Paman, kenapa aku tidak memiliki bakat di bidang ini?"     

"Bagaimana mungkin?" Mo Yaoxiong hanya bisa menghibur.     

"Tapi aku tidak bisa bermain piano dengan baik. Lagi pula ibuku juga pemain biola, jadi dia tidak bisa membantuku. Sebentar lagi aku akan mengikuti ujian kenaikan level, dalam waktu yang sesingkat ini aku tidak bisa menemukan seseorang yang bisa memberikan bimbingan."     

"Bukankah kakak iparmu ada di sini?" Mo Yaoxiong memandang menantunya, "Yebai, bantu bimbing Yunyao."     

Qu Yunyao tampak sangat senang "Benarkah? Kakak ipar mau membantuku memberi bimbingan?"     

Semua mata tertuju pada Xiao Yebai.     

Dia mengangkat kelopak matanya, dan berbicara dengan nada yang datar dan tenang, "Aku sudah lama tidak bermain piano, jadi aku tidak bisa membantu membimbingmu."     

"Ah." Kata Qu Yunyao, nada dan ekspresinya terlihat sangat kecewa.     

Lalu, Mo Yaoxiong segera berkata, "Yebai, bantu dia dan beri beberapa bimbingan. Setiap hari, ruang piano dibersihkan oleh pelayan, pasti ruangan itu sangat nyaman."     

Qu Yunyao melipat tangannya, dia mengerutkan kening dan memohon dengan lembut, "Kakak ipar, kumohon, bantu aku."     

Melihat wajah Xiao Yebai yang tidak menunjukkan ekspresi, Qu Yunyao langsung menatap ke arah Mo Weiyi dan kembali memohon, "Kakak Yiyi, tolong, tolong aku, tolong suruh kakak ipar untuk membantu membimbingku, aku benar-benar takut tidak lulus ujian. Aku sudah ikut ujian sebanyak dua kali."     

Nada suaranya lembut, dan dia benar-benar terlihat seperti gadis polos.     

Lalu Mo Weiyi berkata, "Sekarang sudah jam sembilan malam."     

Tidak mungkin dia tiba-tiba meminta suaminya untuk membimbing sepupunya bermain piano. Gadis ini benar-benar tidak masuk akal.     

"Setengah jam saja, aku mohon kak." Qu Yunyao terus saja memohon.     

Mo Weiyi memegang lengan Xiao Yebai, dan wajahnya penuh dengan keengganan.     

Lalu….     

"Yiyi, kenapa kamu masih belum paham juga?" Mo Yaoxiong mengerutkan kening, "Yunyao akan mengikuti ujian, jadi biarkan Yebai memberinya bimbingan, lagi pula hal ini bukanlah hal yang terlalu merepotkan."     

Gadis ini terlalu dimanjakan olehnya. Mo Weiyi berusia dua puluh tahun, tapi dia egois seperti anak kecil. Dia tidak pernah peduli dengan perasaan orang lain.     

Mo Weiyi menatap ayahnya, dan akhirnya dia berkata sambil cemberut, "Xiaobai, bantu beri bimbingan padanya."     

"Terima kasih, Kak Yiyi, kamu yang terbaik!" Qu Yunyao tersenyum manis.     

Xu Jing juga tersenyum dan berkata, "Sekarang sudah agak larut, Yunyao, ingatlah untuk tidak terlalu mengganggu kakak iparmu, ya?"     

"Baiklah, hanya setengah jam, aku janji!"     

Mo Weiyi menatap sepupunya, wajah gadis itu terlihat sangat senang.     

Tapi kebaikan itu sulit untuk ditolak. Jadi mau tidak mau dia harus melepaskan dan membiarkan Xiao Yebai membimbing sepupunya. Xiao Yebai dan Qu Yunyao pun diarahkan oleh pelayan menuju ke ruang piano.     

**     

Ruangan pianonya sangat bersih dan hangat. Selain piano, ada berbagai macam biola. Semua alat musik di sini bermerek.     

Qu Yunyao tahu kalau tempat ini adalah ruang piano bibinya dulu.     

Para wanita di keluarga Xu semuanya sangat berbakat dalam bidang musik. Nyonya Xu dulunya adalah pemain biola terkenal di China. Kedua putrinya juga memiliki prestasi masing-masing di bidang musik, kecuali Mo Weiyi.     

Dia ingat dulu saat dia datang ke kediaman keluarga Mo, Mo Weiyi mengenakan gaun berwarna merah, dia duduk di sana dengan anggun dan sedang berlatih piano, tapi dia bahkan tidak bisa memainkan lagu "Ode to Joy" yang sangat sederhana, sehingga dia terus ditegur oleh ibunya…     

Melihat hal itu, Qu Yunyao tertawa terbahak-bahak, sampai ditegur oleh Xu Jing dengan kejam.     

"Huh, meskipun dia terlahir cantik dan menawan tapi dia juga memiliki kelemahan. Tuhan memang sangat adil."     

"Nona Qu, Anda bisa menggunakan piano ini." Kata pelayan itu.     

"Baiklah." Qu Yunyao berjalan mendekat, mengangkat roknya, dan duduk dengan anggun di depan piano.     

Qu Yunyao melirik ke arah pria yang sedang duduk di sofa, lalu tersenyum dan meletakkan tangannya yang ramping di tuts piano yang berwarna hitam-putih.     

Segera, serangkaian not mengalir perlahan dari jari-jarinya.     

Dia bermain dengan serius sampai akhir lagu.     

Qu Yunyao berbalik dan memandang pria yang lembut dan dingin itu di sofa, lalu bertanya dengan nada yang lembut, "Kakak Ipar, bagaimana permainan pianoku?"     

Xiao Yebai sedang sibuk dengan ponselnya dan menurunkan alisnya.     

Qu Yunyao tidak bisa melihat ekspresi pria itu dengan jelas, dan Xiao Yebai bahkan tidak bereaksi sama sekali.     

"Kakak Ipar?" Qu Yunyao meningkatkan volume suaranya.     

Xiao Yebai mengangkat kepalanya.     

Lalu… "Mainkan sekali lagi."     

"…." Qu Yunyao tercengan, lalu dia menangguk, "Baiklah."     

Qu Yunyao berbalik dan memainkan lagu itu lagi dari awal hingga akhir.     

Setelah selesai, Qu Yunyao berbalik lagi dan melihat ke arah Xiao Yebai, posisi duduk pria itu masih sama seperti sebelumnya.     

"Kakak ipar."     

Sama seperti sebelumnya, Xiao Yebai masih tidak bereaksi.     

Qu Yunyao mengangkat roknya, bangkit dari tempat duduk, dan berjalan menuju sofa.     

Suara langkah kaki dengan sepatu hak tingginya teredam oleh karpet yang tebal.     

Dia berdiri di depan pria itu dan diam-diam menatap pria tampan di depannya.     

Tidak seperti kebanyakan pria di luar sana, kulit Xiao Yebai sangat cerah, memberinya aura dingin dan menawan.     

Jari-jari yang sedang memegang ponsel itu ramping dan panjang, bentuknya sangat elegan. Sepintas, Xiao Yebai terlihat seperti pianis profesional.     

Wajah pria itu terlihat cerah dan bersih, dan saat dilihat dari dekat, wajahnya bahkan terlihat lebih halus daripada kulit wanita.     

Qu Yunyao perlahan mengangkat tangannya dan mengulurkannya ke wajah Xiao Yebai.     

Saat tangan Qu Yunyao hampir menyentuh wajah Xiao Yebai, tiba-tiba Xiao Yebai menghindar.     

"Kupikir kamu tertidur." Qu Yunyao menarik tangannya, jantungnya berdetak kencang, lalu dia tersenyum manis dan polos, "Kakak ipar, apa tadi kamu mendengarkanku bermain piano?"     

Xiao Yebai meletakkan ponselnya, dan berbicara dengan suara dingin, "Suara piano tadi terlalu terburu-buru, tidak enak didengar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.