Menikahi Pria Misterius

Dimanjakan Sejak Kecil



Dimanjakan Sejak Kecil

0Saat mendengar Xiaobai datang, Mo Weiyi tidak peduli lagi dengan sekitarnya, dia segera berdiri dengan bantuan tongkatnya, "Xiaobai."     
0

Xiao Yebai berjalan masuk.     

Dia mengenakan setelan hitam dengan kemeja putih bersih di dalamnya, warna dasinya gelap, dia terlihat sangat rapi. Xiao Yebai menggunakan kacamata, wajahnya yang tanpa ekspresi terlihat tampan, dan kulitnya berwarna putih.     

Secara keseluruhan, pria itu terlihat lembut, tenang, dan memiliki aura yang sangat dingin.     

Bahkan plester di dahinya tidak bisa menghalangi kenyataan kalau dia adalah pria yang tampan.     

Mata Qu Yunyao terlihat bersinar, dan pipinya jadi sedikit memerah.     

"Sebenarnya ada apa ini? Kaki Yiyi terluka, kenapa Yebai… dahinya juga terluka?" tanya Xu Jing.     

Kakek Mo terbatuk karena malu, lalu dia pergi dengan tongkatnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Xiao Yebai mengangguk sedikit kepada kedua tamu itu. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia membantu Mo Weiyi untuk duduk.     

Xu Jing berdiri di sana, dengan wajah yang tiba-tiba menjadi kaku.     

"Bu." Qu Yunyao bertanya dengan suara pelan, "Apa Kak Yiyi tidak suka dengan kedatangan kita?"     

"Jangan bicara omong kosong."     

"Aku tidak berbicara omong kosong. Tadi saat aku menyapanya, dia mengabaikanku." Qu Yunyao cemberut, ekspresinya terlihat khawatir, "Bu, apakah Kak Yiyi tidak menyukaiku?"     

"Tidak begitu." Xu Jing meyakinkan putrinya, "Yiyi dimanjakan sejak kecil, dan karakternya memang seperti itu. Kamu bergaul saja dengannya, dan tidak perlu memikirkan hal yang aneh-aneh. Paham?"     

"Baiklah."     

**     

Meja makan yang panjang itu dilapisi dengan taplak meja berwarna putih. Sekarang, meja itu sudah dipenuhi dengan berbagai macam hidangan yang sangat lezat.     

Kakek Mo duduk di kursi pertama, Nyonya Xu dan Mo Yaoxiong duduk bersebrangan.     

Mo Weiyi dan Xiao Yebai duduk di sebelah Mo Yaoxiong, dan di seberang mereka ada Xu Jing dan Qu Yunyao.     

Selama makan malam, hanya Xu Jing yang selalu mencari topik pembicaraan, sedangkan yang lainnya lebih banyak diam.     

Qu Yunyao duduk di seberang Xiao Yebai, saat dia melihat Mo Weiyi berdiri untuk mengambil daging dengan sumpitnya…     

Dari bawah meja, dia mengangkat kakinya dan mengaitkannya ke depan.     

Gerakan tangan Xiao Yebai langsung terhenti.     

Qu Yunyao menatap Xiao Yebai.     

Mo Weiyi juga menatapnya, "Ada apa, Xiaobai?"     

Pria itu mengangkat kelopak matanya dengan ringan, dan di balik lensa itu, mata hitamnya terlihat dingin, "Tidak apa-apa."     

"Ah, aku lupa kalau kamu tidak suka ketumbar. Kalau begitu berikan saja padaku." Kata Mo Weiyi sambil memasukkan semua ketumbar kembali ke mangkuknya.     

"Kebetulan sekali Yunyao-ku juga tidak suka makan ketumbar," kata Xu Jing sambil tersenyum.     

"Benarkah?" Mo Weiyi melirik Qu Yunyao, "Sebenarnya, aku tidak suka makan sebelumnya, tapi setelah tinggal di asrama sekolah, aku jadi suka semua makanan yang dibawakan pacarku. Terutama ketumbar, enak sekali. Kalian kurang beruntung karena tidak bisa merasakan enaknya makanan itu."     

"Waktu kecil Yiyi sangat pemilih dalam hal makanan." Nyonya Xu tersenyum, "Sekarang sudah jauh lebih baik, Yiyi bisa makan semua makanan, bahkan dia tidak perlu khawatir karena berat badannya tetap stabil walaupun Yiyi makan banyak."     

Qu Yunyao cemberut, lalu dia menundukkan kepalanya.     

**     

Setelah selesai makan, semua orang kembali ke ruang tamu.     

"Nenek, sekarang sudah larut malam, Nenek tinggal saja di sini semalam, besok baru minta sopir untuk mengantar Nenek pulang." kata Mo Weiyi.     

"Tidak, tidak, Nenek mau tidur di rumah saja, lagi pula Nenek tidak terbiasa tidur di sini." Nyonya Xu melambaikan tangannya.     

"Tapi aku sudah lama tidak bertemu dengan nenek." Mo Weiyi meraih tangan wanita tua itu dan bertingkah manja, "Nenek tinggal denganku malam ini ya?"     

Nyonya Xu membelai rambut Mo Weiyi dan tersenyum ramah, "Kamu mau aku yang menemanimu, atau... Yebai yang menemanimu?"     

Wajah Mo Weiyi langsung memerah seperti buah persik, dia melirik Xiao Yebai dengan malu-malu, kemudian berbisik, "Aku mau semuanya."     

Kata-kata ini langsung membuat wanita tua itu tertawa, "Baiklah, kalau begitu aku akan tinggal bersamamu malam ini, besok baru pulang."     

"Bibi Zhou." Mo Weiyi segera memanggil pelayan itu, "Cepat siapkan kamar untuk nenek."     

"Baik, Putri."     

Mo Weiyi merasa sangat senang. Setengah malam nenek yang akan menemani Mo Weiyi, setengah malamnya lagi Xiaobai yang akan menemani Mo Weiyi.     

Tiba-tiba ponsel Xiao Yebai berdering, lalu dia segera berdiri, "Aku terima telepon di luar dulu."     

"Baiklah."     

Qu Yunyao yang sedang duduk memandangi punggung pria itu dari sudut matanya.     

Xiao Yebai sudah melepas jasnya, pria itu mengenakan kemeja putih sederhana dan celana panjang hitam. Dia tinggi dan memiliki kaki yang panjang, bahunya lebar dan pinggangnya kecil. Penampilannya lembut dan sangat menawan.     

Penampilan pria ini sangat berbeda dengan penampilannya beberapa tahun yang lalu. Sekarang pria ini tampak lebih dewasa dan menawan.     

Pesonanya sangat berbeda dari murid laki-laki di sekolahnya.     

Setelah beberapa saat, Qu Yunyao bangkit, "Bu, aku mau pergi ke kamar mandi."     

"Bibi Zhou, tolong bawa Nona Qu ke kamar mandi." Kata Mo Yaoxiong.     

"Baiklah, Nona Qu, mari saya antar."     

Qu Yunyao mengikuti Bibi Zhou keluar dari ruang tamu, lalu mereka berjalan di sepanjang koridor yang panjang, dan akhirnya Bibi Zhou membuka pintu, "Nona Qu, kamar mandinya ada di sebelah sini."     

"Terima kasih, Bibi Zhou."     

"Sama-sama."     

Qu Yunyao membuka pintu dan masuk ke dalam.     

Di dalam kamar mandi tercium aroma lemon, kamar mandi ini sangat bersih. Sofa, bunga, pot tanaman dan berbagai perabotan dipilih dan disiapkan dengan cermat. Setiap detail benda di kamar mandi ini menunjukkan betapa kayanya keluarga Mo ini.     

Lukisan-lukisan terkenal digantung di dinding, dan berbagai produk perawatan kulit dari merek terkenal ditaruh di atas wastafel.     

Di antara benda-bena itu, ada sebuah botol parfum kecil. Qu Yunyao pernah melihat seseorang memperkenalkan parfum kecil itu di Douyin, harganya lebih dari 20.000 yuan.     

Parfum semahal ini dipakai untuk kamar mandi?     

Qu Yunyao terkagum-kagum melihat benda-benda itu.     

Mereka kan juga putri keluarga Xu, tapi kenapa kesenjangan pernikahan bisa begitu besar?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.