Menikahi Pria Misterius

Lipstik Seksi



Lipstik Seksi

"Yo, kuliah baru beberapa hari dimulai, dan kamu sudah mulai bolos kelas. Kamu juga pergi bersama dengan orang yang berbeda lagi!" Lin Qiao melihat ke arah mobil mewah yang sudah berjalan agak jauh itu.     

Meskipun dia tidak tahu modelnya, tapi dia tahu bahwa Bentley semacam itu harganya pasti beberapa juta yuan.     

"Jalang kecil ini jago juga, dia mendekati banyak pria kaya untuk mengantarnya ke kampus."     

Sayang sekali kaca mobilnya tertutup pelindung, jadi Lin Qiao tidak bisa melihat bagaimana rupa pria itu. "Sepertinya dia juga pria tua yang berusia 60 tahunan."     

Lin Qiao menghina di dalam hati, lalu dia melihat ke arah Su Wanwan lagi, "Rambutnya acak-acakan dan wajahnya sumringah, sepertinya dia baru saja bersenang-senang dengan pria itu. Atau mungkin tadi dia bersenang-senang di dalam mobil itu?"     

Membayangkan hal itu membuat wajah Lin Qiao memerah.     

"Benar-benar jalang yang tidak tahu malu!"     

Su Wanwan menatap Lin Qiao, "Lin Qiao, apa aku pernah makan dari keluargamu?"     

Kenapa setiap kali melihat Su Wanwan dia selalu merasa tidak senang?     

"Hah?" Lin Qiao tercengang. Su Wanwan tersenyum menghina. Karena kelas sudah akan dimulai, jadi dia terlalu malas untuk membuang waktunya. Su Wanwan segera berbalik dan pergi.     

"Su Wanwan, kenapa kamu pergi? Berhenti! Su Wanwan!" Lin Qiao menghentakkan kakinya ke tanah dengan keras, "Dasar jalang! Apa hati nuraninya tidak mempunyai perasaan bersalah!"     

*     

*     

Bel baru saja berbunyi saat Su Wanwan sampai di depan kelas, lalu dia mengikuti murid-murid lainnya untuk masuk ke dalam kelas.     

Tapi karena tadi siang dia pergi mendadak, jadi tas Su Wanwan masih berisi buku-buku pelajaran jurnalistik dari kelas tadi pagi.     

Sekarang dia harus bertindak pintar.     

Kursi di kelas perlahan terisi, dan Profesor Li Mochou segera masuk ke ruang kelas untuk memulai pelajaran.     

Su Wanwan akhirnya bisa bernapas lega, tapi itu tidak berlangsung lama. Profesor Li Mochou tiba-tiba berkata, "Teks bahasa Inggris hari ini agak panjang. Apa ada murid yang mau mewakilkan untuk membaca teks ini?"     

"Profesor!" Lin Qiao mengangkat tangannya.     

Tanpa sadar, Su Wanwan mengerutkan keningnya.     

Dan benar saja.     

"Bagaimana kalau Su Wanwan saja yang membaca, terakhir kali dia membaca teks dengan sangat baik."     

"Boleh." Li Mochou setuju.     

Semua orang di kelas itu sudah menatapnya, Su Wanwan mau tidak mau harus berdiri.     

Lin Qiao tersenyum puas.     

"Apa dia kira semua orang buta?"     

"Datang ke kelas tapi tidak membawa buku, lalu bagaimana dia bisa membaca teksnya!"     

Su Wanwan melihat ke sekelilingnya.     

Saat dia dipindahkan ke universitas ini, dia belum sempat berkenalan dengan teman-teman di kelasnya, ditambah dia adalah satu-satunya murid yang duduk di baris terakhir, jadi dia tidak bisa meminjam buku dari siapapun.     

Lebih baik dia mengaku saja.     

"Maaf Profesor, saya tidak membawa buku."     

"Bagaimana bisa?" Profesor Lin Mochou mengerutkan alisnya.     

Semua murid juga menatap ke arahnya.     

Ckckck, berani-beraninya dia mencari masalah di kelas Li Mochou.     

Lin Qiao tersenyum lebih puas.     

Su Wanwan menjawab dengan tenang, "Profesor, tadi siang saya tidak sengaja terjatuh, sehingga saya terluka dan harus pergi ke rumah sakit."     

Lalu dia mengambil resi rumah sakit yang dimasukkan Huo Jingshen ke dalam tasnya, dan berjalan ke podium, "Ini resi saya dari rumah sakit. Tadi antriannya lumayan panjang, dan karena saya takut ketinggalan kelas, jadi saya tidak sempat kembali ke asrama untuk mengambil buku pelajaran."     

"Oh, ternyata seperti itu." Li Mochou melihat resi itu, dan nada suaranya menjadi lembut, "Kalau kamu terluka, kamu boleh minta ijin untuk tidak mengikuti pelajaran. Aku juga bukan dosen yang tidak punya hati. Baiklah, kamu bisa kembali ke tempat duduk."     

"Terima kasih Profesor."     

*     

*     

Kelas sudah berakhir. Setelah Profesor Li Mochou meninggalkan ruang kelas, seketika itu juga kelas menjadi gaduh.     

Hari ini adalah hari jumat, akhir pekan pertama setelah masuk kampus segera tiba, banyak orang yang berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan di akhir pekan.     

Saat Lin Qiao sedang mengemasi barang-barangnya, tiba-tiba terdengar suara "pakk."     

Sebuah buku "Sejarah Jurnalisme dan Komunikasi Cina" yang tebal digebrak ke atas mejanya, Lin Qiao sangat terkejut.     

Ruang kelas yang awalnya berisik langsung menjadi hening.     

Su Wanwan berdiri di depan meja Lin Qiao, dia menatap rendah ke arah Lin Qiao, "Lin Qiao, setiap hari kamu selalu mencari masalah denganku. Kamu ini sebenarnya tidak punya otak atau kamu memang bodoh?"     

"Wow." Ruang kelas itu seketika menjadi heboh.     

"Brengsek, apa ini perkelahian?"     

"Aku suka melihat gadis cantik yang berani mengatakan kata-kata yang kasar."     

"Gadis baru ini ternyata sangat galak, luarbiasa!"     

Dan lain-lain.     

Lin Qiao merasa sedikit malu.     

Tapi….     

Semua teman sekelasnya ada di sini, dan Jiang Shuhao pun masih duduk di sampingnya. Sebagai bunga departemen, dia harus menjaga citranya dan tidak mau mengucapkan kata-kata kotor seperti Su Wanwan.     

Lin Qiao menjawab dengan samar, "Su Wanwan, jangan mentang-mentang ada om-om kaya yang mendukungmu dari belakang, jadi kamu bisa seenaknya menghina orang lain!"     

"Om-om kaya?"     

Mendengar kalimat ini, ruang kelas menjadi lebih gaduh, para murid pria dan perempuan langsung membicarakannya.     

Su Wanwan langsung teringat kejadian di gerbang kampus tadi.     

"Jadi…"     

"Om-om kaya yang dia maksud adalah Huo Jingshen?"     

Dia tersenyum dan berkata, "Kalau kamu memang bisa, coba saja cari om-om kaya yang lebih baik daripada punyaku, kalau tidak bisa, bersyukur saja, dan tidak perlu meratap di belakangku."     

Tiba-tiba Lin Qiao bangkit berdiri, "Kamu…"     

"Kamu apa?" Su Wanwan langsung menyela, "Kalau begini, kamu pasti sangat kesusahan untuk menemukan om-om kaya."     

Dia memandang Lin Qiao dari ujung rambut sampai ujung kaki, ckck, nadanya terdengar menghina, "Jangan kira dengan memakai lipstik seksi kamu bisa menaklukan om-om kaya! Kalau ingin bertanding denganku, sebaiknya kamu membaca majalah mode terlebih dahulu dan perbaiki pakaianmu. Sekarang sudah bulan September dan kamu masih pakai tanktop, vulgar sekali, sama seperti gadis jalanan. Bukankah pacarmu juga malu untuk mengajakmu jalan-jalan keluar?"     

Jiang Shuhao merasa malu saat mendengar hal ini.     

"Su Wanwan!" Badan Lin Qiao gemetar karena marah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.