Menikahi Pria Misterius

Sudah Berumur Tapi Tidak Mengaku



Sudah Berumur Tapi Tidak Mengaku

0Dokter tua itu tampak kesal, "Saya sudah melihat memar seperti ini selama lebih dari 30 tahun. Saya bukan dewa. Saya tidak punya indra ke enam. Bagaimana bisa saya tahu kalau ternyata dia juga terluka di tempat lain?"     
0

Huo Jingshen membuka mulutnya, "Kalau begitu aku akan ganti ke dokter yang bisa melihatnya."     

Dokter tua itu tiba-tiba menjadi sangat marah, "Ada apa dengan Anda? Apa belum cukup Anda melakukan kekerasan dalam rumah tangga, dan sekarang Anda masih mau mencari masalah di rumah sakit?"     

Huo Jingshen menyipitkan matanya, dia merasa pelipisnya tiba-tiba bergejolak dengan keras.     

Melihat ekspresi Huo Jingshen yang menakutkan, Su Wanwan segera berkata, "Dokter, Anda salah paham, suami saya benar-benar tidak melakukan kekerasan dalam rumah tangga, luka ini bukan karena dia ..."     

"Gadis kecil, aku sudah melihat banyak sekali kejadian yang sama denganmu. Kemarin juga ada seorang istri yang dipukul suaminya sampai dia mengalami gegar otak tingkat dua. Kalau dia tidak dibawa tepat waktu, pasti dia akan mati! Aku benar-benar tidak paham, apa kalian tidak bisa bicara baik-baik kalau sedang ada masalah, mengapa para istri suka memendam amarahnya, lalu menyalahkan dirinya sendiri, sampai muncul tragedi yang tragis…."     

Tidak hanya Huo Jingshen, wajah Su Wanwan pun juga menjadi muram saat mendengarkan hal ini.     

Apa akhir-akhir ini, para dokter banyak menghadapi drama batin pasien-pasiennya?     

Lengan Su Wanwan tadi dipukul dengan tongkat, kenapa sekarang berubah jadi kekerasan dalam rumah tangga?     

Huo Jingshen mengeluarkan ponselnya dengan kasar, "Orang ketiga, tolong bantu carikan dokter wanita untuk datang ke ruang operasi di lantai lima, sekarang!"     

Su Wanwan terdiam.     

**     

Setengah jam kemudian.     

"Baiklah, Jangan lupa olesi lukamu dengan obat ini setiap hari. Lukamu akan sembuh dalam tiga hingga lima hari. Cederanya tidak serius, jadi kamu tidak perlu khawatir."     

"Terima kasih, Dokter."     

Su Wanwan mengenakan kemejanya, saat dia melihat ke arah depan, dia tidak sengaja melihat dokter wanita itu sedang memandang ke arah pintu.     

Di sana ada Huo Jingshen yang sedang berdiri di koridor.     

Tentu saja, penampilan luar biasa dari pria itu menarik perhatiannya. Lihat saja mata dan wajah dokter itu yang sudah memerah, sepertinya sedang sangat terpesona.     

"Dokter? Dokter?" Su Wanwan menggebrak meja dengan keras, "Dokter Liu!"     

"...Ah?" Dokter wanita itu akhirnya tersadar, dia buru-buru menatap ke arah Su Wanwan, "Nona Su, apa ada lagi yang mau ditanyakan?"     

Su Wanwan tersenyum dengan dingin dan berkata, "Dokter, apa Anda juga merasa kalau suami saya sangat tampan?"     

Dokter wanita itu mengerjap, "Su…suami?"     

"Iya." Su Wanwan tersenyum polos.     

Dokter wanita itu terdiam.     

**     

Nangong Ci menegur Huo Jingshen di koridor.     

"Kak, Tuan Zhang adalah dokter TCM senior kami. Orang tua itu memang penuh antusias dan agak bertele-tele. Apa kamu masih mau mengajukan protes? Sebenarnya, dia hanya melihatmu sudah cukup dewasa, dan tidak cocok dengan kakak ipar yang masih sangat muda, jadi dia hanya ingin tahu apakah…."     

Kata-kata tadi seperti membuat Huo Jingshen tercekik.     

"Huh!"     

"Sudah berumur tapi tidak mau mengaku. Padahal umurnya jauh lebih tua dibanding kakak ipar, sialan."      

"Memakai jas dan berpakaian seperti orang-orang sukses, tentu saja sangat mudah untuk disalahpahami!"     

Tentu saja, Nangong Ci hanya berani mengatakan hal ini di dalam hatinya.     

"Apa tidak bisa sedikit lebih rendah hati…"     

"Sudah selesai?" Huo Jingshen memandangi gadis kecil yang keluar dari ruangan periksa itu, alisnya langsung melunak, dan suaranya menjadi jauh lebih lembut.     

"Benar-benar berbeda dari sebelumnya! Munafik!"     

Nangong Ci mengeluh di dalam hati, lalu dia segera bertanya, "Kakak ipar, apa lukanya parah?"     

Su Wanwan menjawab, "Tidak apa-apa, setelah dioles dengan obat, lukanya akan segera membaik."     

"Baguslah kalau begitu."     

"Pergi ke ortopedi."     

Suara Nangong Ci dan Huo Jingshen terdengar bersamaan.     

"Hah?" Su Wanwan mengerjap, "Kenapa haru pergi ke ortopedi?"     

"Lebih aman kalau melakukan rontgen," kata Huo Jingshen memberikan alasan yang masuk akal.     

"Tidak perlu." Kata Su Wanwan cemas.     

Pergi ke departemen ini saja cukup membuang waktu lumayan banyak. Apalagi harus ke ortopedi, Su Wanwan takut kalau Huo Jingshen akan membuat keributan lagi…     

Setelah diberi isyarat oleh Su Wanwan, Nangong Ci pun berbicara lagi, "Kakak, tidak perlu, Dr. Liu adalah dokter TCM resmi. Meskipun dia relatif muda, tapi dia adalah lulusan TCM, jadi kakak bisa mempercayainya. Kakak hanya perlu membantu kakak ipar untuk mengoleskan obat. Dalam dua atau tiga hari pasti sudah sembuh, oke anak baik, sudah paham ya."     

Huo Jingshen meliriknya dengan dingin, dan akhirnya dia menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu, ayo pulang."     

Lalu Huo Jingshen dan Su Wanwan masuk ke dalam lift. Akhirnya Nangong Ci bisa menghela nafas dengan lega saat pintu lift tertutup. "Akhirnya mereka pergi!"     

**     

Pasangan itu masuk ke dalam mobil, dan saat Su Wanwan baru saja duduk…     

"Buka pakaianmu."     

"Hah?" Mata Su Wanwan melebar, "Kamu mau apa?"     

Huo Jingshen menoleh ke samping, matanya yang hitam pekat menatap tajam ke arah Su Wanwan, dengan suara berat, "Menurutmu apa yang mau aku lakukan?"     

Su Wanwan sedikit malu, wajahnya pelan-pelan memerah. Suaranya lemas, "Tapi... nanti aku terlambat ke kelas. Lain kali saja…"     

Kata-kata terakhir terlalu memalukan untuk diucapkan!     

Huo Jingshen mengulurkan tangannya untuk mengambil kantong plastik di kursi belakang, lalu dia mengeluarkan obat dari plastik, matanya tajam, dan nadanya terdengar serius, "Aku hanya mau membantumu untuk mengoleskan obatnya. Gadis kecil, apa yang kamu pikirkan?"     

Su Wanwan terdiam.     

Tentu saja pertanyaan Huo Jingshen tadi membuat Su Wanwan salah paham.     

Su Wanwan terbatuk, dia dengan canggung menundukkan kepalanya, lalu membuka kancing kemejanya...     

Huo Jingshen membuka tutup obatnya.     

Dia melihat memar biru-ungu itu.     

Karena kulit gadis kecil itu putih dan lembut, jadi memar biru-ungu itu membuat lengan kecilnya terlihat sedikit mengerikan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.