Menikahi Pria Misterius

Kunci Mobilku Tertinggal Di Asrama Istriku



Kunci Mobilku Tertinggal Di Asrama Istriku

0"Dari mana kamu melihat aku membawa pria kemari untuk bermain-main?" Su Wanwan juga tersenyum.     
0

Jelas-jelas itu suaminya!     

Pasangan yang sah dan sudah memiliki akta nikah!     

Bermain-main bagaimana?     

Lin Qiao terus mencibir, "Kita bertiga jelas-jelas melihatnya. Baru saja, seorang pria berlari keluar dari kamarmu. Kalau tidak, kenapa kamu tidak berani membuka pintu?!"     

"Benarkah?" Su Wanwan mengerjap dan bertanya dengan nada yang sangat polos, "Karena kamu sangat yakin bahwa dia berlari keluar dari kamarku, kenapa kamu tidak menghentikannya dan bertanya langsung? Kamu ingin membodohiku? Lalu kenapa kamu melepaskan kesempatan tadi?"     

"Kamu…." Lin Qiao tersedak.     

Tanpa menunggu, Su Wanwan segera berbicara lagi, "Lagi pula, kamu di sini untuk memeriksa kebersihan? Atau untuk memeriksa laki-laki?"     

Setelah Su Wanwan selesai berbicara, dia menatap langsung ke arah Guru Wang, "Guru, saya harus pergi ke kelas besok pagi. Saya belum menyelesaikan tugas saya, jadi tolong segera periksa kamar saya."     

Guru Wang mengangguk dan dengan cepat membawa Zhou Hong masuk ke dalam.     

Sedangkan Lin Qiao hanya menggertakkan gigi dan mau tidak mau mengikuti.     

Sebenarnya Lin Qiao ingin menemukan beberapa bukti, tetapi ruangan itu terlihat bersih, dan rapi.     

"Gerakannya cukup cepat," Pikir Lin Qiao.     

Sore tadi dia melihat Su Wanwan masuk ke dalam mobil dengan lelaki tua itu di gerbang sekolah. Dia berharap wanita jalang ini keluar dan bermain-main. "Pasti malam ini dia pulang terlambat," Jadi dia sengaja mengusulkan pemeriksaan kebersihan saat pertemuan sekolah.     

Tanpa diduga, Su Wanwan kembali begitu awal dan membawa seorang pria ke asrama.     

"Apa dalam sehari ini dia sangat haus dan lapar, sehingga dia bermain-main dengan dua pria sekaligus?"     

"Benar-benar seorang jalang!"     

"Sayangnya tidak ada bukti!"     

Lin Qiao sangat kesal, dia ingin sekali marah dan memulai keributan, tapi dia mengurungkan niatnya karena di sana ada para guru dan teman sekelas, kalau tidak bisa-bisa orang lain berpikir kalau dia sengaja mengincar Su Wanwan.     

"Pemeriksaan sudah selesai, seluruh kamar ini sangat bersih." Kata Zhou Hong.     

Guru Wang juga mengangguk, mengangkat penanya untuk memberikan nilai, lalu pergi.      

"Tunggu sebentar," kata Lin Qiao tiba-tiba, "Aku akan memeriksa kamar mandi."     

Bunyi "klik" muncul di dalam hati Su Wanwan.     

Benar saja, Lin Qiao masuk dan melirik kamar mandi, dan ekspresi wajahnya langsung menjadi penuh kemenangan, "Su Wanwan, bukannya kamu tadi bilang kalau kamu sedang mandi? Mengapa tidak ada jejak air di kamar mandi? "     

Guru Wang dan Zhou Hong juga berjalan masuk.     

Memang benar, tidak ada tanda-tanda air di kamar mandi.     

"Diawal, kamu berbohong dengan sengaja, dan masih berani bilang kalau kamu pria yang baru saja keluar bukan dari kamarmu?" Lin Qiao akhirnya bisa menangkapnya, suaranya senang dan tajam.     

Guru Wang juga mulai ragu, "Nak, sebenarnya barusan ada apa?"     

Su Wanwan tersenyum sedikit, "Guru, tadi memang saya mengatakan bahwa saya sedang mandi, tetapi saya tidak mengatakannya dengan jelas. Saya sedang bersiap untuk mandi. Anda mengetuk pintu segera setelah saya melepas pakaian saya. Saya harus memakai kembali pakaian saya."     

Guru Wang terdiam.     

Zhou Hong terdiam.     

Penjelasan ini…. Tidak ada yang salah!     

Lin Qiao kembali menggertakan gigi karena marah.     

Tapi tidak ada yang bisa dia bantah.     

Akhirnya, setelah pemeriksaan kebersihan asrama selesai, mereka bertiga pergi dengan kesal.     

Su Wanwan menepuk hatinya dan dengan cepat menutup pintu.     

Astaga, kalau pria sialan itu masuk lagi ke asrama, Su Wanwan akan menjadi anjing!     

*     

*     

Saat meninggalkan asrama, Lin Qiao berkata, "Guru Wang, Ketua Zhou, apa tadi kalian melihat pria itu?"     

Kedua orang itu mengangguk.     

Dia menambahkan, "Walaupun gedung ini penuh dengan mahasiswa pascasarjana dan mahasiswa pertukaran dari luar negeri, toh mereka tidak tinggal di asrama perempuan. Kalau laki-laki diperbolehkan keluar masuk dengan seenaknya, dampaknya tidak bagus kan?"     

Guru Wang tampak malu.     

Dia dan pengawas lain bertanggung jawab atas kontrol akses asrama wanita ini.     

Sebenarnya, baik mahasiswa pascasarjana dan siswa pertukaran pelajar adalah wanita yang sudah dewasa. Terlalu normal untuk berbicara tentang pacar di usia mereka, banyak juga yang sudah menikah, dan para pengawas tidak bisa mengontrolnya.     

Jadi mereka biasanya tetap diam, dan selama tidak ada keributan, tidak akan ada masalah…     

"Saya pikir mulai besok semua asrama wanita harus melarang para pria untuk keluar masuk seenaknya! Berhati-hatilah!"     

Zhou Hong mengerutkan kening, "Lalu?"     

"Lalu apanya, tadi Anda lihat sendiri kan Su Wanwan membawa pria ke dalam asrama untuk bermain-main. Bagaimana kalau pria itu adalah paman cabul yang bisa mencelakakan mahasiswi lain? Apa Anda bisa menjamin keamanan asrama ini?"     

Semuanya terdiam.     

*     

*     

*     

Huo Jingshen masih tidak tahu kalau dia dianggap sebagai paman cabul yang bisa mencelakakan mahasiswi lain. Dia sudah pergi ke gerbang kampus dan langsung menekan nomor di ponselnya.     

Panggilan itu dengan cepat terhubung, dan suara kesal dari gadis kecil itu terdengar, "Mau apa lagi?"     

"Sayang." Huo Jingshen berkata dengan sungguh-sungguh, "Tadi aku berjalan terlalu cepat. Sepertinya aku meninggalkan kunci mobil di kamar asramamu. Tolong bantu aku mencarinya."     

Su Wanwan terdiam.     

Tidak ada suara di telepon, gadis kecil itu pasti sedang mencari kuncinya.     

Huo Jingshen mengangkat alisnya, lalu dia menggumamkan angka di dalam hatinya.     

Satu.     

Dua.     

Tiga….     

"Aku menemukannya, sialan, kenapa kamu sangat ceroboh, untungnya kamu meninggalkannya di bawah bantal, jadi tidak ada yang melihatnya."     

Tentu saja tidak akan ketahuan, Huo Jingshen memang sengaja meletakkannya di sana.     

Nada bicara Huo Jingshen terdengar ringan, "Aku berada di tempat aku memarkirkan mobil di depan gerbang sekolah tadi, sayang, tolong bantu aku bawa kuncinya."     

"Sungguh merepotkan! Tunggu sebentar."     

Sambungan telepon dimatikan.     

Huo Jingshen meletakkan ponselnya, memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, dia punya banyak waktu untuk menunggu kelinci putih dan kecil itu datang ke gerbang sekolah dengan patuh.     

"Nah, lain kali aku bisa sengaja meninggalkan jam, pemantik api, kotak rokok, dasi, jaket…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.