Menikahi Pria Misterius

Sepasang Kekasih Berpegangan Tangan



Sepasang Kekasih Berpegangan Tangan

0"Sial!"     
0

"Kenapa ada Huo Jingshen?"     

Dia mengenakan setelan hitam dengan kemeja putih biasa yang biasa dia pakai di dalamnya, dan dasi gelap yang rapi di bagian leher.     

Seperti biasanya, tubuhnya yang indah selalu terlihat bersih terawat     

Pasti dia datang langsung dari kantor.     

Su Wanwan tidak pulang ke rumah tadi malam dengan alasan ada kelas. Sebenarnya dia masih ingin bebas selama beberapa hari lagi, "Kenapa itu semua cepat sekali, dia sudah…"     

Huo Jingshen langsung tersenyum ketika melihat ekspresi terkejut dan gelisah di wajah gadis kecil itu.     

tapi Su Wanwan malah merasa takut sampai sekujur tubuhnya merinding.     

"Sial."     

"Dia seperti serigala liar besar yang sedang melihat kelinci putih kecil?!"     

"Pffft, Wanwan bukankah ini kejutan yang menyenangkan?" Tanya Nenek Huo.     

Sudut mulut Su Wanwan berkedut, kalau saat ini dia terlihat tertawa, sebenarnya dalam hati dia sedang menangis.     

"Benar, hehe."     

"Benar-benar sebuah kejutan."     

Sebenarnya kalau Su Wanwan tidak bisa menebak bahwa mereka sedang bersekongkol, maka dia sama bodohnya seperti babi!     

Huo Jingshen melepas jasnya, dan duduk di samping Su Wanwan dengan anggun.     

Nyonya Huo duduk di seberangnya, memandangi sepasang laki-laki dan perempuan di depannya, dia tidak bisa menahan senyumnya.     

"Cucuku ini sangat tampan!"     

"Dia tinggi dan terlihat cukup dewasa."     

"Cucu menantuku juga masih muda, dia cantik dan auranya bagus, mereka berdua duduk bersama dan saling menggoda satu sama lain. Mereka benar-benar pasangan yang cocok!"     

Nenek Huo tersenyum dan berkata, "Ah Shen datang di waktu yang tepat. Nenek baru saja berbicara keturunan dari kalian."     

Su Wanwan tidak bisa menahan batuknya, "uhuk… uhuk.. uhuk.."     

Huo Jingshen mengangkat alisnya yang tebal, dan menepuk punggung gadis kecil itu dengan tangannya yang ramping, "Nenek, jangan khawatir tentang keturunan."     

Sebaliknya, Nenek Huo malah semakin khawatir mendengar jawaban cucunya itu. "Jangan khawatir? Apa kamu tidak sadar berapa usiamu sekarang? Wanwan sudah berusia 20 tahun dan kamu sepuluh tahun lebih tua darinya! Apa kata orang-orang di internet, 'daging tua yang tidak bisa dimakan?"     

Su Wanwan mendengus, menutup mulutnya dan menyeringai.     

Nenek Huo benar-benar hebat, dia benar-benar mengikuti kata-kata gaul di internet.     

Wajah Huo Jingshen menjadi semakin gelap, "Nenek, aku memang sepuluh tahun lebih tua dari Wanwan, tapi aku baru tiga puluh tahun."     

 "Kamu sudah menikah, lagi pula, kamu sudah tidak muda lagi, harusnya kamu sudah memiliki anak saat ini, jangan sampai orang lain berpikir kamu mandul." Jawab Nenek Huo.     

Wajah Huo Jingshen benar-benar menjadi sangat gelap.     

Pertama, dia mengatakan bahwa dia sudah tua, dan sekarang dia curiga ada masalah dalam hal….     

Apa yang dikatakan nenek memang benar?     

"Maksudku, jangan sengaja menggunakan kontrasepsi, setelah melahirkan, selama diriku masih sehat, aku bisa membantu kalian menjaga anak. Tentu saja, Wanwan bisa terus belajar setelah melahirkan." Nyonya Huo menambahkan sambil tersenyum.     

Huo Jingshen mengambil cangkir teh dan akhirnya berkata dengan suara yang dalam, "Aku punya rencana sendiri untuk hal itu."     

apa yang dikatakan Huo Jingshen sepertinya memang tidak perlu dipertanyakan lagi, dia selalu memiliki rencana sendiri.     

Mingzhu berusaha mengalihkan pembicaraan "Bu, suruh pelayan menyajikan makanan dulu."     

Nyonya Huo menatap Huo Jingshen, lalu berkata, "Sajikan makanannya."     

Akhirnya Su Wanwan bisa menghela nafas lega.     

Untungnya Huo Jingshen memiliki pemikiran yang sama dengannya tentang masalah memiliki anak.     

*     

*     

*     

Waktu sudah mendekati pukul tujuh ketika mereka selesai makan, lampu-lampu jalan sudah dinyalakan.     

"Sudah larut, Mingzhu dan aku pulang dulu, Ah Shen, kamu cepat bawa Wanwan pulang untuk beristirahat, ingat apa yang aku katakan! Kamu segera mengurusnya sendiri." Nenek Huo mengedipkan matanya, seolah masih belum menyerah.     

Huo Jingshen tidak menjawab.     

Setelah Rolls-Royce itu pergi, dia membawa Su Wanwan berjalan ke sisi lain.     

"Tunggu sebentar!" Tiba-tiba Su Wanwan menghentikan langkahnya.     

"Ada apa?" ​​Huo Jingshen menatapnya. Dia perlu sedikit menunduk karena tubuhnya yang jauh lebih tinggi dari Su Wanwan. Dia juga menyipitkan mata dan bertanya-tanya.     

"Aku ada kelas bahasa inggris jam sembilan besok pagi dan aku belum mengerjakan tugas untuk kelas itu." Kata Su Wanwan.     

"Hm?"     

"Jadi malam ini aku harus balik ke asrama."     

Huo Jingshen mengangkat alisnya, ekspresinya tidak berubah, "Oke, aku akan mengantarmu kembali ke Universitas."     

Su Wanwan terkejut.     

"Sial!"     

Dia tidak salah dengar kan?     

Huo Jingshen tidak keberatan, dan dia juga mau mengantarnya kembali ke Universitas?     

Huo Jingshen membuka pintu mobil. Ekspresinya lembut, dan nadanya ringan, "Belajar itu penting."     

Su Wanwan terkejut lagi.     

"Pria brengsek ini…"     

"Apa jenis kelaminnya sudah berubah?"     

*     

*     

Setengah jam kemudian, Mustang hitam yang mereka kendarai berhenti perlahan di gerbang Universitas Nan.     

Su Wanwan membuka sabuk pengamannya, "Pelan-pelan saja berkendaranya, perhatikan keselamatanmu, sampai jumpa."     

Dengan cepat dia membuka pintu dan keluar dari mobil, tapi baru saja dia menutup pintu, Huo Jingshen juga turun mengikutinya.     

"Sudah malam, aku akan mengantarmu ke dalam." Kata Huo Jingshen dengan tenang.     

Su Wanwan melihatnya. "Ini memang sudah malam, tapi tidak perlu mengantar sampai ke dalam, kan?"     

Su Wanwan juga bukan anak kecil lagi.     

Memikirkan anak kecil, Su Wanwan segera berkata, "Bukannya Ziyang masih di rumah? Kamu harus segera kembali, jangan sampai dia takut..."     

"Ada pelayan dan sopir di rumah."     

Huo Jingshen berbicara sambil berjalan, lalu dia meraih tangan kecil Su Wanwan dan berjalan menuju ke dalam kampus.     

Su Wanwan hanya bisa mengikuti dengan kecepatan yang sama.     

Untungnya, hari itu sudah gelap dan lampu jalan sangat redup, bahkan saat mereka berpegangan tangan, mereka tidak akan menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.     

Terlebih lagi, tidak heran kalau ada sepasang kekasih bergandengan tangan di Universitas.     

Sesampainya di asrama, Su Wanwan menghentikan langkahnya, "Sudah sampai, sekarang kamu bisa pergi."     

Huo Jingshen masih meremas tangan kecilnya dan menolak untuk melepaskannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.