Menikahi Pria Misterius

Bibi Benar-Benar Murah Hati



Bibi Benar-Benar Murah Hati

0Ketika Xiao Yebai kembali ke Teluk Lishui, ponselnya tiba-tiba berdering.     
0

"Kudengar paman dan bibimu datang lagi ke kota Nan?"     

"Ya." Xiao Yebai menjawab dengan singkat.     

"Apa yang dicari oleh pasangan penghisap darah ini? Apa-apaan mereka, sudah lebih dari sepuluh tahun, dan mereka masih mencarimu dan tidak mau melepaskanmu. Benar-benar tidak tahu malu!"     

Xiao Yebai terdiam.     

"Lalu, sekarang bagaimana kepemilikan sahammu di Mo Shi?"     

"Untuk apa kamu menanyakan hal ini?" Tanya Xiao Yebai datar.     

"Dengan IQ dan kemampuanmu, hanya butuh beberapa tahun lagi kamu sudah bisa membuka bisnis sendiri yang akan sebanding dengan keluarga Mo. Sebagai saudara, aku ingin memberimu nasihat. Kalau orang tua dari keluarga Mo sudah tidak terlalu percaya padamu, sebaiknya kamu pergi sesegera mungkin. Mereka sudah merawatmu selama sepuluh tahun, tapi beberapa tahun ini kamu tidak terlalu banyak memberikan keuntungan di Mo Shi. Aku paham, orang ini sangat egois, keluarga Mo, keluarga Huo semuanya begitu, membenarkan keegoisan dan keinginan mereka sendiri…"     

Xiao Yebai langsung menutup teleponnya, tanpa menunggu Lao Zi selesai berbicara.     

Saat Xiao Yebai berjalan ke lorong, ponselnya kembali berdering.     

"Brengsek, kenapa kamu menutup teleponku? Tadi aku kira sinyalnya jelek."     

"Sepertinya memang karena sinyalnya jelek." Kata Xiao Yebai dengan ringan.     

"Brengsek, aku sekarang berada di perbatasan Yunnan, apa kamu tahu, aku mempertaruhkan nyawaku hanya untuk meneleponmu, mungkin ini terakhir kalinya Lao Zi ini meneleponmu."     

Nada emosional yang jarang terlihat dari pria itu membuat Xiao Yebai berhenti, "Apa maksudmu?"     

"Tidak apa-apa, hidupku adalah untuk negara, hidup dan mati adalah takdir, kamu tidak perlu kasihan padaku."     

Xiao Yebai terdiam.     

Detik berikutnya. "Hahahaha aku membuatmu takut ya. Bukankah itu adalah hal sepele untuk merampas sarang pengedar narkoba dengan keahlian menembakku? Kamu terlihat ketakutan, apa kamu khawatir kakakmu berada dalam bahaya? Hahahaha..."     

Xiao Yebai langsung menutup teleponnya lagi.     

Lao Zi berdiri di puncak gunung melihat ponselnya dan menggoyangkannya beberapa kali ke udara.     

"Brengsek, sinyal di tempat sialan ini sangat buruk! Terputus lagi sambungannya!     

*     

*     

Universitas Nan.     

Siang itu Su Wanwan yang baru saja selesai makan mendapat telepon dari Nenek Huo, "Wanwan, kamu sedang di sekolah atau di rumah?"     

"Nenek, aku ada di sekolah."     

"Baiklah, aku akan menjemputmu."     

"Ah?"     

"Mingzhu ingin memberimu hadiah, tapi dia bingung mau memberi hadiah apa, jadi dia mau mengajakmu berbelanja, biar kamu bisa memilih sendiri. Dan kebetulan juga aku sedang tidak sibuk sore ini, jadi bisa menemani kalian berbelanja."     

"Tidak perlu nenek, aku tidak butuh apa-apa, tidak perlu memberikanku hadiah."     

"Bagaimanapun, Mingzhu adalah bibimu, sudah seharusnya dia memberikan hadiah. Baiklah, sampai ketemu di depan sekolah satu jam lagi." Setelah selesai berbicara, telepon langsung ditutup.     

Su Wanwan terdiam.     

"Wanita tua ini sangat modis, dia sudah tua, namun dia masih penuh energi untuk berbelanja?"     

Su Wanwan bergegas kembali ke asrama, berganti pakaian dan memakai riasan tipis.     

Satu jam kemudian, sebuah Rolls Royce perlahan berhenti di gerbang Universitas Nan.     

Su Wanwan melirik plat nomor itu dan pergi membuka pintu belakang mobil.     

"Wanwan, kamu duduk di depan." Kata Nenek Huo yang duduk di kursi belakang menggunakan topi Harley, kemeja biru tua dan celana garis abu-abu. Dia terlihat bersinar, modis dan elegan.     

Di sana juga ada Mingzhu si Madam Huo, dia juga terlihat seperti permata, dia mengenakan gaun cheongsam merah muda yang cerah dan mempesona.     

Su Wanwan beruntung karena dia juga sempat berdandan. Kedua orang tua itu berpakaian sangat mempesona. Su Wanwan takut kalau tiba-tiba mereka mengajaknya ke acara berkelas. Tentu saja, sebagai cucu menantu dari keluarga Huo, dia juga harus memperhatikan penampilannya.     

Sopir Lao Liang membantu membuka pintu kursi penumpang, setelah Su Wanwan masuk ke dalam mobil, Rolls-Royce itu perlahan melaju pergi.     

Tidak ada yang memperhatikan bahwa ada seorang gadis yang sedang berdiri di pinggir jalan dan memotret mereka dengan ponselnya.     

"Benar-benar sifat buruk yang tidak bisa diubah.     

"Di siang bolong seperti ini, dia pergi berkencan dengan orang kaya, pria itu terlihat tua dan sangat buruk, saking tuanya sampai dia terlihat seperti kakeknya, benar-benar tidak tahu malu! Hanya untuk mendapatkan uang dia jadi tidak tahu malu!"     

Lin Qiao meletakkan ponselnya dan pergi dengan bangga.     

*     

*     

Lao Liang berkendara menuju World Trade Center.     

Setelah turun dari mobil, mereka langsung menuju toko emas di lantai satu.     

"Wanwan, kamu lihat-lihat dulu saja, nanti beritahu saja apa yang kamu suka." Kata Mingzhu.     

Su Wanwan melihat-lihat.     

Harga dari setiap benda di situ tertulis di atasnya, ada gelang yang tidak mencolok tapi harganya hampir mencapai 10.000 yuan.     

Dia tidak terlalu akrab dengan Mingzhu, dan dia juga sudah menerima produk perawatan kulit dan tas tangan, jadi dia benar-benar malu untuk menerima hadiahnya.     

Melihat Su Wanwan yang ragu-ragu, Nenek Huo bertanya, "Wanwan, apa kamu tidak suka gelang ini?"     

Su Wanwan berkata dengan tergesa-gesa, "Tidak, tidak, semuanya terlihat cantik."     

"Benarkah?" Nyonya Huo sangat senang ketika mendengar itu, dia segera memerintahkan, "Pelayan, bungkus gelang-gelang ini."     

Mata Su Wanwan melebar ketakutan, "Nenek, tidak perlu membeli banyak-banyak?"     

"Tidak banyak, hanya dua puluh atau tiga puluh. Kamu memakai sehari satu selama sebulan. Mingzhu, bayar."     

Mingzhu juga tidak merasa keberatan, dia menggesek kartunya dengan tenang.     

Su Wanwan terkagum-kagum.     

"Sial, gelang di tempat ini harganya seratus ribu lebih kan? Dan dia menggesek kartunya tanpa berkedip?"     

"Bibi benar-benar murah hati."     

"Keren sekali!"     

Su Wanwan kira sudah selesai setelah membelikan hadiah tadi, tetapi Nenek Huo membawanya ke toko pakaian wanita yang sudah terkenal secara internasional di lantai atas. "Wanwan, coba lihat apa ada baju yang kamu suka tidak?"     

Su Wanwan berjalan mendekat, mengambil rok dan melihat harganya.     

"Apa? 50.800 yuan?"     

Su Wanwan belum pernah mengenakan pakaian dengan harga lebih dari dua ribu yuan, selain gaun yang dibeli oleh Huo Jingshen terakhir kali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.