Menikahi Pria Misterius

Nenek yang Kaya, Tolong Berbelanja Dengan Bijak



Nenek yang Kaya, Tolong Berbelanja Dengan Bijak

0"Wanwan, apa kamu menyukai rok ini?" Tanya Nenek Huo.     
0

Su Wanwan buru-buru menyangkal, "Tidak, tidak."     

Nenek Huo mengangguk, dan berkata, "Pelayan, kecuali rok ini, bungkus semua pakaian lainnya."     

Su Wanwan bergidik ketakutan, dan buru-buru memegang Nenek itu, "Nenek, tidak perlu membeli begitu banyak pakaian."     

"Itu terlalu banyak? Pas sekali sekarang sedang pergantian musim. Semakin banyak pakaian musim gugur, semakin baik. Selain itu, nenek harus membeli lebih banyak saat berbelanja denganmu untuk pertama kalinya." Nenek Huo tidak setuju, setelah itu dia membawanya ke pintu sebelah.     

Ini adalah toko mewah kelas atas, dan pakaian yang dijual di dalamnya memiliki harga tidak kurang dari lima digit.     

"Wanwan, aku selalu melihat kamu menggunakan tas ini, apa kamu tidak suka tas pemberian Minzhu waktu itu? Coba kamu lihat-lihat tas di toko ini, apa ada yang kamu suka?"     

Karena tidak ingin mengulang kejadian sebelumnya, Su Wanwan langsung mengambil tas tangan berwarna biru di sebuah lemari, "Ini, aku suka tas ini!"     

Baginya membeli satu tas ini saja sudah cukup, dia tidak ingin Nenek Huo sampai membuang uang lagi, tapi yang dilakukan Nenek Huo benar-benar membuatnya tidak habis pikir…     

"Oh jadi Wanwan suka warna biru." Setelah Nenek Huo berkata seperti itu, dia melambaikan tangannya seperti seorang ratu, "Pelayan, bungkus semua tas biru di toko."     

Su Wanwan cemas sampai ingin menangis, "Nenek, aku tidak membutuhkan begitu banyak tas."     

"Mana ada wanita yang tidak membutuhkan tas, menurut televisi, tas bisa menyembuhkan semua penyakit."     

Su Wanwan terdiam.     

"Nenek, Anda benar-benar gangster Internet, Anda bahkan tahu hal semacam itu!"     

Setelah selesai membayar, Nenek Huo membawanya ke bagian toko sepatu wanita, "Wanwan, kamu lihat-lihat sepatu juga ya…."     

Sebelum selesai berbicara, Su Wanwan langsung berkata, "Tidak perlu nenek, aku punya banyak sepatu, semuanya disimpan di rumah, aku tidak bisa memakainya semua, kali ini benar-benar tidak perlu membelinya."     

Dia mengira kali ini Nenek Huo tidak akan membelikan banyak sepatu untuknya, tapi yang dia lakukan malah… "Ternyata Wanwan, sama seperti Mingzhu, suka mengoleksi sepatu?" Nenek Huo langsung memanggil pelayan, "Pelayan, bungkus semua sepatu wanita terbaru untukku!"     

Su Wanwan terdiam.     

"Astaga!"     

Mingzhu terkekeh dan berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, ibu mertuaku memang seperti ini. Ketika aku pertama kali menikah dengan salah satu keluarga Huo, dia membuatku menjadi seorang boros sekali dalam belanja."     

Su Wanwan terdiam.     

"Nenek yang kaya, tolong berbelanjalah dengan bijak!"     

Ini lebih menakutkan daripada Mo Xiaose, rasanya seperti sedang memindahkan mall ke rumah.     

Nenek Huo memang orang terkaya di kota Nan, dia membuat para pelayan toko jadi sangat senang. Setiap kali Nenek Huo pergi berbelanja, dia seperti sedang memberi nafkah kepada para pelayan untuk beberapa tahun.     

Tepat ketika pelayan sedang sibuk mengemas barang dan memberikan kwitansi… "Wanwan?"     

Su Wanwan mendoleh dan melihat Qiao Zixin masuk ke dalam toko dengan seorang teman di sampingnya.     

Qiao Zixin mengenali Nenek dan Madam Huo, lalu menyapanya mereka dengan senyuman, "Halo Nyonya Huo, halo Madam Huo saya sepupu Wanwan, nama saya Qiao Zixin, dan saya bekerja di dekat sini."     

Setelah selesai memperkenalkan diri, dia melihat tas belanja yang ditumpuk di samping mereka, "Kebetulan sekali, apakah Madam Huo juga menyukai sepatu di toko ini?"     

Mingzhu meliriknya, "Oh, Ibu membelinya untuk Wanwan."     

Qiao Zixin terkejut, "Nyonya Huo baik sekali kepada Wanwan."     

Lantai ini hampir penuh dengan merek internasional terkenal. Bahkan sepatu di toko ini sangat mahal. Apa Nyonya Huo membeli sebanyak itu hanya untuk Su Wanwan?     

Tapi bukankah baru-baru ini ada berita kalau Huo Jingshen memiliki selingkuhan dan anak haram di Inggris?     

"Apa ini... untuk menebus Su Wanwan?"     

"Bisa Jadi." Qiao Zixin menghibur dirinya sendiri di dalam hati, tapi… Dia masih tidak bisa menahan rasa cemburunya!     

Cemburu karena gadis sialan itu bisa mendapatkan banyak sekali barang-barang bagus!     

"Tentu saja, Wanwan adalah cucu menantu perempuanku. Kalau aku tidak baik padanya, aku harus baik dengan siapa?" kata Nyonya Huo bersemangat, lalu dia menepuk tangannya, "Oh, perhiasan, pakaian, tas dan sepatu semua sudah dibeli. Apalagi yang kurang?"     

Kecemburuan Qiao Zixin semakin menjadi-jadi, terlebih lagi ketika dia mendengar Nenek Huo membeli semua perhiasan, pakaian, sepatu? Dan masih mau beli lagi?     

"Oh iya, kosmetik, ayo turun untuk melihat kosmetik..."     

Su Wanwan berseru, "Jangan nenek!"     

"Kenapa?" Nyonya Huo terkejut.     

"Aku….lapar."     

Nyonya Huo tertawa dan melihat jam, "Sudah hampir jam enam, baiklah, ayo kita pergi makan malam."     

Su Wanwan akhirnya menghela nafas lega.     

"Nyonya Huo." Suara Qiao Zixin terdengar, "Saya tahu hidangan Shanghai yang enak di lantai atas, bagaimana..."     

"Nona Qiao." Nenek Huo memandangnya dan berkata dengan nada yang sopan, "Maaf, kami mau pergi makan malam dulu, silahkan kamu melanjutkan berbelanja."     

Setelah berbicara, dia membawa Su Wanwan pergi tanpa menunggu Qiao Zixin menjawab.     

Mingzhu tiba-tiba bertanya ketika mereka masuk ke dalam lift, "Wanwan, Nona Qiao yang barusan itu benar-benar sepupumu? Berapa umurnya?"     

Su Wanwan mengangguk, "25 tahun."     

"Apa dia sudah menikah?" Mingzhu bertanya lagi.     

"Belum."     

Mingzhu tersenyum, "Sepupumu ini tidak baik, jangan dekat-dekat dengan dia lagi, ya."     

Su Wanwan menatapnya.     

"Sial, bibi ini tampak ramah dan polos, apa dia sejahat itu saat menilai orang?"     

Mingzhu mengira Su Wanwan tidak mempercayainya, tapi bagaimanapun juga, wanita tadi adalah orang lain, dan dia hanya bisa memberi pesan, "Selalu ingat apa yang aku katakan."     

Dia adalah putri dari keluarga Ming, dari kecil hingga dewasa, dia terbiasa dengan drama wanita di keluarga kaya yang berjuang untuk mendapatkan posisi tinggi. Mereka semua adalah peri berusia ribuan tahun, dia selalu merasa dirinya benar.     

Tadi, Qiao Zixin memang berpenampilan dan berpakaian biasa saja, tapi keinginan di matanya terlalu terlihat jelas.     

Segera setelah Qiao Zixin datang, dia menyapanya dan Nenek Huo, lalu menatap lurus ke tas belanja yang mereka bawa. Ketika Qiao Zixin mendengar bahwa Nenek Huo telah membeli begitu banyak barang untuk Wanwan, dia mengepalkan jari-jarinya. "Ckckck."     

*     

*     

Nenek Huo pergi setelah menggesek kartu. Para pelayan masih sibuk berkemas dan mengatur pengiriman.     

Qiao Zixin mengepalkan tangannya dengan kuat saat melihat itu, dia hampir mencubit telapak tangannya.     

"Zixin." Suara bersemangat dari rekan kerjanya terdengar, "Ternyata kamu dan keluarga Huo adalah saudara. Kenapa kamu tidak pergi makan malam bersama mereka?"     

Qiao Zixin hanya bisa berpura-pura percaya diri, "Lebih enak kalau satu keluarga, biasanya aku punya banyak kesempatan untuk makan, tapi kebetulan di rumah sedang ada masalah, jadi harus pulang lebih awal."     

Sebenarnya, Qiao Zixin ingin makan bersama mereka, tapi Nenek Huo sudah berkata terlalu cepat, dan tidak memberinya kesempatan sama sekali, Qiao Zixin pun malu kalau harus mengikuti mereka.     

Rekan kerjanya berkata lagi, "Kalau begitu lain kali saat kamu makan bersama keluarga Huo, atau jika ada kegiatan bersama keluarga Huo, bisakah kamu membawaku?"     

"Untuk apa?"     

Rekan kerjanya tampak melamun, "Ya, mungkin aku bisa dapat kesempatan untuk mengenal salah satu putra keluarga Huo, orang terkaya di Nancheng. Jika seseorang tertarik padaku, bukankah nasibku akan berubah seperti sepupumu? Hei, Zixin, Zixin, jangan pergi!"     

Qiao Zixin melangkah dengan cepat, ekspresi wajahnya sangat kesal.     

"Putra keluarga Huo?"     

"Apa dia membicarakan Huo Jingshen?"     

Sejak terakhir kali dia diancam oleh Mo Weiyi, dia jadi membatasi cintanya pada pria itu, tapi ketika dia melihat Su Wanwan, dia jadi tidak bisa menahan kegelisahan.     

Cemburu, hampir membuatnya gila!     

*     

*     

Nenek Huo memilih restoran masakan Hong Kong.     

Setelah memesan hidangan, dia mulai bertanya, "Wanwan, kamu sudah beberapa hari di Universitas, apa kamu sudah bisa beradaptasi?"     

Su Wanwan mengangguk, "Sudah."     

"Apa kamu masih gugup tentang tugas sekolah?"     

"Tidak, semua baik-baik saja."     

"Asramanya nyaman?"     

"Nyaman."     

Tunggu sebentar. Su Wanwan bertanya-tanya dalam hati.     

Bagaimana Nenek Huo tahu kalau dia tinggal di asrama?     

Seingatnya, dia tidak pernah memberitahu Nenek mengenai asrama itu.     

"Curang!"     

Setelah itu, Nenek Huo melanjutkan, "Tidak peduli seberapa nyaman asramanya, itu tidak akan senyaman rumah sendiri. Belajar itu penting, tapi kamu tidak bisa hanya belajar. Sebagai seorang nenek, aku masih berharap kamu bisa memberikanku cucu sesegera mungkin..."     

"Uhuk, uhuk, uhuk!" Su Wanwan tersedak teh, dan batuk tanpa henti.     

Mingzhu buru-buru memberikan tisu, "Bu, sekarang tidak seperti dulu. Wanwan baru berusia dua puluh tahun dan dia masih masih kuliah. Mengapa harus terburu-buru?"     

Nenek Huo masih bersikeras, "20 tahun waktu yang tepat, dia akan lebih cepat pulih saat melahirkan, Wanwan sangat cantik, Ah Shenku juga sangat tampan, anak yang lahir pasti akan sangat pintar dan cantik, kamu tenang saja, anak perempuan maupun laki-laki aku suka…"     

"Nenek." Su Wanwan buru-buru bangkit berdiri, dia berpura-pura mengangkat teko, "Aku akan menambahkan air untukmu."     

Nenek sudah berbicara terlalu banyak, dia pasti haus.     

Tak lama kemudian, pelayan itu masuk, "Nyonya Huo, mohon maaf, apak makanannya boleh disajikan sekarang atau..."     

"Tunggu, aku mau tahu orang itu sudah sampai mana." Jawab Nyonya Huo sambil mengangkat ponselnya.     

Su Wanwan tercengang, masih ada orang yang mau datang untuk makan?     

"Apa? Sudah sampai di depan pintu? Kalau begitu cepat masuk!" Begitu Nyonya Huo selesai berbicara, pintu itu terbuka.     

Su Wanwan mendongakan kepalanya, senyumnya membeku seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.