Menikahi Pria Misterius

Cinta Rahasia Pria Tertampan Di Sekolah



Cinta Rahasia Pria Tertampan Di Sekolah

0Pelajaran jam pertama sudah selesai.     
0

Lin Qiao merasa tidak tenang, saat dia sedang mencari Su Wanwan untuk balas dendam, tiba-tiba Jiang Shuhao mengajaknya berbicara.     

"Qiaoqiao kenapa kamu mengganggu Su Wanwan?"     

Mata Lin Qiao tiba-tiba melebar, "Apa maksudmu?"     

"Jangan lakukan hal semacam itu lagi, itu terlalu kekanak-kanakan." Jiang Shuhao langsung bangkit dan pergi setelah mengatakan itu.     

Lin Qiao dan Jiang Shuhao sudah lama berpacaran, tapi ini pertama kali Lin Qiao melihat pacarnya itu marah. Lin Qiao panik, dia langsung bangkit dan mengejarnya Jiang Shuhao.     

Su Wanwan sedang berada di lorong, dia sibuk dengan ponselnya untuk membalas pesan dari Ye Qitian, tapi Ye Qitian malah meneleponnya.     

"Adik kelas, besok kita pergi berkencan ya."     

"Aku baru masuk sekolah, aku juga ada kelas tambahan, dan juga harus mempersiapkan tes mengemudi dalam beberapa hari."     

"Ayolah, aku belum pernah melihatmu serajin ini sebelumnya, kamu ada di universitas mana, aku jemput kamu besok."     

"Tidak perlu."     

"Tunggu sebentar, sutradara memanggilku untuk mendiskusikan naskah, aku tutup dulu, sampai ketemu besok."     

Su Wanwan sudah menyimpan ponselnya, tapi dia masih tampak tercengang. Dia mengira Ye Qitian hanya bercanda saat memberitahunya akan syuting, tapi ternyata dia beneran syuting?     

"Apa industri hiburan saat ini sangat rendah?"     

"Su Wanwan." Terdengar suara laki-laki dari arah belakangnya.     

Su Wanwan menoleh. "Jiang Shuhao?"     

"Ada apa?"     

"Ternyata itu beneran kamu." Jiang Shuhao tersenyum, senyum yang sejuk seperti angin di musim semi, "Aku bahkan tidak mengenalimu saat aku menabrakmu di pintu kelas tadi. Bagaimana dua tahun terakhir ini?"     

Su Wanwan tersenyum datar, "Sangat baik."     

"Aku dengar dari dosen kalau kamu tiba-tiba pindah dari Universitas di Los Angeles. Kalau kamu ada masalah dengan pelajaran, kamu bisa menghubungiku kapan saja. Aku adalah komite belajar di kelas."     

Apa universitas masih memiliki komite belajar? Su Wanwan tersenyum, "Terima kasih, tapi seharusnya aku tidak membutuhkannya lagi, dan biar tidak ada salah paham dengan pacarmu lagi."     

"Qiaoqiao memang seperti itu, tadi aku sudah berbicara dengannya." Jiang Shuhao terlihat sedikit malu, "Su Wanwan, ini sebenarnya salahku. Aku tidak tahu bahwa saat itu kamu… diam-diam menyukaiku."     

Su Wanwan dengan cepat mengedipkan matanya, "Apa? Aku... diam-diam menyukaimu?"     

"Sial, kenapa aku tidak tahu kalau aku pernah diam-diam menyukainya?"     

Jiang Shuhao mengangguk, dan mengungkapkan penyesalannya, "Kalau dulu aku tahu, mungkin kita sekarang..."     

Telepon Su Wanwan berdering lagi, dan dia segera memotong pembicaraannya, "Tidak ada kalau, dan tidak ada mungkin. Semuanya adalah kesalah pahaman. Aku mau angkat telepon dulu."     

Jiang Shuhao mengerutkan alis pedangnya dan ingin berbicara lagi. Namun bel kelas sudah berbunyi dan dia hanya bisa berkata, "Kalau begitu aku masuk dulu ke kelas."     

Su Wanwan menjawab telepon, "Siapa?"     

"Nyonya, ini Ji Jie, Tuan Huo bertanya, kapan Anda punya waktu kosong, Tuan memerintahkan saya untuk membantu Anda memindahkan barang-barang ke asrama."     

"Kamu langsung pergi ke rumah saja, aku akan kembali setelah kelas."     

"Baiklah nyonya, sampai jumpa."     

**     

Setelah selesai kelas, Su Wanwan kembali ke rumah dan dengan cepat mengemasi barang-barangnya.     

Ketika dia tiba di lantai bawah, Ji Jie segera membawa barang bawaannya dengan penuh semangat, "Nyonya, serahkan ini padaku."     

Su Wanwan bertanya dengan santai, "Apa Nona Fu sudah kembali ke Inggris?"     

"Ya, Nyonya, tenang saja. Saya sendiri yang mengatarkan Nona Fu ke bandara dan melihatnya naik ke pesawat dengan mata kepala sendiri. Tidak akan ada masalah lagi."     

Su Wanwan terbatuk, "Apa aku peduli?"     

Apakah kekhawatiran Su Wanwan terlihat dengan jelas?     

Ji Jie tersenyum, "Itu hanyalah ocehan kecil saja, seharusnya saya tidak berbicara skeptis kepada nyonya."     

Su Wanwan terdiam. "Sudahlah."     

Kemudian dia masuk ke dalam mobil dan Ji Jie segera membawanya ke Universitas. Perjalanan sampai ke Universitas terasa lancar. Sesampainya di tujuan, Ji Jie segera mengambil koper, lalu mengikuti Su Wanwan dari belakang hingga masuk ke asrama perempuan.     

Ji Jie berhenti tiba-tiba tepat di pintu asrama, pengawas asrama keluar dengan membawa kunci.     

"Ternyata Tuan Ji, kamarnya nomor 09, ayo ikuti aku."     

Su Wanwan tercengang, "Aku tinggal di kamar no 50."     

"Ternyata Nyonya belum tahu." Ji Jie menjelaskan sambil tersenyum, "Tuan Huo secara khusus menyiapkan kamar single yang nyaman untuk Anda. Saya akan membantu Anda memindahkan koper ini terlebih dahulu, kemudian saya akan membantu memindahkan barang-barang dari kamar lama Nyonya."     

"…..Kamar single?"     

"Apa bajingan itu sudah berubah kelamin?" Kenapa dia tiba-tiba sangat baik padanya.     

Su Wanwan sedikit tersanjung.     

Kebetulan sekali pagi tadi dia mendapat masalah dengan Lin Qiao, baguslah kalau dia tidak tinggal bersama lagi dengan Lin Qiao. Kalau tidak, Su Wanwan pasti akan bertengkar dengannya setiap hari.     

"Semakin sedikit masalah, semakin baik."     

...     

Asrama baru itu berada di gedung Pascasarjana, sebenarnya seluruh mahasiswa pascasarjana yang tinggal di kampus serta para murid pertukaran dari luar negeri tinggal di kamar untuk dua orang, sekarang hanya Su Wanwan yang tinggal di kamar berisi satu orang.     

Kamar asrama itu sangat nyaman, tempat tidur yang dia dapat juga sangat besar, bahkan cukup untuk dua orang. Di sana juga ada kamar mandi pribadi, balkon kecil, dan segala barang elektronik lainnya, mungkin dia hanya perlu membeli panci untuk memasak mie instan.     

Su Wanwan merasa sangat senang seperti hampir terbang ke langit, dia sudah membayangkan hari-hari indah yang akan datang.     

Dia juga sudah membayangkan akan mengajak Weiyi menginap di kamar asramanya ketika kaki sahabatnya itu sudah sembuh.     

Setelah meletakkan kopernya, Su Wanwan dan Ji Jie pergi ke kamar no 50 untuk membawa barang-barang pribadinya.     

Su Wanwan memberi perintah khusus kepada Ji Jie tepat sebelum membuka pintu, "Nanti jangan panggil aku nyonya."     

"Baiklah."     

"Jangan berbicara formal juga."     

"Baik…lah"     

Su Wanwan merasa lega, lalu dia mengetuk pintu dan masuk ke kamar asrama itu.     

Lin Qiao sedang duduk di depan meja sambil menonton drama Korea, dia memiringkan kakinya yang tadi diinjak oleh Su Wanwan, terlihat juga ada perban yang menutupi lukanya.     

Lin Qiao menjadi agresif begitu dia melihat Su Wanwan, matanya langsung melotot lalu menggebrak meja...     

"Dewi, bolehkah aku masuk?" Suara Ji Jie meminta izin.     

Sudut mulut Su Wanwan berkedut.     

Tiga gadis lainnya di kamar itu juga terkejut.     

Ini sebenarnya sedang di abad ke berapa?     

kenapa masih ada pria yang memanggil dewi!?     

...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.