Menikahi Pria Misterius

Lebih Baik Dapat Dari Tidak Sama Sekali



Lebih Baik Dapat Dari Tidak Sama Sekali

0Setiap kali hanya dua ribu, "Su Yuntang bahkan lebih murah hati darinya!" Batin Su Wanwan yang kesal karena Huo Jingshen merebut isi dari amplop merah pemberian Huo Nuanyang.     
0

Huo Jingshen mengisyaratkan akan menaruh uangnya kembali ke dompet, Su Wanwan cemas, dan segera berlari "Aku mau, aku mau."     

Lebih baik dapat sedikit daripada tidak sama sekali.     

Dia mengambil uang itu, lalu Huo Jingshen berkata dengan suara tinggi, "Saat suamimu memberikan uang kepadamu, bukankah kamu juga harus melakukan sesuatu?"     

Su Wanwan memelototinya, "Bukankah memang seharusnya suami memberikan uang untuk istrinya?"     

Selain itu, uang juga bukan hal yang buruk.     

Huo Jingshen menyipitkan matanya, dan tiba-tiba menatapnya, lalu ia menunjuk ke arah bibirnya yang tipis, "Satu kecupan, ditambah 1000 yuan."     

Su Wanwan langsung terlihat marah, dia juga merasa sedikit terhina, "Aku tidak mau punya banyak uang kalau harus menurutimu yang cabul!"     

Huo Jingshen terdiam, "Apa itu terlalu berlebihan?"     

Detik berikutnya.     

"Kecuali kamu memberiku 10000!" Su Wanwan berbicara dengan keras.     

Huo Jingshen terdiam lagi. "Hm, boleh juga."     

Su Wanwan melihat ekspresi Huo Jingshen yang terlihat pelit, sepertinya akan sia-sia, saat dia mau pergi, pria itu malah menarik tangannya.     

Tiba-tiba ada suara langkah kaki di luar, dia sangat ketakutan sehingga langsung mencoba mendorongnya menjauh, "Ada orang ..."     

Su Wanwan langsung menarik tangannya dan menyembunyikannya di belakang punggung.     

Su Wanwan merasa gugup, saat suara langkah kaki itu mendekat, lengan Huo Jingshen yang memegangnya dengan erat tiba-tiba mengendur.     

Jari-jari ramping dan kurus Huo Jingshen meremas dagunya, ekspresinya terlihat tenang, "Berapa umurmu, sampai masih membuat anak berusia lima tahun menunggu? Cepat pergi ke atas dan ambil tas sekolahmu."     

Su Wanwan terdiam.     

Dia hampir kewalahan oleh kelakuan Huo Jingshen.     

Tapi….     

"Tas sekolah kepalamu! Aku ini mahasiswi!"     

Su Wanwan sangat kesal, Bibi Liu sudah masuk ke ruang makan, dan dia sepertinya tidak melihat sesuatu yang aneh, lalu dia merapikan piring dan sumpit di atas meja dengan rapi.     

Dia tersipu dan hanya bisa berlari dengan kepala tertunduk.     

*     

*     

Fu Qi masih terlihat tidak senang, dia akhirnya ke mobil yang dibawa Ji Jie dan pergi ke bandara.     

Mungkin karena akhirnya dia pergi, suasana hati Su Wanwan tiba-tiba membaik.     

Huo Jingshen mengantar Fu Ziyang ke sekolah terlebih dahulu.     

Sekolah Wellington tempat anak ini belajar adalah institusi pendidikan tinggi paling terkenal di Kota Nan. Ketika dia sampai di sana, Su Wanwan memperhatikan bahwa banyak orang tua dari anak-anak ini turun dari mobil dan mengantarnya sampai ke gerbang sekolah. Melihat Huo Jingshen turun dari mobil, dia segera mengikutinya.     

"Paman Huo, Bibi, sampai jumpal." Fu Ziyang yang mengenakan seragam sekolah melambaikan tangan kecilnya pada dua orang dewasa ini.     

Harus diakui kalau anak ini memang tampan.     

Meski baru berusia lima tahun, fitur wajahnya lebih tampan daripada kebanyakan bintang cilik di layar kaca. Ditambah dengan penampilannya yang tenang, dia memiliki temperamen yang tenang di usia mudanya, sangat kontras dengan anak-anak di sekitarnya yang cerewet.     

"Fu Ziyang! Fu Ziyang!"     

Seorang gadis kecil yang gemuk tiba-tiba bergegas menghampirinya, "Fu Ziyang, apak itu orang tuamu?"     

Fu Ziyang meliriknya dengan ringa, "bukan."     

Setelah berbicara, dia berbalik dan berjalan menuju ke dalam sekolah.     

"Fu Ziyang! Fu Ziyang, tunggu aku." Gadis kecil dan gemuk itu buru-buru mengejarnya.     

Su Wanwan tercengang.     

Ckckck, anak berusia lima tahun itu bersikap dingin sekali kepada gadis itu?     

Luar biasa.     

"Ayo masuk ke mobil."     

"Oh."     

Su Wanwan berbalik.     

Ketika dia masuk ke dalam mobil, dia mengenakan sabuk pengaman dan berkata, "Materi pelajaran di luar negeri sangat berbeda dengan di China, jadi aku harus mengikuti kelas mahasiswa baru dan kelas mahasiswa tahun kedua semester ini."     

"Begitu." Jawab Huo Jingshen sambil tetap menyetir mobil keluar sekolah.     

Su Wanwan meliriknya dengan tenang, orang itu sedang menatap lurus ke depan, dengan satu tangan di setir, garis-garis wajahnya dingin dan dalam, dan tidak ada kebahagiaan atau kemarahan yang terpancar dari ekspresinya.     

Su Wanwan terbatuk dan berkata dengan gaya yang forman, "Jadi, saya berencana untuk tinggal di asrama, dan sesegera mungkin menyelesaikan kelas tambahan."     

Dia bahkan belum menjelaskan alasannya, tapi Huo Jingshen membuatnya terkejut dengan menjawab…     

"Boleh." Jawab Huo Jingshen dengan tenang.     

Su Wanwan melebarkan matanya. Dia tidak berpikir kalau Huo Jingshen bisa langsung menyetujui.     

"Sial?"     

"Kenapa mudah sekali dia menyetujuinya?"     

"Dia benar-benar aneh, tidak seperti biasanya, dia pasti iblis yang merasuki Huo Jingshen!"     

Huo Jingshen berkata lagi, "Saat Ji Jie kembali, aku akan memintanya untuk pergi ke Universitas Nan dan membantu membawa barang bawaanmu."     

Dia tidak hanya setuju untuk membiarkannya tinggal di asrama, tapi dia juga berinisiatif mencari orang untuk membawa barang-barangnya?     

Baik sekali?     

Hati Su Wanwan seperti seekor rusa kecil yang melompat dengan liar...     

Tapi dia jadi sangat takut!     

Dia berbicara dengan hati-hati, "Mengapa kamu tiba-tiba begitu baik padaku?"     

Tepat saat itu juga, lampu merah membuat mobil mereka berhenti, Huo Jingshen menatapnya. Bibir tipisnya sedikit tersenyum, alisnya sedikit terangkat, dan matanya bersinar, dan kemudian menjawab dengan nada lembut, "Kamu adalah istriku, dan suami harus memperlakukan istri dengan baik."     

Mungkin karena pengalaman mengerikan di mobil tadi malam, Su Wanwan jadi merasa takut ketika melihat pria itu tersenyum…"huft."     

*     

*     

Su Wanwan turun ketika mobil sampai di Universitas, sedangkan Huo Jingshen langsung pergi setelah pintu mobil ditutup.     

Su Wanwan pergi ke asrama.     

Karena masih terlalu pagi, ada tiga gadis lain di asrama yang sedang mempersiapkan materi untuk kelas.     

Mereka semua memperhatikan ketika Su Wanwan datang, Lin Qiao orang pertama yang berbicara, tapi nada suaranya sangat agresif, "Su Wanwan, kedepannya bisa tidak, memberitahu kami dulu kalau kamu tidak tidur di asrama?"     

"Kenapa?"     

"Pengawas asrama berkeliling setiap malam. Aku tahu ketika dulu tinggal di asrama, kamu sering keluar di tengah malam, dan bahkan tinggal di luar asrama, tapi kamu tidak pernah bilang dulu. Bukankah itu tidak sopan?" Ekspresi Lin Qiao sangat kesal, dan itu juga terdengar jelas dari nada bicaranya.     

Dua gadis lainnya tidak tahan melihat ketika mereka mendengar apa yang dikatakan Lin Qiao.     

Mata mereka membesar seakan berkata, "Wow, dia suka tidak pulang pada malam hari, pasti dia bermain-main dengan pria di luar!"     

Su Wanwan mengangkat alisnya, "Oke, dimengerti."     

Hari ini adalah hari pertama dia tinggal di asrama mahasiswi, dan dia tidak ingin memiliki konflik yang tidak penting dengan pelacur kecil ini, lagipula, kelas akan segera dimulai.     

Ekspresi Lin Qiao terlihat sedikit tercengang untuk sesaat.     

Ketika di SMA, dia sering berkata seperti itu dan Su Wanwan akan langsung mengajaknya bertengkar, tapi sekarang….     

"Apa dia tidak mau membalasnya?"     

Lin Qiao seperti sedang meninju sebuah kapas, dan dia semakin merasa kesal, tapi dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya dia hanya mengambil buku di meja dan berdiri, "Aku pergi ke kelas dulu."     

"Aku juga, aku ikut." Dua perempuan itu segera mengikutinya.     

Su Wanwan menghampiri meja belajarnya dan melihat pelajaran hari ini.     

Jadwal mahasiswa tahun ketiga tidak terlalu padat, semester kemarin harusnya adalah mata kuliah yang wajib dan mata kuliah praktik, ada dua kelas bahasa inggris di pagi hari dari jam setengah sembilan sampai jam setengah sebelas.     

Su Wanwan dengan cepat menyiapkan buku, dan segera meninggalkan asrama.     

Karena dia belum familiar dengan kampusnya, jadi dia membuang waktu sepuluh menit lagi untuk mencari ruang kelasnya, dan bel berbunyi tepat saat dia menemukan ruang kelas itu.     

Dia bergegas, dan hampir menabrak seorang pria yang keluar dari pintu.     

"Maaf, aku tidak menabrakmu kan?"     

Suara anak laki-laki itu cukup bagus, jernih dan bersih, dia juga memiliki aroma unik dari sinar matahari.     

"Tidak apa-apa." Su Wanwan bahkan tidak melihatnya, dan dengan cepat berjalan ke dalam kelas.     

Pria itu tampak seperti kehilangan jiwanya, dia berdiri di sana selama beberapa detik sebelum akhirnya berbalik dan pergi.     

beberapa menit kemudian datang dosen wanita yang terlihat serius dan berpakain kuno masuk ke dalam kelas, dia diikuti oleh anak laki-laki di belakangnya.     

"Jiang Shuhao, tolong bantu saya memberikan materi yang sudah dicetak ke semua orang."     

"Jiang Shuhao?"     

"Bukannya…."     

Su Wanwan menatapnya.     

Dia mengenakan kemeja putih dengan celana panjang abu-abu muda, memiliki tinggi sekitar 1,8 meter dan tubuh yang kurus, kulitnya putih, ditambah alisnya yang seperti pedang membuat tampilannya memukau.     

Tidak heran Lin Qiao begitu memusuhinya.     

Materi diberikan dari depan ke belakang Su Wanwan duduk di baris paling belakang, setelah menerima materi dari murid di depannya, dosen mulai berbicara.     

"Hari ini adalah kelas bahasa Inggris pertama di tahun ketiga. Saya harap semua orang akan bekerja keras agar bisa mendapatkan semua sertifikat semester ini. Oke, sekarang saya akan mengabsen dulu. Zhou Guohua."     

"Hadir."     

"Wang Liya."     

"Hadir."     

"Liu Pingping."     

"Hadir."     

….     

Terakhir.     

"Su Wanwan."     

"Hadir."     

Dosen wanita itu mengangkat kepalanya dan menatap Su Wanwan yang duduk di baris terakhir.     

Mata seluruh mahasiswa di kelas juga melihat ke arahnya.     

Lalu tiba-tiba ada pria cerewet yang langsung bertanya, "Bukannya ini anak baru di kelas kita?"     

"Wow, cantik sekali!" Seseorang bersuara.     

Segera setelah itu.     

"Cantik sekali."     

"Apa kamu yakin kamu bukan orang terkenal?"     

"Sepertinya orang tercantik di fakultas kita akan segera berubah."     

"Sepertinya bisa akan ada pertarungan di ring untuk memperebutkan gelar wanita tercantik di fakultas."     

Semuanya terdiam.     

Mendengar diskusi mengejutkan ini, wajah Lin Qiao yang dikatakan sebagai mahasiswi tercantik di fakultas ini memerah.     

Apa Su Wanwan langsung menjadi pusat perhatian di kelas pertamanya?     

Ini hanyalah kelas, tapi ia mengenakan gaun yang sangat indah dengan bibir yang terlihat merah, dia berdandan seperti wanita penggoda, apa dia ingin menjadi sangat terkenal?     

Lin Qiao menarik kembali tatapannya yang getir, tapi dia malah melihat pacarnya yang berada di sebelahnya menoleh dan menatap Su Wanwan sambil tersenyum...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.