Menikahi Pria Misterius

Si Kecil Mata Duitan



Si Kecil Mata Duitan

0Huo Zhexi menyeringai kesakitan, dia mengelak sambil menggerutu, "Kamu dan ayah pergi ke Jepang untuk melakukan operasi plastik dengan waktu yang sangat lama, dan aku tidak punya uang di rumah! Lalu, beraninya memukulku saat kembali? Apa kamu tidak bisa peduli sedikit denganku? Ibu macam apa kamu ini?"     
0

"Apalagi yang bisa kamu lakukan selain meminta uang dariku, anak macam apa kamu ini!"     

"Selain memukulku, apalagi yang bisa kamu lakukan?"     

"Aku masih bisa mengalahkanmu."     

Ibu dan anak itu bersaut-sautan sampai akhirnya mereka bertengkar, dan ruangan menjadi kacau untuk sementara, dan Su Wanwan tampak tercengang sampai...     

"Ribut-ributnya sudah cukup belum!"     

Kakek Huo sangat marah, tubuh Su Wanwan gemetar ketakutan, dan akhirnya ibu dan anak itu berhenti bertengkar.     

Tangan Huo Nuanyang yang saat itu sudah terangkat untuk melerai tiba-tiba menjadi kaku di udara...     

Wajah Kakek Huo terlihat gelap dan suaranya menggelegar, "Setelah makan malam, kalian berdua cepat singkirkan orang jahat ini dan jangan biarkan dia muncul di hadapanku lagi!"     

"Baik, ayah." Jawab Nyonya Huo dengan patuh.     

Huo Juncheng menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata, "Baiklah Mingzhu, tolong segera bawa keluar hadiahnya."     

Mingzhu mengangguk, dia segera mengambil dua tas butik di sofa, "Wanwan, ini adalah hadiah pernikahan dari Juncheng dan aku untukmu dan Ah Shen. Ini adalah produk perawatan kulit yang kubawakan untukmu dari Jepang. Produknya sangat bagus, dan cocok untuk semua jenis kulit. Dan ini adalah tas keluaran terbaru dari Ceilgod, tapi warnanya merah muda. Aku tidak tahu apa kamu suka warna ini?"     

"Terima kasih paman dan bibi, aku sangat menyukainya." Su Wanwan tersenyum dan mengambilnya.     

hal yang mengejutkan lagi, Nenek Huo ternyata juga menyiapkan hadiah untuknya, "Wanwan, kakekmu dan aku juga menyiapkan dua hadiah karena kamu sudah mulai kuliah."     

"Astaga," Mingzhu menepuk dahinya, "Maaf, aku tidak tahu kalau Wanwan sudah mulai kuliah hari ini. Aku akan membelinya lagi nanti."     

Huo Zhexi bergumam, dia menggosok telinganya dan duduk di samping Huo Nuanyang, "Kakak kedua, kapan kamu akan kembali ke tim..."     

Sebelum dia selesai berbicara, Huo Nuanyang bangkit lalu mengambil hadiah dan amplop merah di atas meja, "Ini hadiahku."     

Huo Zhexi terdiam. "Sialan!"     

Huo Zhixi kesal sampai akan mengeluarkan asap dari hidungnya.     

"Ini pesta keluarga Huo? Atau pesta pemberian hadiah untuk gadis jahat itu"     

Su Wanwan menerima banyak hadiah dari para orangtua, dia sangat bahagia.     

dia pikir dia di sini hanya untuk makan, tapi tidak disangka dia juga diberi produk perawatan kulit, perhiasan, dan tas bermerek, terutama Huo Nuanyang, dia langsung memberikan satu set lengkap produk elektronik Apple dan juga… amplop merah yang besar!     

Su Wanwan merasa, selain Huo Zhexi, seluruh keluarga Huo memperlakukannya dengan sangat baik, terutama Huo Nuanyang. Adik laki-laki yang menjadi tentara itu benar-benar baik. Dia memberinya amplop merah besar, benar-benar sangat dermawan dibanding suaminya sendiri.     

Su Wanwan menikmati acara makan malam ini dengan senang, meskipun setelah makan, Nenek Huo dan Madam Huo berbicara tanpa henti untuk menghidupkan suasana, namun beberapa pria dewasa lainnya lebih banyak diam.     

Mereka pulang setelah malam menjadi semakin larut. Seluruh Keluarga Huo pergi dengan tiga kendaraan. Pelayan membantu meletakkan hadiah di mobil. Huo Jingshen membawa Su Wanwan pulang.     

Di perjalanan, Su Wanwan tidak bisa menahan dirinya untuk membuka amplop merah besar yang diberi Huo Nuanyang.     

"Wow, tebal sekali, berapa banyak uang di dalamnya?"     

Huo Jingshen meliriknya menggunakan ujung matanya.     

Gadis kecil itu menundukkan kepalanya, wajahnya hampir masuk ke dalam amplop, seperti anak kecil yang mata duitan, dia mulai menghitung uang di sana!     

Dia terbatuk, matanya yang hitam melihat tanda jalan di depan, lalu memutar balik mobil dan memasuki gang panjang, sempit dan gelap.     

Su Wanwan tidak memperhatikan sampai mobil itu berhenti dengan tiba-tiba, lalu dia mengangkat kepalanya dan melihat ke luar jendela, "Di mana ini?"     

Lalu, lampu dalam mobil dimatikan.     

Suasana menjadi gelap gulita.     

Su Wanwan segera menoleh dan bertanya, "Ada apa?"     

Huo Jingshen tidak menjawab, dia menekan tangannya yang besar dalam kegelapan dan melepaskan sabuk pengamannya.     

Segera setelah itu, Su Wanwan merasa kursinya tiba-tiba jatuh ke belakang.     

"Ahhhhhhhhhhh!"     

"Teriak kenapa?" Huo Jingshen menutup mulut kecilnya, "Suamimu belum mulai."     

"Mulai?"     

"Mulai apa?"     

Mulut Su Wanwan ditutupi oleh tangannya yang besar, dan dia hanya bisa mengedipkan matanya yang polos untuk mengungkapkan ketidakpahamannya.     

Dalam kegelapan, suara rendah Huo Jingshen terdengar lagi, "Apa kamu senang menerima begitu banyak hadiah hari ini?"     

Su Wanwan tidak bisa menjawab, ia hanya bisa menganggukan kepalanya. "Senang."     

"Suamimu juga punya hadiah dalam rangka memulai semester barumu, mau tidak?"     

Su Wanwan menganggukan kepalanya lagi. "Mau!"     

Tentu saja dia mau hadiah!     

Tapi situasi saat itu agak aneh, apa yang akan Huo Jingshen beri untuk Su Wanwan?     

"Bukan semacam perhiasan lagi kan?"     

Kemudian Huo Jingshen melepaskan tangan besarnya dari mulut Su Wanwan, "Ambil sendiri."     

"Ah?" Su Wanwan tercengang.     

*     

*     

Aula utama kediaman Huo.     

Di ruang tamu, Fu Qi melihat jam dinding.     

Jam menunjukkan pukul sebelas malam.     

Para pelayan sudah selesai bekerja dan pulang, Fu Ziyang sudah tidur, TV menyala tapi tidak ada suara, seluruh rumah menjadi sepi dan agak menakutkan.     

Tapi Huo Jingshen masih belum kembali.     

Su Wanwan pergi ke kuliah hari ini, "Apa mungkin Huo Jingshen pergi keluar untuk bergaul dengan temannya karena istrinya tidak ada di rumah?"     

Dia tahu, kebanyakan pria akan menunjukkan sifat aslinya setelah mereka menikah.     

Sama seperti kakaknya, Fu Xihan, saat itu dia baru pulang ke rumah setelah dia sudah sangat mabuk dan tubuhnya dipenuhi bau asap rokok dan alkohol?     

Beberapa kali, dia ketahuan menyelinap keluar oleh kakak iparnya, dan akhirnya dia tidur di kamar tamu.     

Saat Fu Qi sedang memikirkan banyak hal, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil.     

Dia segera bangkit dan berlari menuju gerbang. "Kak Jingshen, Kak Jingshen…"     

Kata-kata berikutnya tiba-tiba tercekat di mulutnya.     

Mobil itu berhenti tepat di depan pintu, Huo Jingshen berjalan mengitari bagian depan mobil lalu membuka pintu kursi penumpang, dia pun membawa Su Wanwan keluar dari mobil dengan gaya seperti pengantin baru.     

Su Wanwan mengenakan rok bermotif merah, dia sedang memejamkan matanya, sepertinya sedang tertidur, wajahnya memerah.     

Huo Jingshen menggendongnya dengan satu tangan di bahunya, dan tangan lainnya menopang kakinya.     

Fu Qi meliriknya, lalu dia langsung membuang muka, dia selalu merasa seorang pria yang membawa seorang wanita seperti ini, terutama saat wanitanya tidak sadar atau tertidur, seperti ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan.     

"Cepat tidur, besok Ji Jie akan datang jam delapan untuk mengantarmu ke bandara." Kata Huo Jingshen.     

Saat Fu Qi mau menjawab, dia sudah masuk ke dalam rumah dengan Su Wanwan di tangannya.     

Fu Qi tidak bisa menahan diri untuk mengejarnya, "Kakak Jingshen, Kakak Jingshen, bisakah aku tinggal beberapa hari lagi, aku ingin ..."     

"Fu Qi." Huo Jingshen berhenti di atas tangga, tapi dia tidak menoleh ke belakang. Dia hanya berkata dengan lemah, "Kamu sudah dewasa, jadi berhati-hatilah untuk menghindari kecurigaan. Kalau kamu harus tinggal, maka tinggalah di luar. Tapi kalau begitu, aku dan Xihan tidak bisa menjamin keselamatanmu."     

Setelah selesai berbicara, dia kembali berjalan ke lantai atas.     

Fu Qi hanya bisa berdiri di sana sambil mengepalkan jari-jarinya.     

Apa yang dimaksud adalah, kalau dia tinggal di sini, dia takut bisa mempengaruhi hubungan antara suami dan istri ini?     

"Apa dia sangat menyukai Su Wanwan?"     

"Apa dia takut kalau wanita itu sampai salah paham?"     

*     

*     

Sesampainya di lantai atas, saat Huo Jingshen membaringkan Su Wanwan ke dalam bak mandi berisi air hangat, tiba-tiba terdengar suara telepon dari luar.     

Dia pergi ke kamar tidur dan melihat teleponnya.     

"Ye Qitian?"     

Alisnya sedikit terangkat, dia berdiri di sana sambil mengatur ponselnya dengan jari ramping ke mode sunyi, lalu melemparkannya kembali.     

Terkadang, penolakan diam-diam seringkali lebih efektif daripada intimidasi verbal apa pun.     

*     

*     

Rumah sakit Nan Gu.     

Di dalam kamar pasien, Mo Weiyi meletakan ponselnya.     

Bibi Jiang sudah pulang, dia sendirian di kamar itu hanya ditemani empat binatang kecil yang tidak bisa berbicara.     

Xiaobai masih belum pulang kerja, dia tidak berani tidur sendirian, sebenarnya dia ingin menelepon Su Wanwan untuk mengobrol, tapi salurannya selalu sibuk?     

"Gadis ini, dengan siapa dia berbicara malam-malam selarut ini, apa Tuan Huo tidak mempedulikannya?" Mo Weiyi berbaring di ranjang rumah sakit dengan marah.     

Mau tidak mau, dia mengambil ponselnya lagi dan membuka WeChat, pesan yang dia kirim ke Xiao Yebai setengah jam yang lalu masih belum dibalas.     

Xiaobai pasti sedang sibuk bekerja?     

"Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaannya setiap waktu, dia akan bertingkah seperti orang yang gila kerja, kerja lembur adalah hal kecil, dan bisa jadi dia belum makan sampai sekarang?"     

Mo Weiyi melihat ponselnya sambil khawatir karena ini sudah sangat larut, tapi dia tidak bisa menahan kantuknya, dan akhirnya dia tertidur.     

Entah sudah berapa lama, tiba-tiba terdengar suara gemerisik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.