Menikahi Pria Misterius

Orang-Orang Tampan Mirip Satu Sama Lain



Orang-Orang Tampan Mirip Satu Sama Lain

0Huo Jingshen sangat terkejut sampai alis matanya tersentak.     
0

Dia langsung menutup telepon dan membuka WeChat.     

Benar saja, grup WJY WeChat sudah ramai.     

Chu Xiuhuang mengirim tautan berita dengan menulis: [Kakak Huo selingkuh dan menjadi berita utama.]     

Nangong Ci: [Apa semua penggemar Xiuhuang menangis? Bukannya Kak Xiuhuang juga difoto secara diam-diam di hotel dengan pacarnya bulan ini?]     

Mingjin: [Apa pasangannya baru-baru ini tidak cukup cantik?]     

Chu Xiuhuang: [Penglihatan sekretaris yang sudah memburuk.]     

Nangong Ci: [Cepat minta sekretaris keluargamu untuk meningkatkan kualitas pasangan wanitamu! Jangan yang terlalu biasa!]     

Lu Chenyu: [Pria brengsek.]     

Chu Xiuhuang: [Kakak keempat, siapa yang kamu sebut pria brengsek?]     

Lu Chenyu: [Hehe.]     

Nangong Ci: [Kakak keempat tidak benar! Kakak kedua, apa kamu melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap kakak keempat lagi?]     

Chu Xiuhuang: [Aku akan meminta maaf karena kamu jelek!]     

Mingjin: [Hahahaha.]     

Chu Xiuhuang: [kenapa aku selalu disalahkan jika seorang wanita atau pria tidak bisa menikah?]     

Nangong Ci: [Di antara kelima teman baik ini, tampaknya hanya kakak ke empat yang serius. Kakak pertama sibuk selingkuh, kakak kedua sibuk mengganti pacarnya, dan aku sibuk operasi.]     

Mingjin: [Aku sibuk mengembangkan perangkat lunak baru.]     

Lu Chenyu: [Haha.]     

Beberapa detik kemudian, Huo Jingshen mengirimkan emotikon ["senyum"].     

Chu Xiuhuang: [Sial, kakak ada di sini.]     

Nangong Ci: [Kakak sangat marah, tapi masih tetap tersenyum.]     

Huo Jingshen meletakkan handphonenya, dan dia langsung menekan tombol, "Masuk."     

Tak selang beberapa lama pintu kantor dibuka, dan Ji Jie masuk dengan ekspresi gugup, "Tuan Huo, ruang rapat sudah selesai ditata…"     

"Bagaimana caramu menangani berita itu?" Huo Jingshen menyela dengan tidak sabar.     

Ji Jie berkata dengan tergesa-gesa, "Tuan Huo, segera setelah beritanya keluar siang ini, saya langsung menghubungi penanggung jawab majalah tersebut. Mereka telah mencabut semua majalah itu dan mengeluarkan permintaan maaf di Weibo secara resmi dari majalah tersebut. Reporter wanita yang sedang magang itu sudah diusir, dan laporan di Internet juga sudah dihapus dan diblokir. Penanggung jawab majalah itu juga mengatakan kalau dia ingin datang dan meminta maaf secara langsung sore hari..."     

Huo Jingshen menatapnya, nadanya ringan, "Yang aku tanyakan adalah, bagaimana kamu menanganinya malam itu?     

Ji Jie merasa kakinya jadi lemas, "Tuan Huo, saya sudah menghapus semua foto di kamera milik reporter malam itu. Saya tidak tahu kalau dia juga memotret dengan handphonenya."     

"Tidak tahu?" Huo Jingshen mengangkat alisnya.     

"Ini adalah kelalaian saya, Tuan. Saya berjanji tidak akan pernah..."     

"Dan lain kali?" Huo Jingshen kembali mengangkat alisnya.     

Ji Jie ingin menangis tanpa mengeluarkan air mata, dia sedikit berlutut, "Tuan Huo, Anda bisa mengatakannya secara langsung. Terserah Anda mau membunuh atau memotong bagian tubuh saya. Ini semua adalah kesalahan saya."      

"Aku mohon Anda masih memberi satu kesempatan lagi!" Ji Jie sudah merasa seperti Shura yang dieksekusi di Ling Chi, dia sangat ketakutan…     

Tapi untungnya Huo Jingshen masih melanjutkan perkataannya, "Gaji bulan ini aku potong. Bulan depan aku akan melihat kinerjamu." Setelah Huo Jingshen selesai berbicara, ia bangkit, "Pergi ke ruang rapat."     

"Terima kasih Tuan Huo."      

Karena kejadian tadi Huo Jingshen jadi terlambat datang di rapat tingkat tinggi. Ini adalah kali pertama baginya sejak ia menjabat sebagai CEO di perusahaan itu.     

*     

*     

Rapat tingkat tinggi itu selesai jam 4 sore.     

Huo Jingshen baru saja kembali ke kantor.     

"Tuan Huo." Ji Jie mengetuk pintu dan masuk. "Penanggung jawab 'Entertainment Weekly' sudah tiba. Lihat ..."     

"Hapus."      

"Baiklah, Tuan Huo." Ji Jie segera menanganinya.     

Huo Jingshen mengambil teleponnya dan mengirim pesan WeChat: [Sayang, tunggu aku di sekolah.]     

Beberapa detik kemudian Su Wanwan membalas: [Jemput aku di Rumah Sakit Nangong.]     

Lalu Huo Jingshen langsung menghubunginya, "Sayang, kau terluka?"     

"Tidak." Jawab Su Wanwan, "Mo Weiyi yang terluka. Aku ke sini untuk menemaninya."     

Huo Jingshen terdiam beberapa saat lalu mengangkat alisnya, "Aku pikir kamu akan berkelahi dengan orang-orang di hari pertama masuk sekolah."     

Mendengar hal ini, emosi Su Wanwan langsung tersulut, "Brengsek, apa maksudmu? Apa menurutmu aku tipe wanita yang selalu berkelahi dengan orang lain? Jadi aku tidak boleh melawan jika seseorang mengganggu, memukul atau membentakku terlebih dahulu?"     

Huo Jingshen hanya terdiam mendengarkan gadis itu yang langsung marah. Mungkin karena dia sibuk dan hanya punya sedikit waktu, dia mulai menasihatinya, "Ada solusi untuk semuanya, tidak perlu diselesaikan dengan kekerasan, itu adalah perilaku orang yang sembrono..."     

"Aku memang seperti itu! Kalau kamu tidak menyukaiku, lepaskan aku!" Setelah Su Wanwan selesai berbicara, dari sambungan telepon itu hanya terdengar suara bip bip bip.     

Huo Jingshen kembali terdiam.     

Gadis ini, berani menutup teleponnya?     

Dia benar-benar semakin buruk!     

*     

*     

Di Rumah sakit Nangong.     

Su Wanwan kembali ke dalam kamar dengan marah.     

"Wanwan, lihat apa kura-kura kecilku lucu? Yang hijau muda ini adalah Xiao Xiaobai, dan yang hijau tua ini adalah Xiao Baibai."     

Su Wanwan berkata, "Jelek sekali."     

Mo Weiyi terdiam memandangnya.     

tiba-tiba handphone milik Su Wanwan berbunyi, dia mengambilnya dan melihatnya sebuah pesan Wechat dari Huo Jingshen, [Apakah kamu tahu konsekuensi menutup teleponku?] Dengan emotikon "senyum" di belakangnya.     

"Siapa takut?" Pikir Su Wanwan dengan cemberut tidak setuju.     

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.     

"Putri." Zhong Kai mengenakan setelan hitam dan berjalan masuk dengan tersenyum.     

Di belakangnya ada dua orang bawahan lain dengan setelan jas dan sepatu kulit yang sama, mereka membawa sebuah kotak kayu besar.     

Setelah meletakkannya, mereka semua mengangguk dan membungkuk pada Mo Weiyi seolah-olah mereka adalah pengawal yang sedang bertemu dengan ratu.     

Mo Weiyi mengedipkan mata kucingnya yang cantik, "Apa yang kalian lakukan di sini?"     

"Putri, ini adalah hadiah dari Tuan Xiao, ia menyuruh kami untuk memberikannya padamu." Zhong Kai berkata dengan hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.