Menikahi Pria Misterius

Sang Putri Diselingkuhi?



Sang Putri Diselingkuhi?

0Mata Xiao Yebai langsung memancarkan emosi, dia berdiri di sana, terdiam selama hampir setengah menit.     
0

Kemudian dia melihat Mo Weiyi yang masih melihat handphonenya. "Tidak seperti biasanya."     

Dia tidak mengatakan apapun, hanya mengambil handphone di atas meja dan berbalik ke kamar mandi.     

Ketika pintu kamarnya tertutup, Mo Weiyi dengan cepat melirik dan langsung berbalik melihat layar ponselnya lagi.     

Dia membuat postingan di blog Zhihu, [Apa yang harus aku lakukan? Ketika tiba-tiba tahu suamiku membohongiku...]     

Balasan dari pengikutnya di blog pun beragam.     

[Buka sebelah matamu dan tutup yang lain, mau bagaimana lagi?]     

[Jika seorang laki-laki membohongimu, pasti karena dia tidak cukup mencintaimu!]     

[Bicarakan dengan jelas dan akhiri saja!"     

[Jika dia berbohong demi kebaikan, pura-pura tidak tahu saja. Orang bodoh tidak selalu sial.]     

[Tergantung, dia berbohong apa padamu. Jika dia selingkuh, jangan dibiarkan!]     

[Jadi, apa tuan rumah diselingkuhi?]     

"Selingkuh?"     

Hidung Mo Weiyi pun berkedut. "Jawaban macam apa ini."     

Bagaimana mungkin Xiaobai bisa selingkuh? Pada laki-laki saja dia begitu dingin, apalagi wanita?     

Mendengar suara pintu kamarnya terbuka lagi, Mo Weiyi langsung melempar ponselnya dan memejamkan matanya.     

Suara langkah kaki laki-laki itu sangat halus.     

Tiba-tiba, lampu neon di kamar itu mati dan ruangan menjadi gelap.     

Mo Weiyi masih berbaring di tempat tidur, dan mau tak mau, perlahan dia membuka matanya.     

Setiap sisi ruangan dilengkapi dengan lampu tidur yang redup, cukup terang untuk mata manusia melihat dengan jelas.     

Dia melihat Xiao Yebai berjalan ke sofa dan berbaring.     

Tinggi badan pria itu 1,88 meter, sedangkan sofanya tidak cukup panjang dan lebar untuknya, bisa terlihat dia tidak nyaman di sofa itu.     

Tapi dia tertidur dengan cepat, dan dalam waktu yang tidak lama terdengar suara dengkuran halus.     

Untuk waktu yang cukup lama, Mo Weiyi masih terbaring tanpa bisa tertidur.     

Mungkin karena masih banyak kegelisahan di dalam hatinya, dia hanya bisa tertidur selama beberapa saat kemudian kembali terbangun sebelum dia bisa terlelap pulas.     

Hingga akhirnya Mo Weiyi terbangun lagi, ketika perawat memanggilnya.     

Setelah perawat itu mengukur suhu tubuhnya, handphone Mo Weiyi berdering, dia melihat nama "Xiaobai Sayang." di layar itu.     

Mo Weiyi membiarkan teleponnya berdering beberapa lama sebelum menjawabnya, kemudian menjawab dengan suara yang lesu, "Halo."     

Xiao Yebai terdiam beberapa saat, kemudian suara Xiao Yebai terdengar tenang seperti biasanya, "Weiyi?"     

"Ya."     

"Kakimu masih sakit?"     

Mo Weiyi tidak menjawab pertanyaan itu, dia malah kembali bertanya, "Xiaobai, kenapa kamu tidak membangunkanku ketika kamu pergi?"     

"Aku melihatmu sedang tidur."     

"Mulai sekarang, kamu harus membangunkanku sebelum kamu pergi!" Mo Weiyi sedikit marah, hampir seperti menyalahkan dengan nada memerintah. "Dan kamu tidak memberiku ciuman selamat tinggal hari ini. Aku tinggal sendirian di kamar pasien. Apa kamu merasa aku semenyedihkan itu? Bahkan tidak ada yang menemaniku."     

Setelah berbicara, kantung matanya sedikit memerah.     

Dia sudah dibohongi dan hatinya merasa tidak nyaman. Selain itu, dia juga terluka. Hari ini adalah hari pembukaan universitas, tetapi dia malah terbaring di sini sendirian untuk dirawat.     

Benar-benar menderita.     

Xiao Yebai menjawab dengan suara yang sedikit berat, "Aku akan meminta Bibi Jiang pergi ke rumah sakit untuk menemanimu."     

"Bagaimana denganmu?" Mo Weiyi bertanya.     

"Aku ada rapat pagi ini, kemungkinan sore nanti baru selesai."     

Mo Weiyi memegang selimutnya, "Kerja, dan bekerja lagi! Dari pagi sampai malam selalu kerja tanpa pernah selesai!"     

"Saat kamu datang nanti siang, tolong bawa Xiao Xiaobai dan Xiao Baibai."     

"Baiklah." Xiao Yebai setuju, "Apa kamu juga ingin nenek menemanimu?"     

"Jangan." Mo Weiyi menolak.     

Nenek sudah tua, dan dia tinggal di selatan kota, jadi tidak enak juga bolak-balik.     

**     

Kantor Grup Keluarga Mo.     

Setelah meletakkan ponselnya, Xiao Yebai merenung sejenak, dan kemudian dia menelepon sebuah nomor.     

"Oh, ada apa ini, Tuan Xiao ada saja waktu untuk meneleponku?"     

Suara Xiao Yebai jauh lebih dingin dan kaku dibandingkan sebelumnya, "Kirim semua jejak penelusuran web dan catatan penggunaan ponsel sang putri dari pukul 11 hingga 12 tadi malam ke emailku."     

"Waduh, kau selalu menghubungiku setiap kali ada hal buruk. Sebagai seorang polisi, aku secara resmi mengingatkanmu bahwa kamu melanggar privasi orang lain, bahkan jika dia adalah istrimu sekalipun. Apa kamu tidak tahu hukum seperti itu? Ya?"     

"Kalau begitu aku akan mencari orang lain."     

"Oh, jangan dong." Laki-laki di seberang telepon berteriak padanya, "Kalau kamu mencari orang lain, bukankah akan lebih mudah terungkap? Lupakan saja, 8 generasiku akan terkena sial karena menolakmu, sudah bertahun-tahun aku melakukan hal kotor untukmu. Apa masih kurang?"     

"Bagus kalau sudah mengerti." Setelah selesai berbicara, Xiao Yebai langsung mematikan telepon dengan dingin.     

*     

*     

Kurang dari satu menit kemudian, telepon di kantor asistennya tiba-tiba berdering. "Tuan Xiao, apa ada perintah?" Zhong Kai memegang mikrofonnya dengan panik.     

"Kalau pagi-pagi begini Bos sudah menelepon, pasti bukan hal yang baik, apa…"     

"Pergi ke pasar hewan dan beli dua anjing peliharaan."     

"Hah?" Zhong Kai tiba-tiba menaikkan volumenya.     

"Telingamu bermasalah?"     

"Tidak, tidak Tuan." Zhong Kai ketakutan hingga berkeringat dingin.     

"Jangan yang bulunya terlalu lebat, cari yang wataknya lembut, sebaiknya anak anjing, tidak terlalu susah untuk dirawat, perhatikan kebersihan dan keamanannya, dan setelah itu kirimkan langsung ke kamar 220 Rumah Sakit Nangong."     

"Sang putri hari ini sedang dirawat di sana, tapi suara Bos seperti sedang membahas tren pasar saham saja, tidak ada sedikitpun intonasinya."     

Zhong Kai tercengang.     

"Apa Tuan Xiao sedang merayu sang putri?"     

"Jangan-jangan kura-kura kecil yang aku pilih terakhir itu tidak lucu?"     

*     

*     

Di Rumah Sakit Nangong.     

Mo Weiyi merasa bosan karena tidak ada yang bisa dia lakukan selama dua jam, ketika Bibi Jiang datang, dia langsung memberi perintah, "Bibi Jiang, dorong kursi rodanya ke sini, aku mau turun jalan-jalan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.