Menikahi Pria Misterius

Menunjukan Kasih Sayang dan Membunuh Wanita Yang Suka Memainkan Perasaan Orang Lain.



Menunjukan Kasih Sayang dan Membunuh Wanita Yang Suka Memainkan Perasaan Orang Lain.

0"Tadi di jalan macet." Jawab Huo Jingshen, "Sayang, kenapa kamu cepat sekali sudah mandi?"     
0

"Ya, apa aku harus menunggumu untuk mandi bersama?" Su Wanwan sengaja berbicara dengan nada manja.     

Huo Jingshen terbatuk, lalu menundukkan kepalanya dan mendekatkan telinganya ke wajah Su Wanwan.     

Wajah Su Wanwan langsung memerah, lalu dia berbisik ke telinga pria itu... "Aku sangat membencimu, dasar keparat!"     

Ekspresi Fuqi semakin menunjukkan dia sedang kesal. Sedangkan Fu Ziyang hanya duduk dengan wajah datar.     

"Belum ada satu bulan tidak bertemu, sepertinya hubungan Paman Huo dan Bibi tampaknya semakin baik?"     

Su Wanwan mengangkat kepalanya dan tiba-tiba menutup mulutnya dengan kedua tangan, "Oh, maaf, aku sudah terbiasa memarahinya. Aku tidak menyadari kalau sekarang ada orang asing."     

Huo Jingshen dengan cepat mengangkat alisnya.     

Fuqi yang disebut sebagai orang asing menggertakkan gigi dan menggigit bibirnya, kedua tangannya terlipat di depan perut dengan erat.     

"Oh iya, apa Nona Fu akan tinggal di rumah malam ini?" Su Wanwan berbicara seolah dia adalah pemilik rumah.     

Fuqi segera menatap Huo Jingshen, "Kak Jingshen, apa aku tidak mengganggumu kalau aku tinggal di sini?"     

"Tentu saja tidak, pengunjung adalah tamu!" Su Wanwan yang menjawab pertanyaan itu dengan tenang.     

Fuqi hanya terdiam.     

"Biarkan kakak iparmu yang mengaturnya." Huo Jingshen menambahkan.     

Sekali lagi, Fuqi tidak bisa berkata apa-apa.     

Su Wanwan mendekat dengan antusias, "Sekarang sudah larut. Kamu pasti lelah naik pesawat dengan jarak yang jauh, Ziyang, bibi akan membantu membawa kopermu."     

"Terima kasih bibi kecil."     

"Sama-sama."     

Su Wanwan mengambil koper kecil milik Fu Ziyang dan membawa anak kecil itu ke atas.     

Fuqi hanya bisa mencibirkan mulutnya, tadi dia berharap Huo Jingshen membantunya membawa koper, tapi dia malah ke pergi ke balkon dengan sebatang rokok dan korek api.     

Dia tidak punya pilihan selain mengangkat koper besarnya sendiri dan bergegas ke lantai atas.     

Kamar anak-anak untuk Fu Ziyang berada di lantai atas. Su Wanwan belum pernah masuk ke sana. Saat membuka pintu kamar itu, dia menyadari seluruh isinya terlihat baru dan belum pernah dipakai.     

Ada meja anak-anak berwarna biru langit. Lantainya dilapisi karpet lembut dengan pola bintang. Di lemari ada banyak buku pendidikan anak. Bahkan seprai dan selimutnya diganti dengan pola kartun anak-anak. Di tempat tidur itu juga ada berbagai macam yang boneka dan bantal yang lucu.     

Sepertinya Bibi Liu yang menyiapkan semuanya.     

Su Wanwan meletakan koper dan bertanya sambil tersenyum, "Ziyang apa kamu suka kamar barumu?"     

Fu Ziyang melihat sekeliling. Wajahnya tidak sedih tapi juga tidak senang, dia berbicara dengan suara yang tidak menunjukkan ekspresi, "Terima kasih, bibi kecil."     

"Eh…"     

Kenapa Su Wanwan merasa anak ini seperti Huo Jingshen saat dia baru berusia lima tahun?     

"Aku tidur di mana?" Suara Fuqi terdengar dari belakang.     

Su Wanwan tidak menghiraukannya dan membantu Fu Ziyang membuka lemari.     

"Halo?"     

"Kamu tidak bisa mendengarku bertanya ya?"     

"Halo?"     

Lengannya ditarik dengan keras, Su Wanwan menoleh terkejut, "Ada apa, Nona Fu?"     

Wajah Fuqi memerah karena marah, "Kamu sengaja kan?"     

"Sengaja apa?" Wajah Su Wanwan tampak polos.     

"Aku memanggilmu dari tadi! Kamu sengaja tidak menghiraukanku kan!" Fuqi menghentakan kakinya.     

Su Wanwan hampir tidak bisa menahan untuk tertawa. Nona Fu ini sebenarnya cukup imut, semua emosinya terlihat jelas di wajahnya.     

Sebenarnya, wanita seperti ini tidak memiliki niat buruk, kalau ada pun, kapasitasnya untuk berkelahi sangat lemah.     

Hal yang paling mengerikan adalah orang munafik seperti Su Yanyan, terlihat polos dan lembut, tetapi sebenarnya menyembunyikan niat jahat dan suka menusuk orang dari belakang.     

"Memanggilku kenapa?" Su Wanwan bertanya padanya.     

Fuqi sangat marah.     

Kalau bukan karena Kak Jingshen yang menyuruhnya untuk mengurusnya, dia tidak akan mau ada di sini dan melihat wajahnya!     

dia hanya bisa bertanya lagi dengan sabar, "Aku tadi bertanya, aku tidur di kamar yang mana?"     

Su Wanwan akhirnya tersadar, "Oh jadi kamu memanggilku?"     

"Jadi kamu kira aku memanggil siapa?" Fuqi mengerutkan keningnya.     

Su Wanwan menjawab, "Kalau begitu, kamu harus memanggilku kakak ipar, kalau tidak, aku akan mengira kamu sedang memanggil Ziyang."     

"Kamu..." Fuqi berkata dengan ekspresi kesal," kamu bukan kakak iparku!"     

"Kalau begitu kamu juga bisa memanggilku Nyonya Huo!"     

Kekesalan Fuqi semakin menjadi.     

"Aku harus memanggilnya Nyonya Huo?"     

"Tidak mau!"     

Su Wanwan kembali berkata, "Nona Fu, kamu tampak sangat enggan? Aneh sekali, kamu sekarang sedang bertamu di rumahku. Aku adalah tuan rumah dan kamu adalah tamunya. Kamu sudah besar dan bukan anak kecil. Paham tentang sopan santun kan? Suamiku bilang kalau aku harus mengatur semuanya. Kalau kamu seperti ini lagi, jangan tinggal di sini. Panggil taksi dan cari hotel di luar."     

Su Wanwan berbalik dan pergi setelah selesai mengatakan itu.     

"Berhenti!" Teriak Fuqi.     

Su Wanwan tidak berhenti sampai terdengar langkah kaki Fuqi yang tergesa-gesa dan meraih tangannya.     

"Apa yang kamu lakukan?" Su Wanwan mengangkat alisnya dan menunggu.     

Fuqi menatapnya dengan sedikit marah, "Aku kasih tahu ya, aku sudah mengenal Kak Jingshen selama sepuluh tahun!"     

"Lalu?"     

"Memangnya kenapa?"     

Fu Qi menjawab, "Kakak laki-lakiku adalah seniornya dan mitra perusahaannya. Aku saksi mereka membangun perusahaan Yunda. Sampai hari ini mereka memiliki hubungan yang sangat baik, kalau tidak, kakakku tidak akan mempercayakan Ziyang kepadanya."     

"Oke." Su Wanwan menganggukan kepalanya setuju.     

"Aku juga tahu kalau kak Jingshen suka steak medium rare dan telur goreng. Dia tidak makan ketumbar dan tidak makan makanan pedas. Film favoritnya adalah Stimulus 995. Musik favoritnya adalah blues jazz, tim bola favoritnya adalah Juventus dan alat musik favoritnya adalah biola. Karena dialah aku belajar biola."     

Setelah berbicara panjang lebar, Fuqi menatap Su Wanwan, matanya terlihat sangat kesal, "Bagaimana denganmu? Apa kamu tahu warna favoritnya? Apa kamu tahu berapa ukuran pakaian dan sepatu yang dia pakai? Apa kamu tahu apa olahraga favoritnya?"     

Su Wanwan menatapnya, dan tersenyum, "Olahraga favorit suamiku adalah berolahraga denganku di malam hari, tapi aku tidak bisa menyalahkanmu kalau kamu tidak paham."     

Wajah kecil Fuqi langsung memerah.     

Sejak kecil dia telah dilindungi dengan baik dan selalu dididik menjadi seorang wanita yang terhormat, orang-orang di sekitarnya berpengetahuan luas, sopan dan tertutup.     

Bahkan Kakak Iparnya Xu Xin dan Huo Jinghua adalah wanita yang hangat dan lembut. Tidak ada yang pernah mengatakan hal-hal pribadi seperti itu dengan terus terang dan kasar. Tapi kali ini….     

"Kamu…."     

Dia bergumam cukup lama dan akhirnya berkata, "Kamu tidak tahu malu!"     

Su Wanwan akhirnya tidak bisa menahan tawa, "Kak Jingshenmu adalah seorang pria normal yang sudah menikah, kenapa? Tidak tahu malu karena melakukan hal semacam itu? Apa kamu pikir dia seorang biarawan? Atau... Kamu hanya menyukai wajahnya dan tidak pernah mau melakukan hal yang intim dengannya? Saat sedang bermimpi, apa kamu pernah berfantasi tentangnya? Pasti tidak pernah, atau... "     

"Ahhhhh, omong kosong apa yang kamu bicarakan?"     

Fuqi memotong perkataan Su Wanwan, wajah dan kupingnya terlihat memerah.     

Dia sangat tidak menyangka Su Wanwan akan melihatnya menyukai Huo Jingshen. Dia juga benar-benar malu, dan tidak sanggup untuk mendengarkan ucapan Su Wanwan lagi.     

"Ada apa?" ​​Suara berat pria itu tiba-tiba terdengar di belakangnya.     

Fuqi dan Su Wanwan sama-sama terkejut.     

Huo Jingshen menggulung lengan bajunya di depan tangga sambil mengerutkan alisnya, tidak ada yang tahu apakah pria itu mendengar percakapan mereka berdua tadi.     

Su Wanwan mengedipkan matanya dan berkata, "Nona Fu tidak puas dengan kamar yang aku siapkan, jadi..."     

"Mana ada!" Fuqi tidak tahan untuk berteriak.     

Huo Jingshen mengangkat alisnya dan berkata, "Sekarang sudah larut. Besok masih harus mengantar Ziyang ke sekolah. Semua harus segera beristirahat!"     

Setelah selesai berbicara, dia berjalan kembali ke kamar tidur utama dengan tenang.     

Sepertinya dia tidak mendengar apa-apa, Su Wanwan merasa lega, "Nona Fu, ikuti aku."     

Fuqi menggertakan giginya, dan hanya bisa mengikutinya.     

Su Wanwan membawanya ke dalam dan akhirnya berhenti di depan sebuah pintu kamar, "Meskipun pencahayaan di kamar ini tidak terlalu bagus, tapi karena Nona Fu hanya tinggal di sini untuk beberapa hari, jadi terima saja."     

Saat dia membuka pintu, Fuqi benar-benar merasa jijik, "Kamar ini terlalu buruk. Tidak ada sinar matahari."     

Su Wanwan tertawa, "Aku takut kamu mendengar sesuatu ketika kami sedang melakukan hal-hal seperti itu malam ini, jadi lebih baik kamarmu tidak terlalu dekat dengan kamar tidur utama kami. Nanti bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental gadis muda sepertimu?"     

"Kamu…."     

Wajah dan telinga Fuqi kembali memerah.     

*     

*     

Ketika Su Wanwan kembali ke kamar tidurnya, seluruh tubuhnya kembali terasa segar.     

Meskipun dia adalah seorang pria yang tidak tahu malu, bagaimanapun juga, dia adalah suami resminya yang tertulis di akta nikahnya, bagaimana dia bisa membiarkan wanita lain menginginkannya?     

Untungnya, Fuqi hanyalah sebuah sampah ….     

Begitu Su Wanwan menutup pintu, dia langsung dipeluk oleh sepasang tangan yang kokoh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.