Menikahi Pria Misterius

Aku Sangat Membencimu, Dasar Keparat!



Aku Sangat Membencimu, Dasar Keparat!

0Su Yanyan dengan sengaja berkata, "Mungkin mereka hanya teman baik. Bagaimana pun dia adalah kakakku. Lebih baik kamu hapus semua fotonya."     
0

"Ayolah, Yanyan, kamu terlalu polos dan baik. Dia sengaja mengacaukan acara pernikahanmu, membuatmu terlihat bersalah, dan kamu masih mau membantunya? Gampang sekali ditipu. Kamu tenang saja, masalah ini ada dalam kendaliku!"     

"Apa yang akan kamu lakukan?"     

"Tunggu saja, nanti kamu juga tahu."     

Jiang Xiaoman meletakkan ponselnya dan tersenyum penuh kemenangan.      

Dia hampir dibunuh oleh Su Wanwan di pesta pernikahan Su Yanyan, hanya karena dia mengatakan beberapa hal buruk tentang Xiao Yebai. Dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya kepada keluarganya, karena masih memiliki hubungan dengan keluarga Mo.      

Sedangkan lukanya sendiri butuh beberapa hari untuk sembuh sampai dia berani keluar rumah dan menemui teman-temannya atau orang lain.     

Dia tidak menyangka, hari ini dia seakan mengacungkan ujung pistol ke dahi Su Wanwan..     

Jiang Xiaoman tidak bisa mengganggu Mo Weiyi, apa dia juga tidak bisa mengganggu Su Wanwan?     

**     

Bandara Internasional.     

Huo Jingshen berdiri di pintu keluar sambil menunggu seseorang.     

Seperti biasa, dia berpenampilan seperti seorang pebisnis elit dengan tubuh tinggi dan wajah yang dingin. Meskipun ada banyak orang asing di sekitarnya, dia tetap terlihat menarik dan menonjol di antara orang banyak.     

"Paman Huo." Terdengar suara seorang anak kecil yang memanggilnya.     

Huo Jingshen sangat terkejut ketika melihat seorang wanita di belakang Fu Ziyang.     

"Kak Jingshen." Fuqi menatap pria jangkung dan tampan di depannya, matanya terlihat lembut dan wajahnya tersipu malu. Ketika dia menyapa Huo Jingshen, seakan ada perasaan tak terlukiskan dalam suaranya.     

Ketika di Los Angeles, Fuqi terlalu sibuk berlatih untuk pertunjukan, dan tiba-tiba Huo Jingshen kembali ke China untuk melanjutkan bisnis keluarganya, dia belum melihatnya selama hampir setengah tahun.     

"Sepertinya Kak Jingshen terlihat semakin tampan."     

Berbeda dengan hatinya yang berbunga-bunga, Huo Jingshen tampak acuh tak acuh dan bertanya dengan suara pelan, "Kenapa kamu ada di sini?"     

Fuqi buru-buru menjelaskan, "Kakakku khawatir, jadi aku ikut mengantarkan Ziyang. Aku sudah sudah mengirimimu pesan sebelumnya."     

Huo Jingshen hanya terdiam.     

Dia memang mengirim pesan, tapi itu hanya nomor penerbangan.     

Fuqi buru-buru menambahkan karena takut pria itu mulai kesal, "Kak Jingshen, setelah urusan sekolah Ziyang selesai, aku akan segera pulang."     

Huo Jingshen menyipitkan mata lalu berkata, "Ayo pergi."     

Ji Jie diam-diam mengamati mereka dari belakang, dan segera berjalan mendahului mereka, "Biar saya yang bawa semua kper ini."     

"Terimakasih." Fuqi akhirnya bernafas lega.     

Meskipun Huo Jingshen tidak pernah marah kepadanya, tapi Fuqi selalu merasa tertekan ketika menghadapinya. Terutama ketika mata hitam itu menatapnya, dia merasa tidak bisa menyembunyikan apapun darinya.     

Bisa dikatakan kalau kedua pendiri perusahaan Yunda itu sangat bertolak belakang, hangat dan dingin, Huo Jingshen dingin dan elegan, dan Fu Xihan hangat dan kejam.     

Menurutnya, meskipun cara kakaknya agak ekstrim dalam melakukan sesuatu, tapi dia masih sangat ramah terhadap orang lain, dia juga dapat mengendalikan keuangan dengan baik, terutama untuk adik perempuannya, hampir semua permintaannya dikabulkan.     

Sebaliknya, Huo Jingshen sangat cuek terhadap siapa pun. Dia teringat ketika Bibi dan paman Huo meninggal, pria itu tidak terlihat terlalu sedih. Bahkan Huo Jingshen saat itu mendapat masalah besar, tapi sepertinya sekarang dia sudah melupakannya.     

Ji Jie yang memiliki perasaan sensitif mulai berpikir yang tidak-tidak.     

Dia mendorong koper ke belakang dan melihat tiga orang itu seperti keluarga dengan satu orang anak, tapi ketika dilihat dari depan, mereka tampak seperti keluarga yang tidak harmonis.     

Tuan Huo hanya mengatakan untuk menjemput orang di bandara, tetapi dia tidak mengatakan siapa yang akan dijemput. Ji Jie merasa anak itu terlihat sangat mirip dengan Tuan Huo.     

"Apa ini adalah selingkuhan dan anak haramnya?"     

"Ckckck, orang kaya selalu punya cara untuk bermain-main, di rumah menikahi orang yang sangat cantik, tapi diluar berselingkuh dengan orang lain, lalu sekarang juga menjemput selingkuhan dan anak haramnya, apa mereka akan membicarakan tentang perceraian dengan istrinya?"     

"Sayangnya, istrinya tidak tahu apa-apa…"     

Tiba-tiba, ada cahaya flash kamera ke arah mereka.     

"Ji Jie, tolong bantu tangani sebentar." Suara Huo Jingshen terdengar .     

Ji Jie segera tersadar, dia melihat seorang reporter berjalan ke arah luar dengan kamera tersembunyi di depan, dia bergegas mendekat, dan meraih lengan pria itu, "Beri aku kameranya!"     

"Apa yang kamu bicarakan? Lepaskan aku."     

Dari suara yang terdengar, ternyata itu adalah seorang gadis, dia mengenakan topi baseball, dan matanya mulai terlihat resah, mencoba untuk mencari-cari alasan untuk menutupi apa yang sudah dia lakukan.     

Ji Jie meninggikan nada suaranya, "Kamu memotret Tuan Huo. Apa aku harus bicara lebih jelas lagi?"     

"Kamu salah paham, aku tidak kenal Tuan Huo, aku hanya sedang memotret pemandangan, dan aku juga bukan reporter." Kata gadis itu sambil mengeluarkan kartu pelajarnya.     

Gadis itu adalah senior di Jurusan Jurnalistik NTU, tapi sekarang dia sedang magang di majalah gosip. Malam ini, dia mendapat kabar bahwa seorang selebriti pria yang sudah menikah sedang berselingkuh di Jepang dengan seorang wanita cantik. Dia sudah menunggu begitu lama, tapi yang ia lihat malah Huo Jingshen.     

Sebagai reporter gosip, dia tentu tahu tentang pewaris keluarga Huo yang rendah hati, tertutup dan tidak pernah menerima wawancara apa pun. Dia hanya tahu bahwa berita pernikahannya keluar belum lama ini. Tapi dia tidak menyangka kalau pria itu berselingkuh dan juga memiliki anak haram. Kalau sampai berita ini diungkap olehnya….     

Kamera milik gadis itu direbut ketika dia sedang berpikir. Tanpa mengatakan apa-apa, Jijie menghapus seluruh foto hanya dengan sekali tekan.     

Gadis itu terlihat cemas, "Kenapa kamu menghapus semua fotoku? Itu semua untuk pameran kelulusanku. Kamu sangat keterlaluan! Hei!"     

"Itu lebih baik, karena aku tidak menghancurkan kameramu," kata Ji Jie, lalu meninggalkan kamera itu dan segera pergi.     

Fuqi segera bertanya, "Apa yang terjadi?     

"Tidak ada apa-apa, semuanya sudah teratasi, jangan khawatir, Tuan Huo." Ji Jie memberi laporan sambil tersenyum.     

**     

Su Wanwan sengaja pulang sebelum pukul sepuluh. Saat ini dia baru saja selesai mandi, tiba-tiba dia mendengar suara seorang wanita dan anak kecil di koridor bawah.     

Su Wanwan langsung teringat dengan telepon yang aneh tadi malam, dia pun bergegas turun lalu melihat seorang wanita yang sedang duduk di sofa ruang tamu.     

Wanita itu terlihat sangat muda, mungkin sekitar dua puluh tahun. Rambutnya hitam lurus dan panjang dengan model yang sama seperti milik Su Yanyan, tapi bedanya dia tidak memakai poni.     

Dia mengenakan gaun Sifon Putih, wajahnya putih seperti biji melon dan terlihat cantik, riasannya natural dan indah, terutama matanya yang hitam dan cerah. Sepintas, tidak diragukan lagi dia adalah gadis yang sangat cantik.     

Fuqi juga melihat Su Wanwan yang sedang turun dari tangga.     

Kesan pertama yang ia rasa hanya… "Kenapa sangat muda sekali?"     

Ia mengira wanita yang dinikahi Huo Jingshen akan seperti Dong Manjiao. Bahkan jika dia tidak terlihat dominan sepertinya, setidaknya dia harus dewasa dan anggun. Tidak disangka ternyata hanya gadis muda yang bodoh! Mungkin 18 tahun?     

Su Wanwan saat ini memang terlihat kekanak-kanakan. Dia baru selesai mandi, rambutnya yang panjang diikat dan mengenakan piyama berpola beruang merah muda, bahkan dia mengenakan sandal berwarna merah muda. Dengan sepasang mata Phoenixnya yang indah dan besar, dia memang terlihat seperti anak kecil.     

"Halo, bibi kecil," teriak Fu Ziyang dengan imut.     

"Bibi? Apa dia setua itu?"     

Su Wanwan menarik kembali pandangannya, lalu terbatuk dan perlahan berjalan ke arahnya, "Ziyang, apa ini Bibimu?"     

Fuqi mengerutkan keningnya.     

Fu Ziyang mengangkat kepala kecilnya dan menjawab, "Dia adalah Bibi kecilku."     

"Ah bibi kecil," Su Wanwan mengangguk dan tersenyum pada Fuqi, "Halo, aku Su Wanwan, Kamu bisa memanggilku..."     

"Apa kamu istri Kak Jingshen? "Fuqi langsung memotong perkataannya.     

Su Wanwan menggaruk bagian bawah matanya. Ternyata ini adalah wanita yang menelepon tadi malam. Mantan kekasih suaminya? Tapi dia terlihat sangat lembut dan polos.     

"Benar," Su Wanwan tersenyum, "Apa kamu teman baik suamiku?"     

Fuqi mengerutkan kening, dan wajah kecilnya hampir kusut seperti roti kukus, "Berapa umurmu?"     

Su Wanwan balik bertanya, "berapa umurmu?"     

"Aku 22 tahun." Setelah selesai bertanya, Fuqi segera bertanya lagi, "Kamu?"     

"Aku 20 tahun."     

Terlihat jelas Fuqi sedang terkejut. "20?"     

Ternyata hanya lebih muda dua tahun darinya.     

Dia segera bertanya, "Sudah berapa lama kamu mengenal Kak Jingshen? Kenapa dia bisa menikahimu? Apa kamu menggunakan sesuatu ..."     

"Fuqi." Suara dingin Huo Jingshen tiba-tiba terdengar.     

Fuqi segera menutup mulutnya.     

"Suamiku." Su Wanwan berjalan mendekat dan memeluk lengan pria itu, dengan nada lembut dan penuh kasih sayang, "Kamu bilang akan pulang jam sepuluh? Kenapa terlambat sekali?"     

Dia menatap matanya dan mencoba tetap tenang dalam mengatasi tekanan.     

Biasanya butuh waktu yang lama untuk Su Wanwan memanggilnya "Suami". Namun sekarang, apa dia berinisiatif mengakui posisinya karena melihat seorang pesaing?"     

"Sepertinya aga gunanya juga Fuqi datang ke sini."     

"Keparat, aku menanyakan sesuatu padamu!" Su Wanwan tiba-tiba mencubit lengannya.     

Huo Jingshen hanya terdiam     

Fuqi berdiri di sana dengan ekspresi keheranan.     

Sejak pertama kali bertemu Huo Jingshen, ini pertama dalam bertahun-tahun, dia melihat seorang wanita menempel padanya tanpa malu-malu, dan Huo Jingshen tidak mendorongnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.