Menikahi Pria Misterius

Tunduk



Tunduk

0Su Wanwan tak bisa mengatakan apa-apa. Dia terlihat sangat menyerah dengan situasi yang dia alami, dia pun ingin mengabaikannya. Bagaimanapun, dia berada di posisi yang lemah dan hanya bisa menggunakan langkah terakhir, pura-pura sedih.     
0

"Tapi besok aku harus ke kelas."     

Su wanwan bersikap lebih sopan dan berharap Huo Jingshen bisa tersentuh, "Aku salah. Tadi aku hanya ingin membangunkanmu, tapi kamu sangat berat. Bagaimana caraku membantumu mandi, ya kan?"     

"Begini," kata Huo Jingshen sambil tersenyum kecil, "Aku beri kamu dua pilihan."     

"Pilihan apa?" Su Wanwan segera bertanya.     

"Dua pilihan." Huo Jingshen mengangkat alisnya, dan dari sudut bibirnya terpancar aura jahat.     

"Memilih, kepalamu! Aku tidak mau memilih!"     

Huo Jingshen terkekeh, "Hm, jadi benar kamu tidak mau memilih?"     

Su Wanwan memejamkan matanya dan berbicara dengan geram, "Pukul aku jika kamu mau! Marahi aku jika kamu mau! Semua terserah kamu!"     

Meskipun itu sangatlah memalukan dipukuli dan dimarahi di usia yang sudah tidak muda lagi.     

"Baiklah." Huo Jingshen menyetujui.     

*     

*     

*     

Keesokan paginya.     

"Sayang."     

"Sayang, bangun."     

"Bukannya jam 10 kamu harus pergi ke kelas?"     

Sekilas, dia melihat seorang pria berdiri di depannya, menggunakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Penampilannya bersih dan energik. Bibirnya yang tipis tersenyum dan tampak segar.     

Karena masih merasa kesal, dia mengangkat kakinya dan langsung menendang. Tapi dia tidak bisa mengenainya, dia hanya menyeringai kesakitan dan tidak bisa menahan diri untuk waktu yang lama.     

Mata Su Wanwan berkaca-kaca.     

Dia tak berdaya dan tidak bisa berkata-kata.     

Dia menatap Huo Jingshen dengan sangat marah, tapi….     

"Sayang, mulai sekarang ayo lari pagi denganku dan ko."     

"Lari, kepalamu!" Su Wanwan mengambil bantal dan memukulnya, "bajingan!"     

Huo Jingshen dengan mudah menangkap bantal itu.     

Dia sudah mengganti tempat tidur dan selimutnya.     

Saat ini, di atas satu set lengkap tempat tidur, Su Wanwan duduk dengan mata Phoenix yang sangat indah dan jernih tapi penuh dengan kemarahan dan kebencian     

Huo Jingshen kembali berkata dengan lembut, "Hari ini kamu masih harus ke kelas, tapi kamu masih belum bangun?"     

Su Wanwan tidak menjawab, kepalanya hampir dipenuhi dengan asap karena kesal. Apalagi dengan sikap Huo Jingshen saat ini yang terlihat perhatian dengan kesibukannya, tapi masih memperlakukannya seperti tadi malam.     

"Suamimu akan membantumu mengambil pakaian." Huo Jingshen berkata sambil mengeluarkan sebuah gaun dari lemari," Pakailah ini."     

Su Wanwan melihatnya, itu adalah gaun kuning angsa yang dia beli bersama Mo Weiyi.     

Gaun itu memang bagus, tapi terlalu panjang dan desain kerahnya juga terlalu tinggi.     

Bukankah tidak nyaman jika pergi ke kelas mengemudi dengan gaun seperti itu?     

"Cukup." Hanya kata itu yang diucapkan Huo Jingshen, dan Su Wanwan langsung menundukkan kepalanya. Dia melemparkan bajunya dengan marah lalu berbalik dan kembali berbaring, "Aku tidak mau ke kelas!"     

"Sangat menjengkelkan!"     

Huo Jingshen mengangkat alisnya, "Benar nih tidak mau pergi?"     

"Iya."     

"Bagus kalau begitu."     

Detik selanjutnya… "Ahhhhhhhh aku pergi, bisakah aku pergi?" Su Wanwan segera mengambil gaun itu, dan memakainya.     

"Bagus." Huo Jingshen terlihat sangat puas. "Setelah mandi, pergilah ke bawah untuk sarapan."     

*     

*     

Setelah 10 menit, Su Wanwan bersiap-siap dan turun ke bawah dengan menggunakan tas kecil. Dari jauh, tercium bau lezat.     

Su Wanwan melihat meja makan yang sudah penuh dengan makanan, ada bubur millet emas, telur goreng yang indah, sossis panggang yang dibungkus saus madu, dan pangsit goreng keemasan.     

Su Wanwan memarahi dirinya sendiri karena makan begitu lahap sampai akhirnya diejek oleh Huo Jingshen, "Makan pelan-pelan saja, tidak ada yang akan mencuri makananmu, perhatikan sopan santunmu." Tapi biarpun begitu, dia masih berpikir kalau masakannya memang enak.     

Mungkin karena cara makannya yang buruk, Huo Jingshen memalingkan wajahnya. Hal itu pun membuat Su Wanwan kesak. Kemudian dia dengan sengaja mengambil sosis panggang dan menggigit dengan mulut yang terbuka sangat lebar. Dia terus mengunyah di depannya dengan kesal.     

Huo Jingshen terbatuk, "Makan juga sosis panggang itu."     

Su Wanwan memanggang dua sosis sekaligus. Melihat Huo Jingshen tidak makan, tanpa ragu dia mengambil sosis panggang di piring itu dan memasukkannya ke dalam mulut.     

Su Wanwan berbicara sambil makan seperti sedang bergumam, "Sekarang aku tidak bawa uang."     

Huo Jingshen menatapnya, terbatuk dan berkata dengan suara yang dalam, "Kamu butuh berapa?     

Su Wanwan tidak menyangka Huo Jingshen akan sangat berterus terang, lalu dia segera berkata, "Lihat ini, yang ini berikan padaku."     

"Lebih baik memberikan kartu tambahan, sama seperti yang Xiao Yebai berikan untuk Weiyi. Jadi nanti bisa langsung menggesek kartu dan bisa menjadi orang kaya, putih, dan cantik hehehe…"     

Tanpa basa-basi Huo Jingshen langsung mengeluarkan handphonenya, dan menyentuh layar beberapa kali dengan jari rampingnya ,"Oke, sudah."     

Su Wanwan buru-buru mengeluarkan handphone kecilnya. Benar saja, dia melihat bukti transfer, lalu ia segera membukanya.     

"Ck, kenapa hanya 2000 yuan!" Su Wanwan marah sambil berteriak.     

"Seharusnya tadi minta kartu supaya bisa menggesek dan menjadi wanita kaya, putih dan cantik."     

Dia mengira kalau dia akan mendapatkan puluhan ribu yuan, nyatanya… Hanya 2000 yuan?     

Huo Jingshen tersenyum, "Berapa yang kamu mau, sayang, 1000 yuan tidak cukup kah?"     

"Apakah aku hanya bernilai 1000 yuan?" Su Wanwan merasa terhina. "Kenapa kamu tidak pergi saja ke luar untuk mencari pelacur?"     

Huo Jingshen menyentuh kepala kecilnya, "Suamimu CEO dan tidak suka dengan pelacur di luar sana."     

Su Wanwan hanya terdiam mendengar itu. Dia benar-benar tidak bisa menang melawan pria tua yang tidak tahu malu itu…     

*     

*     

Akhirnya kelas mengemudi itu berakhir pukul 05:30 sore. Pelatih Zhou berkata sambil tersenyum, "Aku harap kamu lulus ujian dan bisa mendapatkan SIM dengan lancar, semangat."     

"Terimakasih pelatih."     

Setelah menyelesaikan tugas akhir, Su Wanwan berjalan menuju tempat parkir dengan langkah berat sambil membawa tasnya.     

"Benar-benar melelahkan. Hari ini, aku berlatih sepanjang hari, kakiku mati rasa dan aku hampir kehilangan kesadaran."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.