Menikahi Pria Misterius

Cinta Lama



Cinta Lama

0"Kak Jingshen." Suara wanita dari seberang telepon memanggil dengan lembut, "Besok, aku akan berada di pesawat yang sama dengan Ziyang, akan ku kirimkan nomor penerbangan saat aku sudah mendaftar."     
0

Su Wanwan bertanya, "Siapa kamu?"     

Wanita di seberang telepon itu terdiam.     

"Halo? Kenapa diam?"     

Masih belum ada jawaban dari wanita itu, tiba-tiba telepon langsung ditutup.     

Su Wanwan meletakkan handphone itu lalu menatap Huo Jingshen yang sedang mabuk, dia terus bertanya-tanya.     

Wanita tadi memanggilnya Kak Jingshen, "Intim sekali, dia bukan cinta lama suamiku kan?"     

"Ck, apa cinta lamanya akan datang menemuinya?"     

Seperti menyadari sesuatu, Huo Jingshen mulai bertingkah angkuh, "Sayang, bantu aku mandi."     

"Mandi? Mau mandi kan?" Su Wanwan tersenyum jahat.     

Dia berjalan ke kamar mandi dan menyalakan air. Setelah beberapa saat, dia keluar dengan baskom berisi air dingin dan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menyiramkan air itu ke Huo Jingshen.     

Huo Jingshen yang masih terkapar di kasur langsung bangun dan membuka mata. Su Wanwan sangat senang ketika melihat pria yang sedang mabuk itu duduk dengan mata yang masih merah. Seluruh tubuh mulai bahu hingga celananya basah kuyup, bahkan kasur itu pun ikut basah.     

Huo Jingshen tidak berbicara apa-apa, tapi wajahnya terlihat suram, bibir tipisnya terkatup menjadi garis lurus, garis rahangnya mengencang, dan wajahnya menjadi dingin.     

Terutama mata itu. Gelap, dalam, dan seperti mau meledak, karena marah...     

"Astaga!" Su Wanwan jadi menggigil. Lalu dia melempar baskom yang masih dibawanya kemudian berbalik, dan berusaha lari. Tapi sebelum dia sempat menyentuh menyentuh gagang pintu, dia sudah ditangkap oleh sepasang tangan besar, yang langsung mengangkatnya.     

"Ahhhhhhh..." Su Wanwan berteriak ketakutan.     

Huo Jingshen menendang pintu kemudian berbalik dan melempar Su Wanwan ke sofa. Dia berdiri di sana sambil menyipitkan mata. Tetesan air masih mengalir dari rambut hitamnya turun ke seluruh wajah sampai ke dagunya.     

Su Wanwan melihat dia terlihat seperti… Sesuatu yang jahat tanpa bisa dijelaskan.     

"Hebat sekali." Suara pria itu dalam dan penuh dengan kemarahan, "Saat suamimu sedang mabuk, bukannya membantu menjaganya, tapi kamu malah menyiramiku dengan air dingin?"     

Su Wanwan marah, "Kamu...kamu pura-pura mabuk kan!"     

"Sialan!" Su Wanwan tahu pria itu tidak mabuk sama sekali, kalau tidak, dia tidak akan berani menyiramnya dengan air dingin.     

"Sebenarnya aku sedikit mabuk," kata Huo Jingshen, raut wajahnya tiba-tiba melunak, "Katakan, bagaimana aku harus menghukummu?"     

Setelah itu, dia menarik dasi dari lehernya kemudian memegang kedua ujung dasi di tangannya yang besar dan ramping, lalu menariknya ke kiri dan ke kanan.     

"Gaya itu…" Mata Su Wanwan melebar.     

Ia ketakutan dan berteriak, "Apa yang akan kamu lakukan?"     

Huo Jingshen berjalan mendekat dan menarik tangannya, lalu mengikat kedua tangan Su Wanwan dengan dasi yang dia bawa.     

Su Wanwan mencoba mencari alasan, "Bukankah kita sudah setuju untuk melakukannya sampai besok lusa?"     

Besok lusa sekolah sudah mulai, saat itu juga dia sudah bisa tinggal di asrama sekolah.     

Tapi nyatanya… "Aku berubah pikiran," Kata Huo Jingshen yang dengan mudah menaklukkannya.     

"Sebelumnya, aku pikir jalan kita masih panjang, pelan-pelan bisa membangun perasaan denganmu, tapi sekarang aku merasa, kalimat 'cinta datang tepat pada waktunya' akan lebih cocok denganmu." Kata Huo Jingshen.     

Alasan mengapa dia membiarkannya pergi di pagi hari adalah karena dia merasa waktunya terlalu singkat, Huo Jingshen takut mengganggu kelasnya. Lagi pula, dia sudah menunggu selama sebulan, tentu saja dia tidak keberatan kalau harus menunggunya dua hari lagi.     

Kedua, mengingat pengalaman yang dia berikan sangat mempengaruhi psikis Su Wanwan. Selama Su Wanwan bersedia, maka dia hanya perlu menunggunya selesai kelas, lalu membiarkannya melakukan dengan sukarela.     

Tapi Huo Jingshen merasa gadis ini semakin menjadi-jadi. Sama seperti yang di katakan Chu Xiuhuang, diberi kelonggaran, malah makin menjadi-jadi. Huo Jingshen bertanya-tanya, apa selama ini dia terlalu memanjakannya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.