Menikahi Pria Misterius

Tuan Huo Yang Mabuk



Tuan Huo Yang Mabuk

0Tiga orang yang di sebelahnya melihat mereka dengan tenang. Su Wanwan tidak menghiraukan mereka. "Sudahlah."     
0

"Jadilah seperti burung unta yang menipu diri sendiri."     

"Jika kamu tidak patuh, suamimu akan menghukummu seperti ini."     

"Huh! Su Wanwan ingin sekali memukul orang itu.     

Dia sama sekali bukan pria yang baik, dia benar-benar menunjukkan sifat aslinya ketika dia mabuk, dan mengoceh sembarangan.     

"Sebenarnya kamu mau pulang atau tidak?" Dia hampir berteriak karena marah.     

"Sayang, bantu aku." Huo Jingshen berkata dengan nada menyentak, dan memberi perintah seperti seorang pemalas yang sombong.     

Su Wanwan menggertakan giginya.     

"Ini di depan banyak orang, ah sudahlah, demi nama baikmu. Tunggu sampai di rumah, akan ku habisi kau."     

Nan Gongci buru-buru mengikuti lalu memberikan handphone serta kunci mobil Huo Jingshen, "Kakak ipar, ini handphone dan kunci mobil milik kakak."     

Su Wanwan mengambil barang-barang itu dan memasukkannya ke dalam sakunya.     

Ketika dia baru saja keluar, seorang pelayan yang sedang membawa nampan tiba-tiba lewat dan menabraknya.     

"Ah!!!" Suara Su Wanwan terdengar disertai suara gelas yang pecah.     

"Kakak ipar, kamu tidak apa-apa?" Nan Gongci segera datang menghampiri.     

Di belakangnya, Chu Xiuhuang yang juga mendengar suara itu, mengikutinya.     

Seorang pria seperti pengawas yang berdiri tidak jauh melihat pelayan itu menabrak seorang tamu dari ruang pribadi bosnya mulai memarahi pelayan itu, "Bagaimana bisa kamu menabraknya? Kamu buta ya? Masih saja belum meminta maaf!"     

"Maaf, maaf, aku tidak hati-hati, semua adalah salahku, maaf, maaf…" Pelayan itu terus meminta maaf dengan kepala tertunduk.     

Su Wanwan pun menatapnya. Pelayan itu membawa gelas-gelas anggur yang diambil dari ruang sebelah yang isinya tersisa sedikit. Anggur itu sedikit membasahi bajunya, tapi kemeja putih Huo Jingshen terlihat lebih parah karena dipenuhi noda dari anggur merah.     

Tapi orang ini sedang mabuk, dan dia tidak bereaksi apa-apa.     

Takut dia akan melanjutkan bertingkah seperti preman di depan umum, jadi Su Wanwan tidak mau memperdebatkan mana yang benar dan salah, "Tidak apa-apa, kami pergi dulu."     

Setelah selesai berbicara, ia segera menyeret Huo Jingshen pergi.     

Nan Gongci juga mengikutinya, "Kakak ipar, biarkan aku membantumu."     

*     

*     

Mereka berjalan di koridor dengan cahaya lampu yang redup.     

Wajah Chu xiuhuang terlihat muram, kemeja hitamnya yang disulam dengan bunga-bunga gelap membuatnya tampak seperti iblis, "Apa kamu tahu siapa yang baru saja kamu tabrak?"     

Pengawas itu gemetar, "Bos, pelayan ini baru bekerja beberapa hari ..."     

"Berarti kamu tidak melatihnya dengan baik." Setelah selesai berbicara, Chu Xiuhuang segera berbalik, "Ambil gajimu. Kalian berdua tidak perlu datang lagi besok."     

Pelayan itu hanya berdiri di sana, meringkuk dan tidak berani bergerak.     

Setelah beberapa saat, sampai Chu Xiuhuang tidak terlihat lagi, pengawas itu langsung menamparnya, "Gadis sialan, kamu membuatku kehilangan pekerjaan, aku hajar kau. Hari ini, aku akan menghajarmu."     

Pelayan itu ditampar berkali-kali, dia hanya bisa menangis dan tidak berani menjawab. Hal seperti ini sudah sering terjadi di tempat ini. Sampai akhirnya pengawas itu ditarik oleh pelayan lain ketika ada tamu yang lewat. Bahkan sebelum pergi, dia masih mengancam dan memakinya.     

"Xiaowei, apa kamu baik-baik saja?" Saat ini pelayan lainnya baru berani menghampiri, lalu dia mengesampingkan rambutnya.     

Wajah Bai Ruwei penuh dengan air mata, salah satu pipinya merah dan bengkak mengerikan, sudut bibirnya terbelah, dan darah segar terus mengalir.     

"Ya Tuhan, lukamu parah sekali! Tanganmu juga terluka! Kenapa kamu tidak menjelaskannya tadi?" Pelayan itu menatapnya dengan sangat ketakutan. "Apa aku permu membawamu ke rumah sakit?"     

"Tidak perlu." Bai Ruwei menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa menahan air matanya.     

Sama seperti ketika dia bekerja sebagai pelayan di keluarga Su dulu. Su Yanyan memfitnahnya telah menukar pakaian dan menyembunyikan jarum di dalamnya. Dia kehilangan pekerjaan dan biaya sekolahnya pun juga hilang.     

Sangat sulit baginya untuk bisa bekerja di tempat ini, dia baru bekerja beberapa hari, tapi dia malah menabrak Su Wanwan dan suaminya. Sekarang dia kehilangan pekerjaannya lagi, lalu bagaimana dengan biaya sekolah, dan biaya hidupnya?     

"Kenapa?"     

"Kenapa orang-orang kaya suka menindas orang-orang miskin seperti ini?"     

"Kenapa dunia ini selalu tidak adil seperti ini?"     

*     

*     

*     

Di sisi lain, dengan bantuan Nangong Ci, Huo Jingshen akhirnya dibawa ke mobil dengan lancar.     

Sesampainya di rumah, Nan Gongci dan supir membantu mengantarnya ke kamar.     

"Kakak ipar, aku serahkan kakak padamu, kami pergi dulu."     

Su Wanwan menghela napas dengan lega. Saat kedua pria itu pergi, dia kembali ke kamarnya dan melihat pria mabuk yang terus mendengkur dengan nyaman di tempat tidur. Membuatnya menggertakkan giginya.     

"Sayang." Tiba-tiba si pria mabuk itu berbicara.     

Su Wanwan tidak menghiraukannya, dia mencari piyama dan memutuskan tidur di tempat lain.     

"Sayang." Huo Jingshen berteriak lagi, "Tolong bantu aku mandi."     

"Mandi, kepalamu!"     

Su Wanwan tidak tahan untuk memarahinya.     

"Aku sudah sangat lelah karena menyeretnya keluar dari tempat itu, sekarang bagaimana bisa aku membawanya ke kamar mandi?"     

"Apa dia tidak tahu kalau beratnya sama seperti babi?"     

Saat sedang menghindarinya, tiba-tiba terdengar suara dering telepon.     

"Sayang tolong bantu aku untuk mengangkat telepon." Huo Jingshen mulai memberinya perintah lagi.     

Su Wanwan memutar matanya, tapi teleponnya terus berdering, mau tidak mau dia harus berjalan kesana.     

Nomor yang muncul di layar berasal dari Inggris. Su Wanwan berpikir, mungkin telepon itu masalah pekerjaan, Su Wanwan segera menekan tombol jawab.     

"Kak Jingshen." Terdengar suara wanita lembut dari kejauhan, "Besok, aku akan berada di pesawat yang sama dengan Ziyang, akan ku kirimkan nomor penerbangan saat aku sudah mendaftar."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.