Menikahi Pria Misterius

Yang memprovokasi duluan yang salah



Yang memprovokasi duluan yang salah

Mo Weiyi tersenyum ketika melihat wajah Xiao Zhinwei yang menjadi pucat, "Ayahku dengan sangat baik hati mengirimmu ke Kanada untuk belajar. Dia menghabiskan uang untuk mencarikanmu sekolah terbaik dan mengatur tempat yang paling nyaman untukmu. Tapi bukannya belajar dengan giat, kamu malah bermain-main dengan para lelaki, ditipu oleh pria yang sudah menikah, dan kembali ke sini mencari Xiaobai, apa sekarang kamu uga sudah tidak punya muka? Oh, aku sadar kalau kamu mempunyai wajah yang lebih tebal dari empat tahun yang lalu. "     

Xiao Zhiwei tertawa mengejek, "Aku paham, Tuan Putri cemburu karena kakakku menjagaku semalaman di sini, jadi Tuan Putri melampiaskan emosi kepada ku ya?"     

Mo Weiyi mengepalkan tangannya, tapi dia tetap tersenyum. Memang benar, masalah itu membuatnya sangat marah.     

"Bukankah kalian sudah menikah selama 2 tahun? Apa Tuan Putri masih merasa kurang aman? Apa kamu juga harus waspada dengan adik perempuannya? Apa kamu tidak percaya dengan saudara laki-lakiku? Atau, apa kamu tidak percaya diri dengan pesonamu?"     

Mo Weiyi semakin tersenyum sinis mendengar perkataan Xiao Zhiwei yang semakin memprovokasinya dengan ejekan yang sarkas, "Ya, bagaimanapun juga, kamu lah yang naik ke tempat tidur kakakku untuk merayunya. Kalau tidak, bagaimana mungkin kakakku yang seperti ini mau menikahimu? Kamu sengaja menawarkan keperawanmu, kemudian meminta lelaki tua itu memaksa kakakku untuk bertanggung jawab kepadamu. Tuan Putri, kamu benar-benar berani melakukan apa saja untuk seorang pria, tapi saudara laki-lakiku sama sekali tidak menyukaimu. Dia hanya menganggapmu…"     

Xiao Zhiwei berhenti ketika melihat seseorang datang dari sudut matanya.     

Tapi Mo Weiyi tidak bisa menahannya lagi, dia langsung mengangkat tangan dan menamparnya begitu saja.     

Xiao Zhiwei tidak mengelak.     

Setelah tamparan keras di wajahnya, dia berteriak marah. Tapi saat itu juga terdengar suara langkah tergesa-gesa dari koridor.     

Kejadian selanjutnya, terdengar suara yang familiar, "Weiyi, apa yang kamu lakukan?"     

Itu adalah suara Mo Yaoxiong     

Mo Weiyi membalikan badannya, dia melihat ayahnya dan di belakangnya juga ada sosok pria yang terlihat acuh tak acuh.     

Xiao Yebai masih berpakaian seperti kemarin, yang membedakan hanya pakaian itu terlihat kusut, serta ada noda darah di kemejanya yang putih.     

Mo Weiyi berjalan sambil menahan sakit di kakinya, "Xiaobai, apa kamu terluka?"     

Dengan hati-hati ia akan memeriksa suaminya, tapi pria itu mundur ke belakang saat ia akan menyentuhnya.     

Xiao Yebai hanya mundur satu langkah, tapi tetap saja langsung membuat Mo Weiyi sakit hati.     

Dia mengangkat kepalanya dan menatap wajah dingin pria itu. Mata di balik lensa kacamata itu terlihat gelap dan tatapannya dingin.     

Mo Weiyi mencibirkan mulutnya.     

"Apa dia marah karena aku baru saja memukul Xiao Zhiwei?"     

"Jangan kotori tanganmu," kata Xiao Yebai.     

Mo Weiyi merasa seperti sedang mengendarai roller coaster, dan suasana hatinya membaik dalam sekejap, "Apa yang kamu bicarakan, bagaimana mungkin aku tidak mau mengotori tanganku karena kamu."     

Selesai berbicara, dia langsung mengulurkan tangan untuk memeriksa kemejanya, tapi ternyata dia menemukan bahwa itu semua hanyalah noda darah. Akhirnya dia merasa lega.     

Di sisi lain, Mo Yaoxiong melihat luka di wajah Xiao Zhiwei dan dengan tegas bertanya, "Weiyi, ada masalah apa denganmu? Apa tidak bisa berbicara baik-baik, kenapa harus memukul orang lain?"     

Mo Weiyi berbalik dan menunjuk Xiao Zhiwei dengan marah, "Dia yang memprovokasi duluan, dia yang salah! Mulutnya sangat kotor!"     

"Apakah kamu tidak tahu bahwa Zhiwei baru saja menjalani operasi aborsi?"     

Mo Weiyi langsung terkejut. "Operasi aborsi?"     

Tapi dia segera berbicara lagi, "Bukan aku yang menyebabkan dia keguguran. Kenapa dia marah padaku?"     

"Sikap macam apa ini?" Mo Yaoxiong jarang marah pada putrinya.     

Mo Weiyi berhenti berbicara, dia hanya melingkarkan jari-jarinya di ujung rambutnya untuk melampiaskan ketidakpuasannya.     

"Paman Mo, jangan salahkan putrimu." Kata Xiao Zhiwei dengan dingin, "Tadi malam kakakku menginap di sini, wajar kalau Mo Weiyi marah."     

Mo Weiyi melirik wanita itu, "Baguslah kalau dia sudah paham."     

Tidak disangka detik berikutnya,     

"Ini bukan pertama kalinya aku dipukul oleh Tuan Putri. Paman Mo tidak perlu membuat keributan seperti ini, seperti baru pertama kali melihatnya."     

Mo Weiyi emosi ketika dia mendengar kata-kata itu, dia langsung memperingatkannya dengan wajah dingin: "Xiao Zhiwei, tolong sopan sedikit saat berbicara dengan ayahku!"     

"Diam." Mo Yaoxiong menghentikan.     

Mo Weiyi menatap ayahnya dengan mata yang mulai memerah, kemudian dia mengalihkan pandangan ke luar jendela.     

Seketika bangsal itu menjadi hening.     

Kemudian, terdengar suara acuh tak acuh dari Xiao Yebai, "Tadi malam aku yang salah. Handphoneku tiba-tiba hilang dan aku tidak bisa menelepon Weiyi."     

Wajah Mo Yaoxiong pelan-pelan mereda, lalu berbicara dengan sedikit mencondongkan badan, "Weiyi, ikut ayah keluar."     

Mo Weiyi menahan air matanya, tapi dia tetap berbalik berjalan dengan tertatih.     

**     

Di koridor.     

"Begitu Zhiwei pulang tadi malam, dia langsung bilang kalau dia merasa sakit. Yebai mengantarnya ke rumah sakit untuk operasi. Setelah operasi, tiba-tiba Zhiwei mengalami pendarahan, jadi Yebai tinggal di sini sepanjang malam. Aku tidak memberitahumu tentang ini. Ini juga untuk melindungi Zhiwei, karena..."     

Mo Yaoxiong menghela nafas, "Dia mungkin tidak bisa memiliki anak lagi di masa depan."     

Mo Weiyi terkejut mendengarkan itu, "Xiao Zhiwei…"     

"Tidak bisa memiliki anak?"     

"Suasana hatinya sedang tidak baik, jadi kamu harus bersabar. Orang tuanya tidak tahu tentang ini. Hanya ada Yebai satu-satunya keluarganya di kota Nan. Karena kamu dan Yebai adalah suami istri dan kalian akan menjadi keluarga di masa depan, kamu tidak boleh memusuhinya seperti sebelumnya, kamu dengar?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.