Menikahi Pria Misterius

Xiaobai, Ku Tunggu Dirimu



Xiaobai, Ku Tunggu Dirimu

0Su Wanwan ingat, Mo Weiyi pernah mengeluh tentang Xiao Zhiwei yang mempunyai masalah serius tentang 'hubungan percintaan yang kompleks dengan saudara laki-laki'…     
0

"Tidak bisa dibiarkan." Sesampainya di mobil, Su Wanwan segera menelepon Mo Weiyi.     

"Weiyi, kamu ada dimana?"     

Aku di hotel. Apa kamu mau aku kirimkan foto-fotonya? Biar aku beritahu kamu lebih dulu, aku sudah menata banyak sekali kelopak mawar di kamar ini…"     

"Bagaimana dengan suamimu Xiaobai?" Su Wanwan memotong cerita Mo Weiyi.     

"Xiaobai bilang dia akan datang ke pesta dulu, setelah itu baru bisa datang ke sini. Aku menunggu makan malam romantis dengannya." Mo Weiyi berkata dan mulai bertingkah seperti anak manja lagi. "Wanwan sayang, aku sudah berada di sini dari jam enam. Jadi aku sudah menunggu selama tiga jam. Aku lapar. Aku benar-benar kasihan ya."     

Su Wanwan merasa lega ketika dia mendengar suaranya yang lembut, "Baguslah, kupikir dia tidak akan datang."     

"Mana mungkin? Aku baru saja menelpon untuk mendesaknya. Dia bilang Xiao Zhiwei tidak enak badan dan dibawa ke rumah sakit. Dia akan datang ke sini ketika semuanya selesai. Aku sangat kesal. Begitu jalang kecil itu pulang, dia langsung membuatku kesal. Sepertinya dia memang melakukan ini dengan sengaja!"     

Kemudian tiba-tiba saja Mo Weiyi merubah topik pembicaraan, "Ngomong-ngomong, menurutmu apa aku harus mandi terlebih dulu? Atau menunggu Xiaobai datang lalu mandi bersama? Tapi bagaimana mungkin aku memakai piyama kelinci ..."     

"Baiklah, baiklah, terserah kamu, anak baik, aku masih ada urusan lain. Aku tutup dulu.." Su Wanwan memutar matanya dan dengan cepat menutup telepon.     

*     

*     

*     

Setelah pergi kesana-kemari sepanjang hari, akhirnya Su Wanwan bisa bersantai sepenuhnya.     

Huo Jingshen memarkir mobilnya di garasi rumah, lalu dia menoleh dan melihat Su Wanwan yang sedang tertidur seperti babi.     

Dia terlihat sangat nyaman di kursi penumpang depan, di bawah cahaya kabin mobil yang redup gadis itu terlihat sangat manis. Dari matanya yang terpejam terlihat bulu matanya yang panjang dan lebat membentuk dua bayangan di pipinya yang putih, membuat pipinya terlihat seperti bulan sabit. Mulut kecilnya juga sedikit mencibir, dia terlihat imut...     

"Istriku." Huo Jingshen menatapnya dan membangunkan dengan suara yang hangat dan lembut, "Bangun, kita sudah di rumah."     

"Sayang."     

"Sayangku."     

"Istriku."     

Su Wanwan masih tertidur pulas meski sudah dibangunkan berkali-kali.     

Huo Jingshen mengurungkan bibirnya yang tipis kemudian turun dari mobil, lalu dia menggendong gadis kecil itu dari kursi depan.     

"Oouuu..."     

Su Wanwan mengerutkan kedua alis di keningnya yang halus, dan bergumam tanpa sadar, tetapi dia tetap tidak membuka matanya.     

Akhirnya, dia menemukan posisi yang nyaman, seperti kucing kecil yang akhirnya menemukan sarang yang nyaman dan tertidur dengan pulas.     

Di garasi yang remang dengan lampu yang redup. Huo Jingshen berdiri tegak sambil memandangi gadis kecil yang tidur nyenyak di pelukannya, dia merasa hatinya sedang meleleh.     

"Kalau saja dia selalu terlihat manis seperti ini."     

Tapi sayangnya...     

Saat terbangun, dia akan berubah, seperti anak kucing yang menjadi kucing liar.     

*     

*     

Di rumah sakit. Koridor poli kandungan.     

Setelah satu jam menunggu, lampu ruang operasi akhirnya redup.     

"Siapa anggota keluarga dari pasien?" Tanya seorang dokter yang keluar dari pintu.     

Xiao Yebai pun berdiri.     

Dokter itu melepas maskernya, "Ada apa ini? Anaknya sudah berusia empat bulan, kenapa tidak dioperasi dari dulu?"     

"Apakah ibunya baik-baik saja?"     

Melihat ekspresi dingin pria yang berbicara tanpa emosi itu membuat sang dokter langsung berubah pucat, "Kalian anak muda, hanya tahu bersenang-senang saja ya, apa kalian tidak tahu bagaimana menjaga tubuh kalian? Jika kalian tidak menginginkan anak, berhati-hatilah dalam melakukannya. Kalian sudah dewasa. Tidakkah kalian mengerti peraturan dasar seperti ini?"     

"Apa ibunya baik-baik saja?" Xiao Yebai kembali menanyakan pertanyaan yang sama.     

Dokter itu terlihat kesal, "Baru khawatir sekarang, ke mana saja sebelumnya?"     

Xiao Yebai mengerutkan mata hitamnya yang dingin, dan berkata dengan nada dingin, "Dia sudah tidak apa-apa kan, tolong jaga dia, aku pergi dulu."     

"Hei, apa maksudmu..."     

Sebelum pembicaraan selesai, Xiao Yebai sudah berbalik dan pergi.     

*     

*     

Hotel Huashang.     

Di kamar kelas president hotel berbintang tujuh, Mo Weiyi berbaring di sofa yang mewah, matanya yang indah melihat hujan rintik-rintik di luar jendela, wajah kecilnya yang menawan dipenuhi kemurungan.     

Mo Weiyi melirik jam saat itu, sudah jam setengah sepuluh. "Xiaobai sialan!"     

"Sudah diberitahu jangan lembur, tetap saja sampai malam begini belum pulang!"     

"Si jalang itu juga bisa-bisanya langsung memulai drama begitu dia kembali ke China, tidak enak badan apanya, jelas-jelas ia melakukannya dengan sengaja!"     

Mo Weiyi sudah menyiapkan semuanya, perta dia akan mengajak Xiaobai makan malam romantis, kemudian menonton DVD romantis yang diambil saat pesta pernikahan mereka, kemudian mandi bersama, dan terakhir dia akan mengenakan piyama kelinci yang sudah dia siapkan dengan sepenuh hati…     

"Tapi sekarang semuanya pasti tidak akan sempat, rencanaku pasti berantakan!"     

Mo Weiyi mengambil handphonenya dengan marah dan menelepon lagi.     

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini langsung terhubung, dan suara pria yang berat tanpa kehangatan itu langsung terdengar, "Ada apa?"     

"Xiao Bai." Suara lembut Mo Weiyi yang mengeluh, "Jadinya kamu jam berapa ke sini? Ini sudah jam setengah sepuluh, hari semakin petang, kamu tidak datang juga."     

"Aku sedang dalam perjalanan, dan aku akan tiba setengah jam lagi."     

"Hore, kalau begitu cepatlah datang!"     

Ekspresi Mo Weiyi langsung berubah, dia langsung tersenyum dan melompat dari sofa, "Di luar hujan, hati-hati di jalan, utamakan keselamatan, aku menunggumu."     

"Baiklah."     

Setelah selesai menelepon, Mo Weiyi langsung menuju ke arah cermin dan menatap dirinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.