Menikahi Pria Misterius

Apakah Mau Memeriksa?



Apakah Mau Memeriksa?

0Huo Jingshen melempar plastik itu ke sofa berkata, "Pakai saja dulu, setelah itu cuci tangan dan makan."     
0

"Iya." Jawab Su Wanwan dengan penurut.     

Dari kamar Su Wanwan bisa mencium aroma makanan yang lezat di ruang tamu.      

Meja makan itu penuh berbagai jenis makanan, ada empat piring sayur dan satu mangkok sup, semuanya terlihat indah dan sangat lezat. Hanya dengan melihatnya saja bisa menambah nafsu makan.     

Su Wanwan tanpa malu-malu langsung mengambil satu daging dan memakannya. Benar-benar sangat enak sampai dia hampir mengeluarkan air mata.     

"Kenapa kamu bisa begitu hebat? Kamu belajar memasak dari siapa? Hebat sekali, ini sangat sangat enak…" Su Wanwan memujinya sambil terus makan.     

"Panggil aku suami." Huo Jingshen langsung memotong perkataannya.     

Su Wanwan langsung terdiam, "...…" Kemudian mulut kecilnya mencibir.     

Lalu ia hanya menundukkan kepala dan fokus makan, tidak mau memuji pria itu lagi.     

Huo Jingshen mengambil sebotol wine dan menuangkannya di gelas untuk dirinya sendiri dan ketika sudah akan meminumnya, Su Wanwan bertanya.     

"Apa aku tidak boleh minum sedikit wine?" Tanya Su Wanwan yang mulai berbicara.     

Huo Jingshen mengangkat alisnya dengan tatapan yang agak terkejut, "Kamu ingin minum?"     

Su Wanwan menanggukkan kepala dengan kuat.     

Dia sudah terlalu lama tidak menyentuh alkohol, jadi dia tidak hanya ketika mencium aroma wine yang sangat kental itu.     

Dia menatap segelas alkohol di tangan pria itu dan menjilat bibirnya, seakan sudah tidak tahan untuk mencobanya.     

"Sepertinya itu Lafit…"     

Tangan Huo Jingshen berhenti di udara sesaat sambil memegang gelas. Kemudian ia melanjutkan meminum wine itu lalu berkata dengan suara yang serak, "Tidak Boleh, kamu sekarang sedang haid, hanya boleh minum sup."     

"Dasar pelit sekali!"     

Su Wanwan mendengus dua kali, lalu lanjut menundukkan kepala untuk makan.     

Harus diakui bahwa kemampuan memasak pria tua itu memang sangat bagus.     

Walaupun semua ini hanya makanan rumahan, tapi semuanya tidak kalah dengan standar restoran, terutama dengan penataan yang sangat detail dan indah. Kalau ditambah segelas wine sebagai pasangannya, pasti membuat hidangan ini terlihat seperti hidangan para bangsawan.     

...     

Setelah makan sampai kenyang dan puas, Su Wanwan memegang perut kecilnya.     

"Sudah kenyang ya?" Tanya Huo Jingshen yang menatapnya.     

Su Wanwan menangguk, "Lain kali aku serahkan masalah dapur kepadamu boleh?"     

Huo Jingshen menggoyangkan gelas berisi wine itu dengan jarinya yang panjang dan indah secara perlahan, kemudian tiba-tiba dia tersenyum dan bertanya, "Aku akan memasak untukmu, tapi apa yang bisa kamu lakukan untukku?"     

"Aku bisa melakukan…."     

Setelah beberapa detik Su Wanwan baru menyadari sesuatu dan wajah kecilnya langsung merona. "Sialan. Apa dia tidak bisa tidak berpikir mesum sehari saja?"     

"Kenapa wajahmu jadi merah?" Tanya Huo Jingshen yang menatapnya dengan penasaran. Tatapan itu seperti siluman rubah tuah yang sedang mencuri jiwa.     

Su Wanwan memilih untuk langsung kembali ke kamar, "Aku ke kamar dulu."     

Huo Jingshen masih duduk di sana dengan gelas wine di tangannya, sepasang matanya yang hitam terus menatap ke arah Su Wanwan.     

Ruangan itu kembali menjadi sunyi.     

Waktu sudah menunjukkan jam 7 lewat malam hari.     

Seharusnya saat ini di inggris sudah jam 11 siang hari.     

  *     

  *     

Setelah Su Wanwan sampai di kamar handphonenya terdengar berdering. Dia langsung merasa kesal ketika melihat layar handphone itu. "Qiao Zixin lagi!"     

"Halo!" Jawab Su Wanwan dengan nada yang tidak senang.     

"Wanwan, ini aku." ucap Qiao Zixin dengan berhati-hati, "Begini, aku tadi sudah mencarinya dengan sangat teliti, tapi aku masih belum bisa menemukan anting-antingku, apa kamu bisa membantuku untuk mencarinya sebentar? Seharusnya terjatuh di mobil, coba lihat di bagian bawah tempat duduk, tolong carikan ya, tolong ya, anting-anting itu sangat berharga untukku."     

Su Wanwan memutar bola matanya lalu menjawab, "Baiklah."     

Setelah menutup telepon, dia kembali turun ke lantai bawah. Tapi ternyata sudah tidak ada orang di ruang tamu, di ruang makan juga kosong.     

Lalu dia melihat pintu balkon yang terbuka, Su Wanwan langsung berjalan ke arah sana.     

"Kamu kirimkan semua data tentang anak yatim piatu waktu itu ke emailku, lalu Yan…."     

Hanya itu yang bisa dia dengar, karena telepon tiba-tiba sudah dimatikan.     

Huo Jingshen meletakkan handphone lalu menghisap sebatang rokok dengan bibir tipisnya.     

Sekarang sudah malam, cahaya di balkon tidak cukup terang, asap yang berputar-putar membuat ekspresi di wajahnya tidak terlihat dengan jelas.     

"Kenapa?" Tanya Huo Jingshen.     

Su Wanwan mengedipkan matanya, "Dimana kunci mobilmu? Aku mau pinjam sebentar."     

"Untuk apa?"     

"Kenapa malah balik bertanya?" Su Wanwan merasa dia yang aneh, "Apa kamu khawatir kalau aku menemukan barang milik wanita di dalam mobilmu?"     

Huo Jingshen mengangkat bibir tipisnya dan berkata, "Sayangku, apa kamu mau memeriksaku?"     

"Benar, kamu mau memberikan kunci itu atau tidak?" balas Su Wanwan dengan pertanyaan dan langsung mengulurkan tangan.     

Huo Jingshen hanya memperhatikan tangan kecil di depannya.     

Jari tangan yang sangat panjang, ramping dan juga putih, jempolnya bulat dan lucu, kukunya juga digunting dengan sangat bersih, tidak ada menggunakan cat kuku.     

Huo Jingshen mengangkat alis matanya, lalu menghembuskan asap tipis dari bibirnya, kemudian dia berkata dengan suara yang tenang, "Kamu ambil sendiri, di kantong kiri."     

Tangan Huo Jingshen yang satu sedang memegang rokok dan tangan yang lain memegang handphone, jadi dia memang tidak bisa mengambilnya.     

Su Wanwan tidak merasa curiga lalu berjalan ke depan dan memasukkan tangannya ke dalam kantong kiri dari pria itu, "Tidak ada!"     

"Apa kamu tidak dengar? Kiri."     

"Siapa yang menyuruhmu tidak mengatakan dengan jelas, kirimu atau kiriku?"     

"Jadi mau menyalahkanku?"     

Su Wanwan menarik tangannya lalu memasukkannya ke saku celana bagian kanan, dia mencarinya sebentar lalu berkata, "Tidak ada juga."     

"Di belakang."     

"Sialan, kamu kenapa tidak bilang dari awal?" Ucap Su Wanwan dengan kesal.     

Dia menatap pria itu lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celana bagian belakang.     

"Uh…"     

Su Wanwan tidak menyangka tubuh pria tua ini ternyata begitu bagus.     

"Ternyata masih ada otot di bagian yang tidak kelihatan juga…"     

Tapi tiba-tiba pergelangan tangannya dipegang dengan erat.     

Huo Jingshen menundukkan kepala, dia menatap gadis kecil yang lebih pendek darinya itu dengan matanya yang gelap, "Apa yang sedang kamu lakukan?"     

"...." Su Wanwan menatapnya dengan mata yang besar dan terlihat polos.     

"Depan belakang, kiri kanan, apa masih tidak cukup?"     

Su Wanwan hanya bisa diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.