Menikahi Pria Misterius

Asisten Tanpa Otak Yang Dramatis



Asisten Tanpa Otak Yang Dramatis

0Pantas saja kemarin malam dia merasa bagian bawah perutnya agak tidak nyaman, ternyata sudah mau menstruasi, sekarang hal ini benar-benar telah menyelamatkan nyawanya.     
0

Huo Jingshen menyipitkan matanya, lalu menatap wajah Su Wanwan yang sedang tersenyum senang.     

"Sialan!"     

Su Wanwan sekali lagi mengenal tentang pria ini, "Masih tidak mau melepaskanku yang sedang dalam kondisi seperti ini? Apa pria ini sangat mesum?"     

Su Wanwan mengedipkan mata dan memikirkan solusi, lalu tiba-tiba terdengar suara dering handphonenya.     

Su Wanwan berlari dengan cepat untuk mengangkat telepon, "Halo?"     

"Wanwan, ini aku."     

"Qiao Zixin?"     

"Ada apa?"     

"Apa boleh aku meminta nomor telepon direktur Huo? Sepertinya aku ada urusan dengannya."     

Kenapa tiba-tiba semuanya minta nomor hp Huo Jingshen?     

Sore ini Mo Weiyi mau, sekarang Qiao Zixin juga mau?     

Su Wanwan dengan curiga menatap Huo Jingshen, lalu bertanya, "Ada apa?"     

"Ada urusan tentang pekerjaan, aku ingin meminta bantuan dari direktur Huo." Qiao Zixin berkata dengan sopan.     

Qiao Zixin sudah merencanakannya, kemarin malam dia sengaja meninggalkan anting-anting di mobil Huo Jingshen, jika dia menelepon dan bertanya setelah sampai di rumah, pasti niatnya akan terlihat dengan jelas.     

Dia mengira Su Wanwan memiliki pikiran yang polos, tetapi dia tahu dengan jelas Huo Jingshen bukanlah orang yang mudah dibohongi, kalau sampai terjadi sesuatu pasti tidak akan berakhir dengan baik.     

Jadi dia menunggu beberapa saat sambil mencari alasan tentang pekerjaan, kalau benar-benar tidak bisa, baru dia menggunakan alasan anting-anting itu.     

Su Wanwan adalah adik sepupunya, sebagai saudara jika meminta tolong untuk dipermudahkan dalam pekerjaan adalah hal yang sangat biasa, seharusnya tidak mungkin curiga apapun.     

"Ada urusan pekerjaan apa?" Tanya Su Wanwan.     

Qiao Zixin terus saja mengarang alasan, "Perusahaan majalahku ingin mencari orang hebat untuk diwawancarai, direktur Huo sekarang adalah orang yang sangat terkenal di kota Nancheng, sekarang kan kamu sudah menikah dengan direktur Huo, jadi kita semua adalah saudara, apa kamu boleh membantuku dan meminta direktur Huo agar mau wawancara dengan aku?"     

"Wawancara?"     

Su Wanwan menatap pria yang sedang duduk di sofa itu, "Sepupuku mengatakan ingin wawancara denganmu, apa boleh…"     

"Tidak boleh."     

Su Wanwan langsung mengulanginya seperti burung beo, "Dia mengatakan tidak boleh."     

Qiao Zixin hanya terdiam, "...."     

"Aku tutup ya."     

"Tunggu sebentar." Qiao Zixin berteriak, "Ada satu hal lagi."     

Su Wanwan merasa belakangan ini kakak sepupunya benar-benar banyak masalah.     

"Anting-antingku tiba-tiba hilang satu, aku sudah mencari dan tidak bisa menemukannya. Anting-anting itu adalah pemberian dari mantan pacarku, aku sangat menyukainya, walaupun sekarang sudah putus tetapi aku juga masih menyimpan kenangannya."     

Qiao Zixin berpura-pura menghela nafas, "Wanwan, apa kamu dan direktur Huo bisa membantuku mencari di dalam mobilnya? Kemarin malam aku duduk di mobilnya, jadi ada kemungkinan besar terjatuh di sana, kalau sudah ketemu tolong telepon aku ya, aku akan segera ke sana untuk mengambilnya, maaf merepotkan kalian."     

Sekali lagi Su Wanwan menatap pria yang duduk di sofa itu, "Kakak sepupu mengatakan ada anting-anting terjatuh di mobilmu."     

"Tidak ada."     

"Dia bilang tidak ada."     

Qiao Zixin kembali terdiam, "...."     

Dan Su Wanwan kembali hanya mengatakan, "Aku tutup ya."     

  *     

  *     

Rumah keluarga Qiao.     

Setelah menutup telepon, Qiao Zixin sangat marah sampai wajahnya berubah menjadi suram.     

"Dasar wanita sialan! Hanya minta nomor saja tidak boleh! Bahkan hanya bicara satu-dua kata. Terpaksa aku gunakan alasan anting-anting itu. Belum juga mencari, bisa-bisanya dia sudah bilang tidak ada!?"     

Sepasang anting-anting yang dia tinggalkan di mobil itu adalah merek asli yang dia beli dari luar negeri dan harganya ribuan yuan.     

Biasanya Qiao Zixin tidak tega untuk memakainya. Saat itu dia memakainya agar terlihat semakin cantik di depan Huo jingshen. Tapi sekarang, bukan hanya tidak mendapatkan nomor Huo Jingshen, dia juga harus kehilangan salah satu anting-antingnya...     

Dia kini benar-benar merasa seperti telah memberikan senjata kepada lawan dan kalah dalam berperang!     

  *     

  *     

Su Wanwan meletakkan handphonenya kemudian berkata, "Sialan, sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Apa pria ini adalah dewa petir? Gerakannya begitu cepat dan tidak bersuara!"     

Huo Jingshen menundukkan kepala untuk menatapnya.     

Menyipitkan mata lalu bertanya dengan suara yang serak, "Menurutmu?"     

Setelah selesai mengatakan itu, Huo Jingshen melangkah ke arahnya.     

Su Wanwan merasa semakin tidak tenang, dia hanya bisa mengatakan, "Tapi aku sedang menstruasi."     

"Bukan masalah."     

Su Wanwan terdiam, "...."     

"Sialan!"     

Su Wanwan menatap dia dengan mata terkejut dan takut, "Tetapi perutku juga sakit."     

"Oh?" Tanya Huo Jingshen sambil menyipitkan mata seperti tidak percaya.     

"Benar, perutku benar-benar sangat sakit." Su Wanwan terus menjelaskan, "Kemarin ketika aku makan dengan kakak sepupu, aku makan dua es krim yang besar, sepertinya karena itu menstruasiku kali ini sakitnya lebih parah."     

Huo Jingshen tidak menjawab, dia hanya berjalan beberapa langkah mendekatinya.     

Su Wanwan masih merasa takut, dia mencoba untuk mendorong Huo Jingshen dengan tangan dan kakinya, "Aku benar-benar sakit, kamu pergi saja, kamu jangan menyentuhku…."     

Alis pria itu menjadi mengkerut karena kesal. Dari awal sebenarnya dia memang tidak berencana untuk melakukan hal itu.     

"Ah!"     

Su Wanwan kesakitan sampai mengeluarkan air mata.     

"Sialan, sebenarnya dia ini manusia atau anjing?"     

Huo Jingshen benar-benar menggigit leher Su Wanwan.     

"Kamu begitu aktif sampai melompat sana sini, apa perutmu benar-benar sakit?" Tanya Huo Jingshen dengan curiga, "Sayangku, kamu benar-benar tidak berbohong kan?"     

"Kalau aku berbohong maka aku aku akan berubah jadi anjing!"     

Su Wanwan sangat marah. Dia memang merasa perutnya sedikit sakit.     

Tadi perutnya memang masih terasa baik-baik saja, tapi setelah menghindari Huo Jingshen barusan, perutnya jadi merasa tidak nyaman.     

"Biar aku periksa sini."     

"Periksa kepalamu!" Su Wanwan menatapnya, "Apa kamu sama sekali tidak percaya denganku?"     

Huo Jingshen hanya terdiam, urat nadi di bagian depan kepalanya tiba-tiba terasa berdenyut dengan kuat.     

Tidak lama setelah itu, Huo Jingshen berdiri dan pergi.     

  ...     

Setelah Huo Jingshen kembali ke dalam kamar, dia melihat Su Wanwan yang duduk diatas sofa, dia mengenakan baju tidur yang rapi dan berkata kepadanya, "Aku lapar."     

Huo Jingshen hanya diam, dia menatap Su Wanwan tanpa ekspresi, tapi Su Wanwan merasa tatapan itu sangat menyeramkan.     

"Di pesta pernikahan tadi aku tidak makan apa-apa, sekarang aku kelaparan. Apa kamu tidak mau membantuku memesan makanan dari luar?"     

Huo Jingshen menatapnya. Dia melihat bekas gigitannya di leher Su Wanwan tadi semakin menjadi merah seperti akan mengeluarkan darah.     

Dia merasa kasihan dengan gadis itu, matanya terlihat seperti sudah ingin menangis, entah karena gigitannya atau benar-benar karena menstruasi.     

Tiba-tiba, Huo Jingshen teringat dengan Jing Hua yang selalu merasakan sakit ketika menstruasi setiap bulan. Hal itu membuat Fu Sihan sangat takut dan membawanya ke rumah sakit. Bahkan parahnya, Fu Sihan sampai mengeluarkan pistol untuk mengancam para dokter, kejadian ini hampir masuk berita.     

Huo Jingshen menarik tatapannya lalu berkata dengan tenang, "Aku tidak pernah makan makanan dari luar."     

"Lalu kenapa kamu menyuruh bibi Liu pulang!" Su Wanwan langsung menyalahkannya.     

Su Wanwan langsung merasa takut ketika melihat mata Huo Jingshen yang gelap itu tiba-tiba menyipit, dia merasa kalah dan memelankan suaranya, "Eh…. aku kan tidak bisa masak, kalau tidak pesan makanan dari luar aku makan apa?"     

Huo Jingshen tetap diam, suasana pun menjadi senyap hingga beberapa saat. Hingga tak lama kemudian, Huo Jingshen berkata, "Tunggu selama satu jam, lalu turunlah untuk makan."     

Kemudian dia meninggalkan kamar itu.     

  *     

  *     

Baru sepuluh menit berlalu, Su Wanwan sudah turun ke bawah mengenakan baju tidur. Ketika dia sampai di ruang tamu, terdengar suara 'ting ting ting ting' dari arah dapur. Su Wanwan berjalan mendekati suara itu. Setelah sampai, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat.     

Dia melihat Huo Jingshen sedang memasak di dapur dengan postur tubuhnya yang tinggi besar...     

"Dia memasak sendiri?     

Huo Jingshen sedang memotong sayur dengan celemek berwarna hitam terikat di pinggangnya, tiga kancing atas bajunya terbuka dan lengan bajunya digulung. Pria itu terlihat sangat mahir menggunakan pisau untuk memotong sayur, gerakannya sangat profesional.      

"Memotong sayur memang hal biasa, tapi kenapa kalau dia yang melakukannya jadi terlihat sangat mengesankan"     

Dapur itu memiliki cahaya lampu yang sangat terang, membuat Huo Jingshen yang sedang memasak dengan kemeja putih, badan yang tinggi dan alis mata yang tebal benar-benar terlihat seperti pemeran pria utama di drama korea...     

Huo Jingshen menoleh ketika mendengar langkah kaki Su Wanwan, "Di meja ada air gula aren, minumlah."     

"Kenapa aku harus minum itu?" Tanya Su Wanwan yang secara tidak sadar.     

"Bukannya perutmu sakit?"     

Huo Jingshen langsung memberikan tatapan curiga, Su Wanwan dengan cepat menyadari dan langsung mengambil gelas itu.     

Setelah meminumnya, Su Wanwan langsung merasa perutnya jadi jauh lebih nyaman. Su Wanwan berjalan ke dapur untuk melihat pria itu memasak.     

Dia benar-benar tidak menyangka jika pria itu bisa memasak. Bahkan Huo Jingshen juga tahu kalau air hangat dengan gula aren bisa meredakan sakit karena menstruasi yang dia alami, "Dan sekarang dia memasak…"     

"Apa kamu juga akan membantuku membeli pembalut?" Tanya Su Wanwan.     

Huo Jingshen sedang memindahkan kentang yang sudah diiris dan memasukkannya ke dalam mangkuk yang sudah dibersihkan, fitur wajahnya di bawah cahaya lampu terlihat sangat lembut, "Nanti ada orang yang mengantarnya."     

Su Wanwan tampak bingung.     

"Wow, sepertinya aku memang telah menikah dengan pria yang benar-benar hebat."     

Penampilan yang tampan, selalu bekerja keras, bisa memasak, tahu air hangat gula aren bisa meredakan sakit perutnya...     

"Apa semua pria tua memang seperti ini? Atau dia tahu karena sudah banyak pengalaman dengan wanita lain? Karena itu dia tahu banyak tentang wanita?"     

Pemikiran itu langsung membuat penilaian baiknya terhadap Huo Jingshen hilang seketika, Su Wanwan mengendus tidak senang, dia meletakkan gelas berisi air hangat gula aren itu di atas meja kemudian membalikkan badan dan pergi.     

"Habiskan air gula aren itu dulu."     

Su Wanwan berhenti.     

"Aku tidak suka perkataanku diulang dua kali." Kata Huo Jingshen yang terdengar serius.     

"Ternyata, apanya yang lembut dan perhatian, semua itu pasti hanyalah pura-pura!"     

Su Wanwan kembali dengan marah, kemudian membawa gelas itu dan pergi.     

  *     

  *     

Su Wanwan sambil bermain gamenya di ruang tamu, sambil perlahan-lahan minum air gula aren itu.     

Baru saja selesai satu kali, tiba-tiba terdengar suara bel.     

Terdengar suara langkah kaki pria yang memasuki rumah, lalu muncul Ji jie yang terburu-buru masuk dengan membawa sebuah kantong plastik.     

Dia melihat Su Wanwan yang sedang duduk bersila di sofa, mengenakan baju tidur bergambar beruang merah muda, lalu dia juga melihat bekas ciuman yang merah di leher gadis itu…     

Ji Jie langsung terkejut dan hampir menjatuhkan kantong plastik yang dibawanya itu.     

"Ternyata memang benar, 'kita tidak bisa melihat orang hanya dari penampilannya' walaupun direktur Huo terlihat sangat sopan, tapi dia juga bisa begitu ganas."     

"Apa sedang sangat bergairah? Dia menggigit leher nyonya sampai berdarah, bahkan di saat Nyonya sedang menstruasi? Ckckck, Benar-benar…."     

Ji Jie langsung menutupi matanya dengan tangan karena tidak berani sembarangan melihat, lalu dia berbicara dengan suara yang hampir terdengar gemetar, "Ny... nyonya."     

Su Wanwan menunduk dan melihat dirinya sendiri.     

Baju tidur ini sangat rapi dan tertutup, tidak ada yang terlihat aneh.     

"Matamu kenapa?" Tanya Su Wanwan.     

"Aku… aku barusan kemasukan debu…."     

Ji Jie belum menyelesaikan ucapannya, kemudian melihat Huo Jingshen keluar dari dapur.     

Bossnya itu sedang memakai celemek, tangannya memegang dua piring sayur yang masih mengeluarkan uap dan bau sedap, "Benar-benar menjadi suami yang sangat baik."     

Ji Jie tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat.     

"Ya Tuhan, apakah ini adalah direktur yang biasanya sangat angkuh dan selalu dihormati itu?"     

Ternyata…. Dia bisa masak?     

"Mana barangnya?" Tanya Huo Jingshen.     

Ji Jie dengan cepat berkata, "Direktur Huo, ini pembalut Anda."     

"Pu…."     

Su Wanwan sedikit memuncratkan air gula yang sedang ia minum.     

Huo Jingshen mengambil plastik itu dan menatap ke arah Ji Jie.     

Walaupun tidak mengatakan apapun, tapi tatapan Huo Jingshen seperti pisau yang tajam dan menakutkan, membuat Ji Jie langsung merasakan sangat bersalah dan dengan cepat meminta maaf, "Maafkan saya direktur Huo, saya salah berbicara, bukan pembalut Anda, tidak benar, maksud saya bukan untuk Anda pakai, tapi untuk Nyonya…."     

"Kamu sudah boleh pergi." Huo Jingshen yang kesal langsung memotong perkataannya.     

"Baik Direktur Huo, sekarang saya akan pergi, sampai jumpa Direkrut Huo dan Nyonya." Setelah berpamitan, Ji Jie langsung membalikkan badan dan kabur.     

Dia khawatir besok dia tidak akan bisa kerja lagi jika tetap berdiri di sana lebih lama beberapa detik saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.