Menikahi Pria Misterius

Bagaimana Kalau Kita Makan Malam Romantis dengan Cahaya Lilin?



Bagaimana Kalau Kita Makan Malam Romantis dengan Cahaya Lilin?

0Di ruang tamu yang besar itu hanya ada mereka berdua, Mo Weiyi melihat garis rahang yang indah milik pasangannya itu. Dia tidak tahan untuk berjinjit, lalu mengangkat dagu, kemudian dia berkata dengan suara yang lembut dan manja, "Xiaobai, cium dong."     
0

Xiao Yebai berdiri di sana dan menutup matanya perlahan.     

Karena dua kain kasa yang tertempel di leher Mo berwarna putih, membuat wajahnya yang sedang merona terlihat sangat jelas. Rambutnya yang ikal dan indah terlihat berantakan dan mengembang, kerah pakaiannya pun terlihat sedikit kotor.     

Namun hal itu sama sekali tidak mempengaruhi wajah Mo yang kekanak-kanakan, terutama dua bola matanya yang bulat seperti kucing saat ini sedang melengkung karena tersenyum, tampak seperti… anak kucing yang polos dan tidak mengerti kejamnya dunia, dan seolah-olah sedang memohon kasih sayang dari pemiliknya.     

Meski ada sepercik emosi yang dalam dan suram melintas di matanya.     

...      

…     

…     

Setelah itu, Mo Weiyi melihat bibir tipis pria itu yang ternodai lipstik merahnya, dan dia tidak bisa menahan tawa.     

Xiao Yebai memiliki tinggi 1,88 meter. Dia selalu memakai kemeja dan celana berwarna gelap. Kulitnya yang berwarna pucat, wajah yang tampan ditambah tajamnya setiap lekukan di wajahnya membuatnya terlihat dingin.     

"Biasanya semua wanita tidak akan suka melihat pria yang dingin dan tidak berekspresi meski pria itu tampan. Namun dia ini, seperti ada semacam… ekspresi yang sangat menggoda!"     

Xiaobai yang gagah dan menggoda itu adalah miliknya.     

Mo Weiyi tidak tahan untuk tidak memuji dirinya sendiri, kenapa seleranya memilih suami bisa sehebat itu?     

Pada tahun 2000, Xiao Yebai kecil yang berbaju putih dan celana hitam masuk ke keluarga Mo, saat itu dia masih berumur 5 tahun dan sudah membuat Mo Weiyi terpana. Setelah berbagai pendekatan bertahun-tahun, Xiao Yebai akhirnya menjadi suaminya dan pernikahan mereka kini sudah berjalan selama 2 tahun….     

Mo Weiyi langsung bersandar ke dada pria itu yang lebar dan besar, kedua tangannya merangkul lehernya dan dengan suara yang lembut berkata, "Xiaobai, malam ini kamu tidak pergi keluar kan?"     

Xiao Yebai melihatnya dengan yang tenang kemudian tatapannya menjadi dingin yang dalam.     

"Apa mau pergi makan malam romantis berdua? Lalu sekalian beli handphone baru untukku?"     

Mo Weiyi kembali dengan cepat tanpa menunggu jawaban dari Xiao Yebai, "Jangan menggunakan alasan kerjaan untuk menolak aku, coba ingat-ingat sudah berapa lama kita tidak pernah makan romantis berdua lagi? Apa kamu tidak merasa kasihan pada istri kecilmu yang manja ini?"     

Mo Weiyi mengerti dia sangat sibuk dan harus mengurus semua pekerjaan di perusahan Mo yang begitu besar, dan dia juga harus selalu terlihat menonjol untuk membuat Ayahnya senang, tapi sebagai seorang istri dia merasa sedikit dipinggirkan.     

Xiao Yebai akhirnya berkata dengan suara yang dalam tenang, "Kamu terluka."     

"Eh…."     

Dalam hati Mo Weiyi sangat kesal kepada Jiang Xiaoman, tapi dia hanya bisa mengalah dan berkata, "Kalau begitu… suruh koki dari Dihong itu untuk membuatkan makanan, lalu kita makan malam romantis di rumah saja! Waktu itu bukannya ada dua chef michelin yang baru dipekerjakan, suruh mereka datang saja, bagaimana?"     

Tuan putri yang tidak mengetahui kejamnya dunia ini benar-benar sangat manja, seolah semua permintaannya adalah hal yang alami dan harus dituruti, sesusah apapun itu.     

Xiao Yebai hanya berkata dengan bibirnya yang tipis dan dingin, "Baik."     

"Yeay!" Mo Weiyi sangat senang lalu melepaskan tangannya, "Aku akan menelepon dan mengaturnya!"     

Mo Weiyi sangat senang sampai melompat-lompat lalu berlari ke sofa dan mulai mencari nomor, kemudian dia menelepon dan mencari koki itu, lalu mengatur makan malam romantisnya di rumah...     

Dia sangat senang dan bersemangat.     

Xiao Yebai dengan tenang melihat wanita kecil yang sedang sibuk itu, setelah beberapa detik dia menarik tatapannya dan masuk ke dalam ruang belajar.     

  *     

  *     

  *     

Di sisi lain, di mobil yang dikendarai Su Wanwan dan Huo Jingshen terasa sangat sunyi dan sepi, tidak ada yang berbicara sama sekali sejak Mo Weiyi turun dari mobil.     

Su Wanwan yang tak tahan suasana itu hanya bisa menatap ke sampingnya.     

Huo Jingshen sedang menyetir mobil tanpa menunjukkan ekspresi apapun.     

Akhirnya mereka sampai di rumah, Su Wanwan dari jauh sudah bisa melihat Ko yang berlari keluar dengan cepat berkata, "Masukkan dulu anjingmu ke dalam kandang."     

Huo Jingshen tidak berbicara.     

Dia hanya mematikan mesin, mengambil kunci, kemudian turun dari mobil.     

Su Wanwan menatapnya dengan heran.     

"Sialan, ada apa dengan pria ini?"     

Dia tidak merasa ada masalah jika pria itu tidak mau mengurung anjingnya, tapi kenapa sampai tidak memperdulikannya?     

Su Wanwan hanya bisa melihat Huo Jingshen yang terus berjalan dan tidak menatap ke belakang, kemudian dia menggertakkan giginya lalu dengan cepat turun dari mobil dan mengikutnya.     

"Guk!"     

Suara Ko sangat nyaring terdengar.     

Su Wanwan sangat ketakutan sampai menjerit, dia langsung berlari kemudian melompat ke punggung Huo Jingshen, kedua tangannya memeluk erat leher pria itu seolah sedang memanjat pohon yang tinggi.     

Huo Jingshen hanya terdiam, "...."     

"Ah…..!"     

Ko berlari mengelilingi mereka berdua, mulut dan hidungnya tidak berhenti mengendus seakan sedang ingin mencari tahu…     

Nafas yang panas dan asing dari anjing itu membuat Su Wanwan semakin ketakutan sampai gemetar, "Cepat pergi, kamu cepat pergi ah...!"     

Tubuh yang tinggi dan besar itu sama sekali tidak bergerak meski Su Wanwan sedang memeluk dan menggoyangkannya, hingga akhirnya Su Wanwan berteriak memanggilnya… "Suami!"     

Huo Jingshen kemudian berkata, "Ko."     

"Guk…" Ko langsung duduk dan menatap Huo Jingshen dengan sepasang matanya yang bening.     

"Cepat, cepat pergi!" Su Wanwan berteriak semakin keras, dan dia juga semakin kuat mencengkram pundak Huo Jingshen dengan kukunya.     

Kuku wanita ini agak panjang, membuatnya sedikit kesakitan.     

Tiba-tiba Huo Jingshen langsung mengingat dua wanita yang penuh luka cakaran di dalam kantor polisi itu….     

"Sepertinya aku harus menyuruh wanita kecil ini menggunti kukunya."     

Huo Jingshen mengangkat kedua kaki ramping milik Su Wanwan dan menggendongnya dari belakang kemudian berjalan memasuki rumah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.