Menikahi Pria Misterius

Apakah Xiaobai Merindukanku?



Apakah Xiaobai Merindukanku?

0Kali ini, bahkan Su Wanwan juga tidak tahan untuk mengerutkan keningnya, "Lehermu sudah berdarah begitu, kamu masih mau melakukan apa lagi?"     
0

"Direktur Huo tidak bersedia membantuku, aku ingin ke sana untuk mencari pakaian yang bisa menyembunyikan luka di leher ini, kalau tidak saat pulang nanti Xiaobai pasti melihatnya dan bertanya."     

Su Wanwan ingin memutar bola matanya lalu dengan cetus berkata, "Kalau begitu pergi ke rumah sakit saja, jangan sampai nanti ada bekas luka dan Xiaobai-mu akan meninggalkanmu."     

"Benar juga ya." Mo Weiyi baru sadar, "Wanwan kesayanganku, memang kamu yang paling mengerti aku!"     

Su Wanwan sama sekali tidak bisa menjawab.     

Mo Weiyi tersenyum dengan senang dan kembali duduk kemudian melihat kondisi lukanya.     

"Sh…. "     

Mo Weiyi mengerutkan wajah kecilnya ketika melihat luka di lehernya, luka itu begitu dalam dan panjang.     

"Jiang Xiaoman sialan itu benar-benar wanita gila, untuk apa dia memiliki kuku jari yang begitu panjang?"     

Entah bagaimana dia menjelaskan kepada Xiaobai saat pulang nanti.     

Dia meletakkan cerminnya lalu kembali bersandar, tiba-tiba dia merasa ada barang yang menusuknya. Dia meraih benda itu dan melihatnya...     

"sialan!"     

Mo Weiyi terkejut melihat benda itu. "Ini anting-anting milik wanita?"     

Anting-anting mutiara itu berwarna merah yang mencolok dan sangat mencolok.     

"Mana mungkin milik Su Wanwan?"     

Su Wanwan hampir tidak pernah memakai perhiasan, apa lagi yang model dan warnanya sangat mencolok seperti ini.     

"Apa Huo Jingshen berselingkuh di belakangnya? Lalu mereka berdua berhubungan intim di posisi ini di dalam mobil?"     

"Wow!"     

Mo Weiyi langsung menggesek pantatnya dan merasa sangat tidak nyaman.     

  *     

  *     

Mereka sudah sampai di rumah sakit dan ketika Mo Weiyi sedang membersihkan lukanya, tiba-tiba handphone milik Huo Jingshen berdering.     

Ketika Huo Jingshen meninggalkan ruangan, Mo Weiyi langsung bertanya, "Wanwan, apa belakangan ini kamu kehilangan sesuatu?"     

"Tidak ada, kenapa?"     

"Benar-benar tidak ada ya? Coba kamu pikirkan dengan baik-baik lagi." Mo Weiyi ingin memastikan apa anting-anting itu memang benar bukan miliki Su Wanwan.     

Su Wanwan mengerutkan kening kemudian menggeleng kepala, "Benar-benar tidak ada."     

"Yakin?"     

Su Wanwan menatap dia, tiba-tiba dengan ekspresi yang serius, "Kamu kenapa? Apa kamu mengambil uangku? Kamu ambil berapa?"     

Mo Weiyi tidak menjawab.     

  *     

  *     

Huo Jingshen berjalan di lorong dan mengangkat telepon.     

"Jingshen, Ziyang tanggal 27 akan terbang ke Nancheng."     

"Apa dia kabur dari rumah lagi?" Tanya Huo Jingshen sambil mengerutkan keningnya, "Anak ini sepertinya lebih awal dewasa, seharusnya kamu tidak mengatakan begitu banyak masalah kepada dia."     

"Ini tidak ada hubungannya dengan itu." Fu Xihan kelihatannya tidak ingin banyak berbicara, "Belakangan ini aku tidak ada waktu untuk menjaganya, aku berencana memindahkannya ke China untuk sekolah di sana.     

"Jadi?"     

"Kamu kan sudah menikah, kebetulan, sekarang kamu bisa merasakan kehidupan rumah tangga dengan seorang anak kan." Ucap Fu Xihan dengan sangat tenang.     

"Apa aku bisa menolaknya?" Tanya Huo Jingshen yang menggaruk kepalanya.     

Menjaga seorang anak berumur 20 tahun sudah membuatnya cukup sakit kepala, sekarang harus ditambah anak kecil berumur 5 tahun?     

"Aku tidak bisa mencari orang lain yang lebih baik untuk menjaga dia selain kamu."     

Huo Jingshen tidak menjawab, "...."     

  *     

  *     

Kembali ke ruang perawatan, luka Mo Weiyi sudah dibersihkan, luka di lehernya sudah ditutup 2 kain kasa yang besar dan sangat mencolok.     

Ketika dia melihat Huo Jingshen, dia langsung berkata, "Direktur Huo, handphoneku tadi dilempar sampai rusak, sampai di rumah nanti aku akan menambahkan nomormu di Wechat, kamu harus menerimanya ya."     

Huo Jingshen tidak menolak, "Setelah selesai, kita pulang saja."     

...     

Setengah jam kemudian.     

Di depan rumah keluarga Mo, Mo Weiyi turun dari mobil kemudian langsung membalikkan badan dan pergi.     

Sebelum itu, di mobil tadi Mo Weiyi sudah mengambil anting-anting itu dan menyimpannya di dalam tas. Baru saja dia membuka pintu utama rumah, terdengar suara supir yang sangat heboh, "Tuan putri, anda akhirnya pulang!"     

"Paman Liu, kenapa?"     

Setelah berjalan beberapa langkah dia melihat seorang pria tinggi dan besar yang muncul di hadapannya.     

Pria itu mengenakan kemeja, celana dan memakai kacamata serba hitam, membuat wajahnya yang tampan terlihat lebih sopan dan dingin di bawah cahaya matahari sore yang menambah kesan misterius.     

"Xiaobai, kenapa kamu pulang lebih awal?"     

Mo Weiyi terkejut tapi dia juga senang.     

Setelah Xiao Yebai menjabat sebagai direktur utama, dia selalu sibuk dengan kerjaan, dia sering makan bersama orang lain di jam seperti saat ini, karena itu dia jarang pulang ke rumah.     

Pria itu memasukkan kedua tangannya kedalam kantong celana, setelah ia bercermin sepasang matanya menatap tajam ke arah Mo Weiyi dari atas kepala sampai ujung kaki, "Kamu habis berkelahi ya?"     

"Tidak." Mo Weiyi dengan cepat menutupi lehernya, "Itu… aku tadi bertemu dua anjing kecil yang sangat lucu, aku ingin membawanya pulang untuk dipelihara, tapi mereka malah melukaiku."     

Xiao Yebai berjalan ke arahnya, lalu mengangkat lengan kiri Mo Weiyi, "Apa ini juga karena anjing?"     

Di tangannya ada luka lebam yang membengkak, dia pasti terluka saat Jiang Xiaoman mendorongnya ke dinding.     

Mo Weiyi merasa bersalah, kemudian dia mengedipkan matanya yang indahnya itu. Tiba-tiba dia mengulurkan tangan untuk merangkul lengan kekar pria itu, "Ah, kamu masih belum menjawabku, kenapa kamu bisa pulang lebih awal? Apa kamu sudah merindukanku? Ha? Apakah Xiaobai sedang merindukan aku?"     

"Handphonemu tidak bisa dihubungi, Paman Liu mengira kamu ada masalah." Kalau dibandingkan dengan kehangatannya Mo Weiyi, Xiao Yebai terkesan lebih tenang dan dingin, dia sama sekali tidak terlihat panik.     

Mo Weiyi dengan cepat menjawab, "Handphoneku hilang, aku tidak hafal nomor Paman Liu, jadi tadi Wanwan yang mengantarku pulang."     

Xiao Yebai tidak berbicara, dia hanya menatapnya dengan matanya yang hitam dan terlihat dingin.     

"Benar!" Mo Weiyi mengangkat tangan kecilnya untuk bersumpah, "Kalau tidak percaya kamu tanya Wanwan saja, kenapa aku harus berbohong kepadamu?" Mo Weiyi sampai menelan liurnya.     

Kemudian Xiao Yebai menarik tatapannya dan berkata, "Paman Liu, kamu pulang dulu saja."     

"Baik Direktur Xiao."     

Paman Liu membersihkan keringatnya dan membalikkan badan untuk pergi, lalu menutupkan pintu rumah untuk mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.