Menikahi Pria Misterius

Peringatan Yang Manis: Panggil Suami!



Peringatan Yang Manis: Panggil Suami!

0Kebetulan juga Bibi Yang keluar dari kamar dan dia langsung berkata, "Aduh, akhirnya ketemu. Xiaowei, segera panggilkan jasa pengiriman lalu kirim gaun ini kepada nona besar."     
0

Xiaowei menjawab, "Baik."     

"Jasa pengiriman?" Tanya Su Yanyan sambil mengerutkan keningnya, "Gaun itu harganya ratusan ribu yuan, kalian mau mengirimnya lewat jasa pengiriman? Bagaimana kalau nanti di tengah jalan hilang, apa kalian bisa ganti rugi? Kalaupun tidak hilang, bagaimana kalau nanti kotor atau ada kerutan, bisa-bisa nanti kakakku itu marah, apakah kalian bisa tanggung jawab? Dia itu tidak sebaik aku ya."     

Bibi Yang dan Xiaowei lalu saling menatap.     

"Kamu sendiri yang mengantarkan gaun ini ya." Su Yanyan menunjuk ke arah Xiaowei, "Kalau ada masalah, kamu yang aku salahkan!"     

"Baik, Nona kedua." Jawab Xiaowei tak berdaya.     

  *     

  *     

Sementara itu, Huo Jingshen berencana kembali ke rumahnya setelah makan pagi.     

Nenek Huo sebenarnya sangat tidak rela, tapi mengingat rumah tua ini sudah tidak kedap suara, tidak baik bagi pasangan suami istri baru itu, malam pertama mereka pasti tidak terasa nyaman.     

Terutama cucu menantunya yang masih muda sangat pemalu, setelah dia berkata tentang malam pertama kemarin, malam ini sama sekali tidak ada suara apapun. "Pasti dia merasa tidak enak saat sedang bermesraan dengan Jingshen, pasti tidak puas… uhuk uhuk."     

Nenek Huo sangat ingin segera memeluk cicitnya, maka dia hanya bisa setuju membiarkan mereka pulang.     

  ...     

Huo Jingshen menyetir ke vila Huang Ting.     

Baru mobil mendekati pintu utama, Su Wanwan bisa melihat bayangan hitam dari jauh berlari menuju ke arah mereka.     

"Kamu kurung dulu anjingmu itu!" Su Wanwan langsung berkata dengan cepat.     

Huo Jingshen menangkat alisnya berkata, "Ko tidak menggigit orang."     

"Tidak mau, aku sangat takut anjing." Ucap Su Wanwan yang agak malu.     

Bayangan hitam itu berhenti di garasi mobil, Ko terlihat sangat aktif dan bersemangat memutari mobil dan mereka bisa mendengarkan suaranya yang sangat bersemangat dan senang!     

"Kamu cepat kurung dia dulu!"     

Su Wanwan dengan cepat meminta.     

Huo Jingshen dengan tenang menatap dia lalu berkata, "Dasar tidak tahu sopan santun, kamu panggil aku apa?"     

"Ah?"     

"Panggil suami."     

"....." Su Wanwan tidak menjawab, "Apa kamu ini tidak terlalu kekanak-kanakan?"     

Huo Jingshen tetap menatapnya dengan serius, "Panggil atau tidak?"     

Su Wanwan menggunakan sepasang mata yang indahnya itu balas menatapnya.     

"Dasar kekanak-kanakan sekali! Aku tidak mau panggil!"     

"Dasar serigala putih." Huo Jingshen merasa gadis kecil ini harus diajari baik-baik.     

Ketika Su Wanwan ingin dia melakukan sesuatu, ia akan bermanja dan dengan manis memanggilnya 'suami' dengan gaya yang sangat intim.     

Tapi ketika tidak ketika tidak ada, dia menggunakan 'kamu', sama sekali tidak punya aturan, benar-benar tidak sadar bahwa dirinya adalah seorang istri.     

Ketika sedang memikirkannya, tiba-tiba Huo Jingshen bicara dengan nada yang serius dan agak galak, "Aku ini suamimu, jadi kedepannya tidak peduli di depan orang atau ketika kita berdua saja, kamu harus memanggilku suami, atau Jingshen. Kalau kamu memanggilku sayangku atau cintaku atau yang lebih intim, aku juga bersedia menerimanya."     

Su Wanwan merasakan aura dingin saat mendengar itu.     

"Sayang? Cintaku?"     

Dia lebih bersedia keluar dan digigit oleh anjing!     

Huo Jingshen menatap dia dengan tenang.     

"Gadis kecil ini masih tidak mau melakukannya? Bagus sekali."     

Huo Jingshen mengulurkan tangannya yang panjang, dia berpura-pura ingin mendorong pintu mobil di tempat duduk Su Wanwan.     

Belum sampai menyentuh pintu, Su Wanwan sudah menangkap tangannya.     

Dia melihat Huo Jingshen dan terbatuk dua kali, lalu menggunakan suara yang manja dan manis itu memanggilnya, "Suami."     

"Em, memang sangat manis, lembut dan…"     

Masih belum selesai menikmati panggilan itu, tangannya langsung didorong oleh Su Wanwan dan dengan nada bicara yang sudah tidak sabaran, "Cepat! Aku sudah panggil! Kamu cepat kurung anjing itu!"     

Huo Jingshen hanya terdiam, "..."     

Su Wanwan menatapnya, "Cepat!"     

Huo Jingshen masih tidak menjawab.     

"Sudahlah. Kalau sudah dipanggil sekali, pasti ada yang kedua kali."     

Kalau sudah sering memanggilnya, maka harus perlu dilakukan terus, lain kali pasti akan terbiasa.     

Huo Jingshen mengangkat alis dan akhirnya mendorong pintu lalu turun dari mobil.     

Su Wanwan masih duduk di dalam mobil dengan sangat marah, dia melihat anjing aneh yang berbulu hitam itu menerkam ke tubuh Huo Jingshen.     

Tetapi sebelum menyentuh celana hitamnya, Huo Jingshen mengangkat satu tangannya lalu anjing yang sedang sangat bersemangat itu langsung menuruti dan duduk di depannya sambil memuntahkan liur yang besar dan sok imut.     

Huo Jingshen membungkukkan badannya, tangannya memegang kepalanya kemudian mereka pergi ke belakang rumah.     

Su Wanwan menggunakan kesempatan ini untuk turun dari mobil, lalu berlari dengan cepat masuk kedalam rumah.     

  *     

  *     

Huo Jingshen membawa Ko masuk ke kandangnya, kemudian mengambil rantai dan mengikat kelehernya, lalu sisi lain rantainya diikat ke tiang. Setelah itu baru dia membalikkan badan dan pergi     

"Guk!" Ko terdengar marah.     

Dia seperti ingin berkata, mengapa setiap kali wanita itu pulang, dia selalu dimasukkan ke dalam sini? "Apa salahku!"     

Huo Jingshen berhenti lalu membalikkan kepala untuk melihat sepasang mata anjing itu yang terlihat sedih lalu berkata, "Ibumu tidak menyukaimu."     

"Guk!" Ko langsung lebih terdengar marah.     

  ...     

Setelah Huo Jingshen pergi ke perusahaan, Su Wanwan mulai tidak ada kerjaan. Ia teringat besok adalah hari pernikahaan Su Yanyan, dia menelepon ke kelas pengemudi dan ingin secepatnya mendapatkan SIM.     

Kemudian, dia mendapatkan telepon dari Qiao Zixin yang bertanya kenapa masih belum menambah dia di Wechat.     

Su Wanwan benar-benar melupakannya, lalu berkata, "Belakangan ini aku benar-benar sangat sibuk, jadi lupa, kamu bukannya ingin traktir aku makan, bagaimana kalau malam ini saja?"     

"Boleh, tentu boleh." Jawab Qiao Zixin dengan sangat bersemangat.     

Setelah menambah pertemanan di Wechat, dia lalu mengirimkan alamatnya.     

Sore itu jam 5, Su Wanwan pergi ke tempat itu.     

Lalu menyadari ini adalah restoran Perancis, letaknya di atas gedung perkantoran komersial di lokasi sangat bagus.     

Seorang pelayan membawa dia ke tempat duduknya, Su Wanwan langsung sangat terkejut.     

"Wow, apa kakak sepupuku sudah menjadi orang kaya?"     

Bisa-bisanya dia memilih meja di samping jendela. Posisi meja dengan pemandangan kota seperti ini pasti harus dipesan dulu dan harganya juga pasti sangat tinggi.     

Setelah Su Wanwan duduk, tidak lama Qiao Zixin datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.