Menikahi Pria Misterius

Xiaobai Adalah Bajingan Halus



Xiaobai Adalah Bajingan Halus

0Vila Teluk Lishui, di ruang tamu lantai satu, Mo Weiyi mengambil handphone dan melihat jam.     
0

Ayahnya baru saja pulang dan memanggil Xiao Yebai untuk berbicara sesuatu. Sudah satu jam berlalu, apakah masih belum selesai?     

Dia meletakkan handphonenya dan mengambil novel detektif, baru saja membaca dua halaman, terdengar suara pintu ruang belajar terbuka.     

Mata Mo Weiyi bersinar dan dengan cepat dia berdiri, "Xiaobai….."     

Yang pertama keluar malah Mo Yaoxiong.     

Tahun ini ayahnya itu berumur 40 tahun lebih, wajahnya tegas dan serius, ketika tidak berbicara dia terlihat sangat galak.     

"Ayah." Mo Weiyi berhenti dan menyapa Ayahnya dengan manis.     

Mo Yaoxiong melihat putrinya dengan tidak senang dan marah lalu berkata, "Lain kali dengarkan perkataan Yebai, kalau masih berani membuat onar maka aku akan membawamu pindah ke rumah Kakek keluarga Mo!"     

"Iya aku tahu Ayah." Jawab Mo Weiyi dengan manja, "Ayah sudah ke luar negeri begitu lama, saat pulang tidak memberikan aku hadiah apapun, sekarang malah memarahi aku!"     

Mo Yaoxiong mengerutkan kening melihat putrinya yang polos dan manja itu tanpa menjawab.     

"Baiklah Ayah, kalau tidak ada masalah aku masuk dulu ya?" Tanya Mo Weiyi lalu melambaikan tangan kecilnya.     

Mo Yaoxiong menggeleng kepala melihatnya pergi begitu cepat.     

Mo Weiyi dengan cepat menarik pintu ruang belajar dan memanggil, "Xiaobai!"     

Ruangan itu penuh dengan bau asap yang menusuk.     

Hanya satu cahaya lampu yang dinyalakan di ruang belajar, lampu kuning yang redup. Xiao Yebai duduk di sofa menundukkan kepala dengan jari yang menjepit sebatang rokok.     

"Xiaobai, apa yang kamu bicarakan dengan Ayahku?"     

Mo Weiyi berjalan masuk dan menyadari ada noda air dan daun teh serta pecahan cangkir di karpet.     

Mo Weiyi tertegun kemudian dengan cepat menatap Xiao Yebai, "Xiaobai apa kamu terluka?"     

Mo Weiyi mengulurkan tangan dan mengangkat wajah tampan pria itu.     

Ternyata, ada sedikit darah mengalir dari luka di dahi suaminya itu, luka yang terlihat sangat menakutkan.     

"Apa Ayah yang melakukan ini kepadamu?" Mo Weiyi sangat terkejut dan sedih, matanya menjadi merah karena marah berkata, "Aku akan mencari dia!"     

Saat Mo Weiyi berdiri pergelanganan tangannya ditarik Xiao Yebai, kemudian ia berkata dengan suara serak, "Tidak ada masalah kok."     

"Kamu sudah terluka seperti ini masih mengatakan tidak ada masalah?" Mo Weiyi yang marah semakin tidak mengerti, "Kenapa dia melempar cangkir teh ke arahmu? Sebenarnya apa yang terjadi?"     

Dia mengerutkan keningnya benar-benar tidak mengerti.     

Sejak Xiaobai tiba di rumah keluarga Mo, Ayahnya selalu memperlakukannya dengan sangat baik, bahkan bisa dikatakan seperti menganggapnya putra kandungnya sendiri. Tapi kenapa tiba-tiba bisa semarah ini…     

Tiba-tiba Mo Weiyi teringat perkataan Mo Yaoxiong sebelum pergi.     

"Apa ini tentang waktu aku menyuruhmu memeriksa alamat tempat tinggal polisi? Tapi… Itu kan sudah lama sekali, bukannya masalah ini juga sudah diselesaikan, kenapa tiba-tiba Ayah..."     

"Ambilkan kotak p3k." Xiao Yebai memotongnya lalu berkata lagi, "Di laci nomor dua dari bawah."     

"....oh."      

Dengan cepat Mo Weiyi mengambil kotak p3k. Kemudian dia setengah berjongkok untuk membantunya membersihkan dan membungkus luka di dahi Xiao Yebai dengan lembut dan serius.     

Xiao Yebai hanya duduk dalam posisi yang sama, dia hanya diam seperti satu patung.     

Akhirnya luka sudah dibersihkan.     

Mo Weiyi melihat wajah seorang pria yang tampan dan dingin, tiba-tiba bermanja berkata, "Ini pacar siapa ya, saat terluka saja masih begitu keren dan tampan!"     

Xiao Yebai mengangkat matanya, bola matanya menatap lurus ke arah Mo Weiyi.     

Wajah yang putih itu agak merah merona, di sudut mulutnya ada senyum yang manis dengan rambut keriting yang bergantung di pundaknya, sepasang mata yang indah dan tidak menyembunyikan apapun termasuk perasaan jatuh cinta kepadanya.     

Begitu polos dan naif.     

  ...     

Mo Weiyi sering berpikir, Xiaobainya itu adalah seorang bajingan yang lembut. Dia selalu bersikap dingin dan angkuh, selalu menghadapi apapun begitu dingin, tetapi sejak mereka menikah, dia menyadari sisi lain dari Xiaobai.     

Terkadang agak keras kepala, terkadang agak dominan, terkadang…. Juga sering agak kasar. Tapi Mo Weiyi malah sangat menyukai Xiaobai yang seperti ini.     

  ...     

Di dalam kamar yang sunyi.     

Cahaya lampu yang menyorot ke arah Mo Weiyi yang sedang tertidur.     

Alis matanya polos dan bersih, bibirnya agak tersenyum seperti seorang putri yang tidak pernah mengenal masalah kehidupan.     

"Huh. Terkadang, nasib begitu tidak adil kepada beberapa orang."     

Sudut mulut yang tipis itu terangkah, pria itu tersenyum dengan dingin, matanya penuh dengan ejekan yang dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.