Menikahi Pria Misterius

Kalau Tidak Melakukan Apa-apa, Berarti Kamu Mencuri



Kalau Tidak Melakukan Apa-apa, Berarti Kamu Mencuri

0Huo Jingshen kembali ke kamarnya lalu mendengar suara air mengalir. Ketika ia menutup pintu, tanpa sengaja ia menghadap ke arah kamar mandi.     
0

Kamar ini adalah kamar yang dulu ia tinggali, ukurannya tidak terlalu besar jadi ruang kamar mandi pun sedikit kecil, desain pancurannya dibuat menghadap ke pintu.     

Jadi ketika ada seseorang yang mandi, pintu kacanya menjadi buram dan memantulkan bayangan dari cahaya hangat di dalam.     

Bayangan tubuh itu membuat orang berimajinasi.     

Uhuk uhuk.     

"Sayangnya sekarang bukan waktu yang tepat. Wanita kecil ini masih terluka, dia perlu waktu untuk menyembuhkan lukanya."     

Huo Jingshen berjalan ke arah meja lalu menunduk untuk mengambil kotak rokok dan korek api.     

Aroma asap rokok dengan cepat memenuhi ruang kamar, rangsangan dari nikotin itu membuatnya perlahan-lahan menjadi tenang, tapi keadaan itu tidak berlangsung lama.     

...     

"Klik" Suara pintu dari kamar mandi terbuka, dan Su Wanwan berjalan keluar. Dia kaget saat melihat Huo Jingshen yang sedang duduk dan merokok di sana.     

"Sialan! "     

Dia mengira kakek Huo akan berbicara dengannya dalam waktu yang lama, paling tidak satu jam, tapi ternyata mereka begitu cepat selesai.     

Tetapi sekarang sepertinya terasa aneh jika ia kembali ke kamar mandi, karena mereka berdua sekarang adalah suami istri.     

Su Wanwan mengedipkan mata, dia berjalan dengan tenang ke depan meja lalu mengoleskan toner di mukanya.     

Huo Jingshen menyipitkan mata dan menatapnya di balik asap rokok yang tipis.     

Karena baru saja mandi, rambutnya yang panjang dan hitam itu diikat menjadi bola kecil di atas kepalanya.     

  ...     

Setelah mengoleskan toner di wajahnya, Su Wanwan membalikkan wajah dan langsung disambut dengan tatapan mata yang dalam.     

Tatapan itu membuat dia terkejut.     

Dengan cepat dia berdiri dan mencari baju tidurnya.     

Siang tadi Bibi Liu membawakan koper miliknya, Su Wanwan berjalan dan berjongkok di lantai, kemudian mengulurkan tangan untuk mengambil baju tidurnya di dalam koper.     

Su Wanwan tidak tahan dengan aroma rokok yang semakin menyengat, dia langsung berdiri lalu menutup koper dengan erat, "Apa kamu tidak bisa merokok di luar, kamu ini tidak punya etika ya?"     

Setelah mengatakan itu, Su Wanwan melambaikan baju tidur yang akan ia pakai, "Cepat kamu mandi saja, sekujur tubuh bau rokok!"     

"Baiklah." Huo Jingshen mengangkat alisnya dan mematikan rokoknya, "Jangan pakai baju tidur dulu, tunggu aku, biar nanti aku bantu kamu mengoleskan obat."     

Su Wanwan hanya terdiam, "...."     

Su Wanwan benar-benar mengaku kalah dengan cara bicara pria ini yang kalau tidak cocok langsung tidak berbicara, raut wajahnya tidak berubah, malah pipi Su Wanwan yang jadi merah merona.     

Dalam permainan ekspresi ini, Su Wanwan benar-benar mengaku kalah!     

Akhirnya Huo Jingshen tertawa, dia tidak lagi bercanda dengannya kemudian berdiri lalu masuk kedalam kamar mandi.     

Su Wanwan menggunakan kesempatan ini untuk memakai baju tidurnya, lalu dia mencari obat yang kemarin dia pakai itu. Lebih baik dia mengoleskannya sendiri saja.     

"Jauh lebih baik daripada pria itu yang mengoleskan!"     

Ketika Su Wanwan sedang membaca cara pemakaiannya, handphonenya berdering. Kali ini telepon dari nomor asing tetapi kode nomor dari kota ini.     

Su Wanwan dengan tidak senang mengangkat telepon, "Halo!"     

"Wanwan, ini aku."     

"Kamu siapa?!"     

"Ini aku, kakak sepupumu, apakah kamu tidak bisa mendengarnya?" suara Qiao Zixin terdengar ramah dan manja.     

"Qiao Zixin?"     

Su Wanwan bingung, "Ada perlu apa?"     

Dia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan kakak sepupunya ini, malah Qiao Zixin lebih dekat dengan Su Yanyan.     

Sebenarnya, selain kakek Su, semua orang dari keluarga Su tidak ada yang menyukai dan terbiasa dengan Su Wanwan.     

"Begini, kamu sudah pulang ke China begitu lama, aku sebagai kakak sepupu tidak pernah mentraktir kamu makan, benar-benar keterlaluan sekali. Apa besok kamu ada waktu? Aku ingin mengundang kamu dan adik ipar untuk makan bersama."     

"Makan?" Su Wanwan tertawa, "Tidak perlu."     

Qiao Zixin langsung tertegun mungkin karena dia tidak menyangka Su Wanwan akan menolaknya dengan begitu mentah-mentah, kemudian dia mencobanya lagi, "Jadi kamu besok tidak ada waktu? Bagaimana kalau kamu yang pilih waktunya, aku bebas."     

Su Wanwan yang sedang berbaring di ranjang dengan santai merasa keramahaan Qiao Zixin ini terlalu aneh.     

"Bagaimana tidak aneh, seorang saudara yang tidak pernah dekat denganmu sekarang tiba-tiba ingin mengundangmu makan? Hehe. Apa lagi kalau bukan ingin mencuri!"     

"Apakah kakak sepupu tidak bekerja?"     

"Pekerjaanku lebih santai, atasanku juga tidak terlalu ketat, kantorku ini dekat dengan perkantoran World Trade Centre. Bagaimana kalau kita mencari tempat yang dekat, beri tahu aku saat kamu dan adik ipar ada waktu, boleh?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.