Menikahi Pria Misterius

Wajahnya Suram



Wajahnya Suram

0Sore hari, setelah mengangkat telepon, Huo Jingshen pergi ke kantor. Su Wanwan masih bingung dengan masalah baju, dia ingin menyuruh pelayan untuk membantunya membeli pakaian di luar, tapi sore itu nenek Huo mengajaknya untuk duduk di ruang tamu dan menonton drama korea, sebentar ia menangis, kemudian tertawa, lalu mengajak diskusi tentang jalan cerita drama.     
0

Hingga menjelang malam Su Wanwan tidak bisa tenang, ia hanya bisa mengirimkan pesan kepada Huo Jingshen.     

[Ketika kamu pulang, tolong bawakan aku baju ganti dan baju tidur ya.]     

Tapi ia hanya mendapatkan balasan:     

[Pakai punyaku saja.]     

Su Wanwan memutar bola matanya.     

[Bajumu begitu besar, bagaimana bisa aku pakai!]     

  *     

  *     

  *     

Kantor Huo Yuan.     

Di dalam kantor, Huo Jingshen tertawa setelah meletakkan handphonenya lalu menelepon asistennya.     

"Direktur Huo, Anda perlu apa?" Di telepon terdengar suara Ji Jie.     

"Atur satu asisten untuk membeli setelan baju wanita dari mall." Setelah selesai Huo Jingshen menambahkan lagi, "Dari dalam sampai luar kalau bisa, lalu baju tidur juga."     

"Baik, Direktur Huo."     

Di Kantor sekretaris, Ji Jie menutup telepon dan langsung memanggil bawahannya, "Xiaozhou, sekarang kamu segera ke mall lalu membeli setelan baju wanita, dari dalam sampai luar, termasuk baju tidur."     

Xiaozhou bertanya, "Apakah ada permintaan mau gaya apa? Lalu ukuran baju bagaimana?"     

Ji Jie berkata dalam hati, "Habis aku, direktur Huo tidak mengatakan ukurannya tetapi…" Bawahannya juga tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh bosnya ini! "Untuk siapa lagi direktur membeli pakaian wanita, jika bukan untuk istrinya"     

Karena itu dia langsung berkata, "Tingginya 1,68 cm, postur tubuhnya ... sangat bagus! Penampilannya … juga sangat cantik! Untuk gaya …. Eh ... yang penting kamu beli saja, gunakan selera wanitamu untuk memilihnya, harus gaya yang bisa menarik pria dewasa dan sukses seperti Direktur Huo, apakah kamu mengerti?"     

".... Mengerti."      

  *     

  *     

  *     

Karena komunikasi yang tidak terlalu lancar, Su Wanwan tidak tahu kapan Huo Jingshen pulang, tiba-tiba ketika ia mau mandi sudah ada seseorang yang masuk dan meletakkan baju tidur untuknya, karena terkejut wajahnya seakan berubah jadi hijau.     

Huo Jingshen yang baru saja membuka pintu kamar, langsung disambut dengan sebuah gaun tidur berwarna hitam yang dilempar ke wajahnya yang tampan itu.     

"Dasar cabul!"     

Huo Jingshen mengambil gaun itu dan melihatnya. Uh, sangat… seksi.     

Su Wanwan kemudian mengambil celana dalaman dari dalam kantong yang juga berwarna hitam. Lalu bra dengan cup D. Eh, apakah dadanya sebesar itu?     

Ternyata menyuruh seorang pria untuk membeli baju wanita memang bukan pilihan yang tepat. Lalu ia mengambil satu baju lagi….     

Su Wanwan sudah tidak tahan lagi, ia langsung melempar semua baju itu ke badan Huo Jingshen. Ia tidak bisa mengontrol tenaganya, "Ah..." dia langsung terjatuh dan duduk di sofa, ia merasa kesakitan sampai meneteskan air mata.     

"Untuk apa kamu begitu marah?" Huo Jingshen langsung melempar baju itu dan berjalan ke arahnya, "Kamu mau melawan musuh hanya dengan separuh tenaga?"     

"Separuh tenaga kepalamu!" Su Wanwan menatapnya, "Kamu sengaja melakukannya!"     

Huo Jingshen benar-benar merasa sedang difitnah, tapi ia hanya membalas dengan perkataan yang tenang, "Kalau tidak ingin pakai yang ini, pakai punyaku saja."     

"Kamu ini sengaja menginginkan aku mengenakan bajumu! Kamu…. Dasar kamu sakit jiwa ya!"     

Huo Jingshen melihat Su Wanwan yang begitu marah, tapi dia mengingat perkataan dokter saat di rumah sakit siang tadi. Dokter itu menceramahinya dan meminta istrinya untuk ke rumah sakit agar mendapat pemeriksaan lebih detail.     

Saat itu dia merasa Su Wanwan pasti tidak mau pergi. Wanita ini sangat berani dari perkataan atau perbuatannya. Terkadang seperti siluman kecil yang menggoda, tapi sebenarnya karakternya sangat konservatif, terutama untuk masalah tertentu…     

Hatinya sangat lembut, karena itu dia berkata untuk menghibur, "Baiklah, besok aku akan menyuruh Bibi Liu membawa baju, apa kamu mau?"     

Su Wanwan tidak menjawab, ia menunduk untuk melihat kakinya yang dibalut kain kasa, dan merasa dirinya sangat sial. Hanya dalam dua hari ini, dia mendapatkan luka yang parah dan perlakuan yang belum pernah ia alami hingga membuatnya trauma...     

Kamar itu akhirnya tenang, hingga tiba-tiba terdengar suara bel dari pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.