Menikahi Pria Misterius

Mendengarkan Perkataan Istri



Mendengarkan Perkataan Istri

0Huo Jingshen mengangkat telepon masuk dari Chu Xiuhuang, "Kamu kenapa keluar dari grup?"     
0

Huo Jingshen hanya menjawab, "Aku sudah menikah."     

"Jadi?" Tanya Chu Xiuhuang yang tidak mengerti. "Sialan, apa hubungan menikah dengan keluar dari grup?" Katanya dalam hati.     

"Kalian ganti nama grupnya menjadi empat teman saja." Huo Jingshen menutup telepon setelah berbicara dengan angkuh.     

Nama grup JY artinya adalah lima teman. Dalam grup wechat itu Nan Gongci masih bertanya.     

Nan Gongci: Tamat sudah, apa kakak marah kepada kita?     

Ming Jin: Lebih tepatnya dia marah kepadamu, masih beraninya kamu meremehkan kemampuannya, ckckck.     

Lu Chenyu: Hehe.     

Chu Xiuhuang: Aduh, dasar pemalu, aku berani jamin, dia pasti menonton sampai habis kaset yang barusan aku kirim.     

Ming Jin: Apa aku masih perlu beli lagi?     

Nan Gongci: Beli! Biar aku sekalian bantu, mau beli beberapa?     

Lu Chenyu: Kamu begitu menginginkannya ya?     

Nan Gongci: Waduh Chenyu, kali ini lebih baik jangan asal bicara.     

Lu Chenyu: …..     

  *     

  *     

  *     

Di ruang tamu keluarga Huo.     

Kakek Huo masuk ke ruang belajarnya, sementara nenek Huo sedang memanggil pelayan agar segera mengambil sebuah kotak dari kayu mahoni yang halus. Di dalamnya ada sebuah gelang giok.     

"Wanwan, ini adalah gelang giok turun temurun dari keluarga Huo, dulu Nenek meminta orang untuk membeli dua buah. Satu untuk menantu keduaku dan satunya sebenarnya ingin Nenek berikan kepada menantu pertama. Tetapi siapa yang menyangka orang tua Jingshen begitu cepat…."     

Nenek Huo menghela nafas sambil memegang tangan Su Wanwan, "Sekarang Nenek serahkan gelang giok ini kepadamu, kamu harus menyimpannya dengan baik, ingat ya?"     

Su Wanwan terkejut, "Nenek, ini terlalu berharga, aku takut nanti malah menghilangkannya."     

"Tidak akan, Nenek percaya denganmu." Jawab Nenek Huo dengan yakin.     

Su Wanwan hanya terdiam, dia bahkan tidak percaya dengan dirinya sendiri!     

Walaupun dia tidak mengetahui apapun tentang giok, tapi dari melihat warnanya Su Wanwan bisa menebak kualitasnya, sudah pasti barang ini sangat berharga dan harganya juga pasti sangat mahal, seharusnya mendekati jutaan yuan? Sangat sayang jika suatu hari gelang ini terbentur atau rusak.     

"Sebenarnya harganya tidak mahal, kalau memang hilang nanti Nenek akan buat satu lagi yang baru." Selesai berbicara, nenek Huo langsung berdiri dan membantu Su Wanwan untuk memakainya.     

Kulit Su Wanwan putih seperti salju dan pergelangan tangannya ramping, gelang giok itu seakan menambah sentuhan halus di tangan Su Wanwan, membuat kharismanya menjadi lebih lembut. Nenek Huo semakin senang melihatnya, wajahnya jadi tersenyum dan berbunga.     

Setelah terdiam cukup lama, nenek Huo berkata, "Kalian sudah memiliki surat nikah, maka kamu adalah cucu menantu yang aku akui. Untuk masalah pernikahan, kita ikuti perkataan kakek saja, mungkin ditunda sebentar dan untuk sementara mungkin akan menyusahkanmu…."     

"Nenek, tidak apa-apa, aku juga tidak ingin begitu cepat mengadakan pesta pernikahan." Su Wanwan menjawab dengan lembut, padahal di sisi lain ia sedang memikirkan cara untuk bercerai. Walau tentu ia takkan mengatakannya     

Jika benar-benar akan bercerai, maka satu-satunya orang yang paling membuat dia tidak tega adalah nenek Huo. Dari perkenalannya selama beberapa hari, nenek Huo sudah menganggapnya sebagai cucu dan begitu menyayanginya. Sangat berbeda dengan Su Xueqin yang belum pernah memberinya kasih sayang sebagai seorang ayah…     

"Baguslah kalau kamu bisa berpikir seperti itu, Nenek khawatir kamu akan merasa tidak senang." Nenek Huo tersenyum dengan senang, kemudian, dia menganti topik dan berkata, "Malam ini kamu tinggal di sini saja."     

"Ah?" Su Wanwan tertegun. "Tinggal di sini? Kalau begitu aku harus tidur sekamar dengan pria brengsek itu?"     

"Nenek sudah meminta Chu membawakan sarang walet, nanti Nenek akan meminta Yunxiu memasaknya, ini untuk kesehatanmu, kakimu sedang terluka begitu bagaimana bisa pulang. Kamu tinggal di rumah ini beberapa hari saja, toh Jingshen dulu juga tinggal di sini, kalau kamarnya dibersihkan pasti sangat rapi dan bersih."     

Kebetulan saat itu Huo Jingshen sudah kembali, dan nenek Huo berkata, "Jingshen, malam ini jangan pulang ya, Wanwan juga sudah setuju."     

Su Wanwan terkejut, sejak kapan dia mengatakan setuju?     

"Baik." Huo Jingshen menatap Su Wanwan lalu tersenyum nakal, "Aku akan menuruti perkataan istri."     

"Sialan!" Su Wanwan panik, "Nenek, aku masih belum membawa baju ganti dan lain-lain…"     

"Tidak apa-apa!" Nenek Huo langsung berkata, "Kamu pakai baju Jingshen saja, dia punya banyak baju."     

"Uhuk uhuk!" Su Wanwan langsung tersedak. "Nenek Huo ini apa sangat terbuka dan bebas?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.