Menikahi Pria Misterius

Menunda Pernikahan



Menunda Pernikahan

0"Kenapa wajahmu jadi merah?"     
0

Huo Jingshen menatapnya dengan dalam, sepasang garis mata yang sayu itu terlihat sangat dalam.     

Pagi ini, wanita kecil ini sangat marah, jadi ketika keluar juga tidak terlalu berhias dan hanya mengenakan kaos putih yang sederhana dengan celana pendek jeans. Saat ini Huo Jingshen bisa melihat dengan jelas bintik-bintik merah di lehernya.     

Huo Jingshen mengerutkan kening, dalam hati ia merasa bersalah lalu tatapannya berubah menjadi lembut, "Semua salahku, aku yang melakukannya terlalu kasar."     

Su Wanwan tidak membalas. Tapi dalam hatinya ia merasa agak nyaman. Siapa yang tahu akhirnya akan bagaimana.     

"Kedepannya aku akan memperlakukanmu lebih lembut lagi."     

"Sialan!" Su Wanwan memaki dalam hati.     

Ia begitu marah, lalu ia berkata, "Kalau kamu berani menyentuh aku lagi, aku akan minta bercerai denganmu!"     

Huo Jingshen sama sekali tidak marah ketika mendengarkan perkataannya itu.     

Ia hanya memeluk Su Wanwan sampai kembali ke mobil, lalu berkata dengan lembut, "Aku Huo Jingshen, jika sudah menikah maka tidak memiliki rencana untuk bercerai."     

Su Wanwan hanya terdiam, "...."     

  *     

  *     

  *     

Sudah setengah jam berlalu, Bentley tipe terbaru yang mereka kendarai melaju hingga ke rumah sakit Nangong.     

Huo Jingshen memeluk Su Wanwan turun dari mobil hingga naik ke atas lalu mengambil antrian, mereka menunggu dokter dan membersihkan lukanya.     

Setelah membungkus luka dengan baik, tiba-tiba dia berkata, "Aku ke atas dulu sebentar, tunggu aku di sini dan jangan pergi kemana-mana."     

Su Wanwan memberi tatapan yang tajam ke arahnya. Dia yang sekarang seperti ini masih bisa kemana? Apakah sudah tidak mau hidup lagi?     

Sambil menunggu pria itu, Su Wanwan berjalan terpincang-pincang ke lorong lalu mencari kursi untuk bermain handphone.     

Dengan tidak diduga, ada tamu yang tak diundang menyapanya.     

"Kakak ipar?"     

"Kakak ipar?"     

"Kakak ipar!"     

Seorang pria memanggilnya persis di depan matanya yang hitam, Su Wanwan mengangkat kepala dan melihat Nan Gongci sedang mengenakan pakaian putih dokter sedang berdiri di depannya.     

Sepasang mata yang indahnya itu berbinar menatapnya, ia bertanya dengan suaranya yang tenang, "Yoh, kenapa ini? Kenapa kakimu bisa terluka?"     

"Iya." Su Wanwan malas menghiraukannya. Ia menjawab, tapi terus bermain dengan handphonenya.     

"Ckckck, kenapa bisa sampai begitu? Kakak memang benar-benar, sama sekali tidak bisa menghargai wanita…."     

Orang lain tidak bisa melihatnya, tetapi sebagai seorang dokter, Nan Gongci sangat ahli untuk melihat detail.     

Dari jauh Nan Gongci sudah melihat cara berjalan Su Wanwan yang aneh. Setelah melihat lebih dekat, ternyata benar-benar ada merah-merah di lehernya, "Sepertinya pria tua itu akhirnya pulang kemudian menggunakan berbagai posisi sampai membuat kaki Su Wanwan terluka."     

Nan Gongci mengambil handphone lalu dengan cepat memotret sepasang kakinya itu.     

Su Wanwan terkejut sampai mengangkat kepala lalu bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"     

"Tidak ada apa-apa, hehehe." Senyuman Nan Gongci terdengar sangat nakal, membuat Su Wanwan merinding, ia merasa orang ini walau sedang mengenakan pakaian dokter, ia tetap tidak seperti orang baik, apa mungkin ini adalah kegilaan atau obsesi dengan kaki?     

Secara tidak sadar, Su Wanwan menarik kakinya dan melihat tatapan Nan Gongci yang terlihat lebih nakal lagi.     

"Dimana kakak?" Dia bertanya.     

Su Wanwan yang menjawab pertanyaan dengan pertanyaan dan raut wajah yang waspada, "Kenapa?"     

Nan Gongci tiba-tiba tersenyum, seperti ada yang dia sembunyikan, "Tidak perlu mengatakannya lagi, aku sudah tahu, aku akan pergi ke atas mencarinya." Lalu Nan Gongci dengan cepat pergi meninggalkan Su Wanwan.     

Su Wanwan tampak bingung. "Ini dokter apa-apaan…. Sama sekali tidak tenang!"     

  *     

  *     

  *     

Nan Gongci memasuki lift dan langsung menekan tombol untuk turun ke dokter kandungan. Ternyata baru keluar dari lift ia sudah bertemu dengan Huo Jingshen yang barusan keluar dari salah satu kantor."     

"Kakak, kebetulan sekali, aku barusan datang untuk memeriksa pasien." Nan Gongci membuat alasan sendiri.     

"Dokter spesialis jantung datang memeriksa ke ruang pasien kandungan?" Huo Jingshen acuh tak acuh langsung masuk ke dalam lift.     

"Kakak selamat jalan, kakak hati-hati ya!" Nan Gongci tertawa sambil melambaikan tangan, setelah melihat pintu lift tertutup dia langsung masuk ke ruangan itu.     

"Hi bidadari cantik, cepat kasih tahu aku, apa yang ditanyakan oleh tuan yang barusan itu?"     

Dokter wanita itu melihat raut wajah wakil direktur rumah sakit yang sangat ingin bergosip, "Eh…."      

"Sebagai wakil direktur rumah sakit dia begitu suka gosip, apa baik jika begitu?"     

  *     

  *     

  *     

Di vila keluarga Huo.     

Pintu kamar belajar lantai satu terbuka, kakek Huo yang sedang memegang tongkatnya berjalan keluar dan diikuti Xing Guozhi dan Huo Qinyu di belakangnya.     

Xing Yuyun dan Xing Sijing yang duduk di sofa ruang tamu langsung berdiri dan menyapa, "Kakek."     

Kakek Huo menyaut dan berkata, "Masalah penundaan pernikahan, nanti aku akan mengatakannya kepada Jingshen."     

"Apa maksud dari perkataanmu ini?" Tanya nenek Huo.     

"Sebelumnya aku sudah mengungkit masalah ini dan Jingshen juga setuju. Lalu bertepatan dua keluarga Su dan Xing akan melakukan pernikahan, jadi jika pernikahan ini dibagi untuk kakak beradik akan lebih baik."     

Nenek Huo hanya terdiam, "..."     

Nenek Huo mengerutkan keningnya, kemudian melihat ke arah Huo Qinyu, "Bukannya sebelum ini hanya mengatakan tunangan dulu? Kenapa begitu terburu-buru untuk menikah?"     

Dia sedang membuat rencana untuk pesta pernikahan Jingshen dulu, karena tanggal yang bagus sudah dipilih.     

Huo Qinyu tersenyum ringan, "Ibu, sebenarnya aku juga tidak ingin mengatakannya kepada orang luar, karena sekarang bulan masih tidak terlalu cukup."     

"Apa maksudmu?"     

"Ayah dan Ibu akan segera punya cicit!"     

Nenek Huo tentu sangat senang mendengar berita ini, tetapi dengan sangat cepat dia curiga, "Bukannya Su Yanyan itu baru berumur 18 tahun?"     

Xing Yuyun tidak menjawab.     

Huo Qinyu menghela nafas, "Tidak ada cara lagi, sekarang Yanyan juga sudah hamil, mereka sudah pasti harus mempertahankannya. Keluarga Xing juga tidak mungkin tidak bisa merawat anak ini, apalagi Yuyun sekarang juga sudah berumur 25 tahun. Mereka berdua saling menyukai lalu kami, dua keluarga sudah berdiskusi dan memutuskan untuk mengadakan pernikahan…."     

Pada saat itu juga terdengar suara seorang pelayan. "Tuan dan Nyonya datang."     

Nenek Huo langsung berdiri dan berkata, "Wanwan sudah datang ya."     

Raut wajah Xing Sijing yang duduk di samping langsung berubah. "Kenapa wanita sialan ini juga ikut datang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.