Menikahi Pria Misterius

Nyonya Huo Ingin Bercerai



Nyonya Huo Ingin Bercerai

0Keesokan harinya.     
0

Ketika Su Wanwan membuka mata, langit begitu cerah.     

"Shiii!" Ia sedikit merintih.     

Su Wanwan merasa kesakitan ketika menggerakkan tubuhnya sedikit saja. Seperti ada planet venus di sudut matanya, badannya seperti akan runtuh….     

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, lalu seorang lelaki yang tak lain adalah pelaku dari ini semua berjalan masuk.     

Huo Jingshen baru selesai mandi, dia mengenakan kemeja putih yang halus dan celana hitam panjang, ia terlihat sangat segar dan tampan.     

Sedangkan Su Wanwan hanya berbaring di ranjang seperti seorang pasien yang sedang mengidap penyakit parah, ia menatap pria itu dengan penuh kebencian.     

Huo Jingshen melihat istri kecilnya yang membungkus diri seperti bakcang lalu bertanya, "Kamu kenapa?"     

"Masih beraninya dia bertanya dengan suara yang begitu lembut dan penuh perhatian.     

Benar-benar sangat tidak tahu malu sekali!"     

Huo Jingshen berjalan mendekat lalu mengulurkan tangan, belum juga menyentuh wajah Su Wanwan, tapi Su Wanwan sudah menepis tangannya.     

Karena terlalu kuat menepis, Su Wanwan memegang tangannya dan mengendus pelan, sudut matanya hampir mengeluarkan air mata karena kesakitan.     

"Apakah separah itu?" Tanya Huo Jingshen sambil mengerutkan keningnya.     

"Kamu bisa tidak separah itukan!" Su Wanwan mulai berteriak, "Semua salahmu!"     

".... aku tahu."     

"Kamu tahu, tapi masih memperlakukan aku seperti itu! Apakah kamu ini masih manusia?!"     

"Maaf."     

"Apakah satu kata maaf masih ada gunanya?!"     

Semakin Su Wanwan berbicara, ia semakin tidak bisa menahan keinginannya untuk menangis.     

Selama hidup 20 tahun, dia belum pernah merasa begitu disakiti seperti ini!     

Huo Jingshen menatapnya, raut wajahnya agak berubah. Setelah terdiam cukup lama, ia membuka mulutnya, "Maaf, aku tidak tahu ini adalah kali pertama bagimu."     

Su Wanwan kembali berteriak, "Tutup mulutmu!"     

Huo Jingshen hanya terdiam, "...."     

"Apa dia begitu malu?"     

Huo Jingshen hanya melihat wajah kecil Su Wanwan, wajah yang sebentar merah, lalu berubah pucat. Hingga akhirnya mulut Su Wanwan mencibir dan mulai menangis.     

Huo Jingshen terdiam lagi.     

Kali ini Su Wanwan benar-benar menyesal.     

"Merasakan penderitaan apa? Ingin balas dendam apa? Menikah untuk apa? Menikah dengan orang seperti apa?" Pertanyaan itu terus berputar di kepala Su Wanwan.     

Dia merasa dirinya benar-benar seperti orang yang sangat bodoh dan sial! Hanya karena ingin membalaskan dendam untuk orang-orang yang begitu bodoh, ia menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal.     

Dia memang sudah mengetahui siapa orang itu, bagaimana wajahnya, tapi ia tidak mengetahui hatinya! Sekarang, setelah menjadi seorang istri ia merasa masih tetap kalah! Dia merasa kehidupan pernikahaan ini suram, masa depan yang juga tidak bisa ditebak, dan yang dia pikirkan hanyalah ingin bercerai….     

Huo Jingshen mengambil selembar tisu, dia ingin membantu Su Wanwan menghapus air matanya. Tapi tangan yang ingin membantu itu kembali ditepis.     

"Pergi! Kamu tidak perlu berpura-pura baik di sini."     

Huo Jingshen hanya ingin menghibur, "Iya, ini memang semua salahku." Dia mengaku, dirinya memang sedikit… kasar kemarin malam.     

  *     

  *     

Huo Jingshen turun ke lantai bawah sendirian.     

Karena beberapa hari ini ada seorang anak kecil di rumah, dia meminta Bibi Liu untuk menyiapkan sarapan dua jam lebih awal.     

Fu Ziyang melihat ke arah belakang Huo Jingshen lalu bertanya dengan suara kekanak-kanakannya, "Paman Huo, dimana Tante kecil?     

"Kita makan dulu saja." Jawab Huo Jingshen.     

"Apakah Tante kecil masih bermalas-malasan di ranjang?" Fu Ziyang menatap dengan matanya yang besar itu, "Apakah kemarin malam dia terlalu lelah?"     

"Iya." Huo Jingshen mengambil gelas kopinya, ekspresi yang tidak berubah, "Biarkan saja dia istirahat."     

Bibi Liu di samping terbatuk.     

  **     

Akibat terlalu kuat mengusir Huo Jingshen keluar, dengan tidak disadari ia melukai dirinya sendiri, Su Wanwan merasa seperti orang cacat ketika berjalan. Dia terpincang-pincang berjalan ke dalam kamar mandi, setelah berendam air panas, ia baru merasa lebih nyaman. Kemudian ia kembali ke kamar.     

Ketika melihat bayangan dirinya di cermin, dia hanya melihat seorang wanita yang menangis sampai matanya bengkak. Kemudian ia kembali teringat dengan semua perkataan Huo Jingshen dan hampir menangis lagi.     

Sejak kemarin ia tak berhenti mengalirkan air mata, bahkan air mata ini lebih banyak daripada air mata yang ia keluarkan dalam 10 tahun terakhir!     

Tiba-tiba handphonenya berdering, Su Wanwan bersusah-payah mengambil handphone itu, "Halo."     

"Bagaimana, Wanwan sayangku, bagaimana kondisimu setelah perang tadi malam? Hahaha…." Mo Weiyi tertawa terbahak-bahak.     

"...." Su Wanwan hanya mendengus, sama sekali tidak ingin mengatakan apa-apa.     

"Kenapa tidak mengatakan apapun? Apa tidak lancar? Atau direktur Huo-mu ini sama sekali tidak menyukai hadiah dariku? Tidak mungkin, aku khusus memilih warna pink, dan itu adalah model yang paling baru."     

Su Wanwan benar-benar bingung, lalu teringat dengan baju tidur tadi malam. "Baju tidur itu pemberianmu?"     

"Iya, bukannya pria seperti itu suka dengan warna pink? Xiaobai-ku sangat suka ketika aku memakai baju warna pink, jangan bilang kalau direktur Huo-mu itu tidak menyukainya, atau…. Dia suka yang warna hitam? Atau warna putih?"     

Su Wanwan hanya terdiam, "...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.