Menikahi Pria Misterius

Hadiah Yang Misterius



Hadiah Yang Misterius

0Sampai di lantai atas Su Wanwan langsung menerima telepon dari Mo Weyi, ia bertanya apakah Huo Jingshen sudah pulang ke China atau belum.     
0

Su Wanwan hanya menjawab singkat, "Sudah pulang."     

"Yang benar? Kalau begitu jangan lupa membuka hadiah misterius yang aku berikan untuk pernikahanmu ya, ingat kamu harus membukanya."     

Mo Weyi dengan senang dan bersemangat langsung mengakhiri panggilan.     

Su Wanwan kemudian membuka lemari dan mengambil kantong hadiah itu, di dalamnya ada sebuah kotak lagi.     

"Apakah isinya boneka?"     

Su Wanwan mengeluarkan kotak itu, ketika akan membukanya, ia mendengar langkah kaki pria dari luar. Su Wanwan langsung merasa panik, lalu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi.     

Huo Jingshen yang baru masuk ke dalam kamar mendengar suara air menyala dari kamar mandi dengan pintu yang tertutup rapat.     

  *     

  *     

  *     

Su Wanwan membersihkan wajah, mengenakan masker, lalu berendam kemudian baru mandi.     

Ia sengaja mandi dengan sangat pelan untuk mengulur waktu sampai seseorang mengetuk pintu.     

"Apa kamu sudah selesai mandi?" Suara Huo Jingshen terdengar dari luar.     

Mungkin karena baru saja melihat isi kotak itu, Su Wanwan merasa seperti gadis berkerudung merah yang sedang membukakan pintu untuk serigala besar!     

Ia hanya menutup mata lalu menggertakkan giginya, akhirnya Su Wanwan berkata, "Sudah."     

Toh mereka sudah menikah, mereka berdua adalah suami istri, jadi cepat atau lambat akan melakukan hal ini!     

Su Wanwan ingat satu perkataan yang benar-benar bagus; "Ketika kamu akan bercumbu dan tidak bisa menolaknya, ya cobalah ... untuk menikmatinya!"     

Setelah serangkaian persiapan mental ditambah dengan penghiburan diri sendiri, Su Wanwan akhirnya membuat keputusan dengan tegas. Ketika dia bersiap untuk keluar 'dengan keberanian', lalu ia menyadari…. Dia tidak membawa baju tidurnya!     

Dalam kebingungan, kembali terdengar suara ketukan pintu dari luar. Kali ini bukan hanya dua kali, tapi berkali-kali seakan sedang terburu-buru.     

Sangat jelas dari ketukannya, orang itu sudah sangat tidak sabaran.     

Su Wanwan sangat marah, lalu berkata, "Aku lupa membawa baju tidurku, bisa tolong ambilkan baju tidurku di dalam lemari pakaian?"     

Suara dari luar akhirnya berhenti, kemudian terdengar suara yang dalam dari seorang pria, "Baiklah."     

Su Wanwan berdiri di belakang pintu, menunggu ketukan pintu untuk segera membuka dengan celah yang kecil lalu mengulurkan tangan dan mengambil barang yang ia minta. Setelah itu dia langsung menarik tangannya dan dengan cepat menutup kembali pintunya.     

"Sempurna!"     

Tapi yang terjadi, ketika dia melihat 'baju tidur'nya yang dia pegang malah… sudut mulut Su Wanwan tidak tahan mencibir dan seolah sekujur tubuhnya seperti akan meledak. "Sialan!"     

Ia menyuruh pria itu untuk mengambilkan baju tidur, tetapi malah … apa-apaan ini? "Dasar pria yang tidak tahu malu! Pria itu menganggap dia apa?"     

Su Wanwan sudah tidak tahan lagi, ia langsung mengambil barang itu dan melemparkannya ke dalam tong sampah, lalu menarik pintu dan berjalan keluar dengan murka.     

"Huo Jingshen! Dasar kamu bajingan!"     

Ia masih berdiri di depan Huo Jingshen lalu membalikkan badan, kemudian tanpa disadari tiba-tiba Huo Jingshen sudah memeluknya.      

Huo Jingshen menundukkan kepala dan menatap istri kecilnya, "Kenapa masih belum mengganti baju tidurmu?"     

"Ganti apanya!"     

"Kamu malu ya?" Huo Jingshen mengangkat alis matanya yang tebal, "Padahal kamu sendiri yang beli, kenapa tidak mau memakainya?"     

"Siapa yang bilang aku yang membelinya?" Su Wanwan sangat marah sampai ingin meledak, "Jelas-jelas kamu… kamu yang…."     

"Aku kenapa?" Huo Jingshen bertanya sambil memeluknya yang sedang berjalan keluar.     

Tatapan yang semakin lama semakin dekat membuat Su Wanwan sangat tegang dan panik, dia langsung mengepalkan tangannya lalu dengan panik berteriak, "Aku tidak ingin hamil!"     

"Tidak ingin hamil?" Huo Jingshen mengerutkan kening, ia mengerti.      

Akhirnya Huo Jingshen mengulurkan tangan untuk menarik laci di ujung ranjang, dan menunjukkan sesuatu kepada Su Wanwan.     

Su Wanwan terkejut sampai sepasang matanya terbelalak. "Sialan! Apa-apaan ini?"     

Bukannya dia tadi sudah membuang kotak itu ke tong sampah? "Kenapa masih ada?"     

"Supaya kita bisa semakin serasi, aku sudah melakukan persiapan yang sangat lengkap." Huo Jingshen tersenyum nakal.     

Su Wanwan hanya terdiam, "...."     

"Kesamaan kepalamu! Ah, tolong aku ...!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.