Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Kau Jangan Kabur



Kau Jangan Kabur

0Benar-benar membuatnya kesal!     
0

"Anak ini, lihat saja nanti, aku memarahinya!"     

Wen Yan berbalik dan akan berjalan menuju ruang ganti.     

"Jangan…" Ye Xian meraih tangan Nyonya Bo, "Sebenarnya aku juga telah berbuat salah, aku menggigitnya."     

"Hah? Tangan Tingshen sebelumnya ada bekas gigitan, itu darimu?"     

"Iya! Bibi kalau mau menyalahkan aku, tidak apa-apa."     

"Untuk apa Bibi menyalahkanmu? Lain kali kalau Tingshen menyiksamu lagi, kamu harus membalasnya, kamu begitu lemah, kalau terluka bagaimana? Lalu dengan postur tubuhnya, Bibi benar-benar sangat khawatir dia akan melukaimu."     

Walaupun Wen Yan mengatakan seperti itu, dalam hati masih merasa sedih, waktu itu melihat bekas gigi di tangan putranya, dia mengira itu adalah bekas gigitan dari seorang wanita, dan diam-diam dia merasa sangat senang, tidak menyangka itu adalah gigitan dari Ye Xian.     

Keinginan memiliki menantu sudah hilang lagi.     

Ye Xian, "Direktur masih mengingat masalah itu, mungkin dia dendam, jadi sekarang dia ingin mempersulitku, Bibi harus membantuku."     

"Pasti, aku akan memarahinya sekarang!"     

"Tidak baik, menghadapi Direktur harus menggunakan kelembutan, tidak boleh dipaksa."     

Wen Yan bingung.     

Ye Xian mengangkat satu jari, "Aku punya ide bagus."     

Sepuluh menit kemudian, Ye Xian dan Wen Yan kembali bersama ke ruangan.     

Di dalam ruangan yang kosong, hanya tersisa Bo Tingshen yang sedang duduk di atas sofa dengan menyilangkan kaki panjangnya, dan matanya menatap tajam ke arah mereka.     

Ye Xian merasakan perasaan dihakimi karena tatapan Bo Tingshen, seolah-olah dia telah melihat semuanya.     

"Apakah kalian sudah bernegosiasi?"     

Ye Xian, "...." memang benar.     

"Aduh, kepalaku rasanya sakit, Tingshen, sakit, sakit sekali kepalaku. Kamu bawa aku pulang saja, suruh dokter Zhao datang untuk memeriksaku."     

Wen Yan tiba-tiba menekan pelipisnya, mengerutkan kening dan berjalan menuju Bo Tingshen.     

Ye Xian melihat akting Wen Yan yang kikuk, "...." Bibi, apakah cukup meyakinkan jika kemampuan aktingmu seperti ini?     

Bo Tingshen, "Bukankah tadi ibu sangat bersemangat saat menonton Ye Xian?"     

"Aku juga tidak tahu, mungkin teriakan para fans yang terlalu nyaring membuat ibu terkejut. Kamu juga tahu kan kalau ibu ada trauma setelah terjatuh ke air itu, dokter mengatakan ibu perlu ketenangan, tidak boleh pergi ke tempat yang terlalu berisik."     

"Tetapi suara teriakan ibu jauh lebih nyaring daripada mereka."     

Wen Yan bergumam dalam hati, biasanya putranya sangat pendiam, sangat jarang berbicara. Hari ini mengapa dia begitu cerewet dan ketus?     

"Bibi Bo, apakah Bibi baik-baik saja?"     

Ye Xian menatapnya dengan kekhawatiran.     

Wen Yan menjawab, "Aku tidak baik-baik saja, kepalaku sakit, seperti mau pecah."     

"Oh? Ini masalah yang serius, Anda harus cepat membawanya ke dokter, Direktur!"     

"Iya, benar."     

Mereka berdua yang saling berbicara seperti sedang berakting dengan naskah, lalu mereka berdua menatap Bo Tingshen.     

"Direktur, cepat bawa Bibi pergi, jangan sampai terlambat, harus secepatnya ditangani!"     

"Apa kau ada urusan?"     

Bo Tingshen melihat alis mata Ye Xian yang panik, seolah setengah menit juga tidak ingin bersamanya lagi, tatapannya berubah menjadi suram.     

Ye Xian, "S-saya, saya, tidak, tidak ada."     

"Kalau begitu pergi ke rumah sakit bersamaku."     

"Ah! Saya tiba-tiba ingat ada yang harus saya lakukan, saya harus pulang ke rumah untuk makan malam bersama keluarga!"     

Ye Xian berbalik dan melarikan diri, tetapi Bo Tingshen meraih pergelangan tangannya dan menariknya ke depan dengan kuat.     

Tubuh Ye Xian bergerak maju dan hampir saja jatuh ke dalam pelukannya, Ye Xian langsung menahan tangannya di dadanya, "Direktur…."     

"Kau jangan kabur."     

Sepasang mata Bo Tingshen yang tajam menatapnya.     

Ye Xian tidak menjawab.     

Wen Yan memperhatikan putranya memegang erat pergelangan tangan Ye Xian, sampai pergelangan tangan Ye Xian sedikit memerah.     

Jika dia tidak melihatnya dengan matanya sendiri, dia akan sulit percaya. Tingshen sebenarnya memiliki sisi yang kuat dan mendominasi, menindas yang lemah, yang benar-benar berbeda dari biasanya!     

Bukankah ini berarti dia sedang menggunakan jabatannya untuk menyiksa bawahan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.